Pola Strategi Komunikasi Keterampilan Sosial

Tidak hanya dalam kegiatan klasikal, pada saat belajar Bunda juga selalu ikut melakukan apa yang dilakukan oleh anak. Misalnya pada saat praktek belajar shalat, Bunda juga turut melakukan gerakan shalat seperti yang dilakukan anak. Hal ini selain untuk memberikan contoh pada anak juga untuk membuat anak menjadi lebih bersemangat. Bunda juga dapat menjadikan cara ini sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan anak. Cara berkomunikasi yang digunakan pada setiap anak berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan kepribadian anak. Bila guru telah memahami dengan baik kepribadian anak, maka guru dapat menentukan cara berkomunikasi yang tepat untuk menciptakan komunikasi yang efektif dengan anak. Pada umumnya, jika anak telah merasa dekat dengan seseorang terutama dengan gurunya disekolah, maka anak akan mudah mematuhi segala nasehat yang diberikan oleh gurunya tersebut.

IV.2.2 Pola Strategi Komunikasi

Pola strategi komunikasi yang digunakan oleh guru di TK Sabila Amanda agar tercipta proses komunikasi yang efektif adalah bermacam-macam pola. Guru mengkombinasikan antara satu jenis pola dengan jenis yang lainnya. Dalam kegiatan belajar, guru menggunakan pola komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Guru memberikan materi pelajaran melalui metode cerita atau dongeng, saat guru membacakan cerita anak diperbolehkan untuk bertanya. Sifat anak usia dini yang selalu ingin tahu, membuat banyak pertanyaan yang muncul. Anak usia dini memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap sesuatu hal yang baru bagi mereka. Maka dari itu, seorang guru harus mampu memenuhi kebutuhan ingin tahu ini dengan memberikan kesempatan anak untuk bertanya. Selain itu guru juga menggunakan pola komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Pola komunikasi ini diterapkan dengan cara memberikan tugas kelompok kepada anak. Tugas kelompok selain dapat menciptakan kekompakkan diantara anak juga Universitas Sumatera Utara dapat memberikan kesempatan pada anak untuk saling berbagi terutama dalam hal pelajaran. Anak yang pintar berhitung dapat mengajari anak yang kurang pintar berhitung. Guru selalu memberikan pengertian kepada anak agar mereka mau membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar. Sehingga interaksi terjalin tidak hanya pada saat bermain tetapi juga saat belajar.

IV.2.3 Keterampilan Sosial

Anak-anak di TK Sabila Amanda dapat dikatakan telah mampu memiliki keterampilan sosial. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang dilakukan oleh peneliti saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan juga saat anak bermain pada jam istirahat. Selain itu hasil wawancara dengan ketujuh guru di TK Sabila Amanda juga telah dapat memberikan keterangan kepada peneliti bahwa guru-guru di TK tersebut selalu berupaya menerapkan keterampilan sosial pada setiap anak didiknya. TK Sabila Amanda memiliki slogan “Hormatilah Gurumu dan Sayangilah Temanmu”. Slogan ini dipasang di dinding halaman sekolah. Kata-kata dalam slogan tersebut yang dibentuk guru kepada seluruh anak didiknya. Ketika ada anak yang menangis karena ditinggal pulang oleh ibunya. Teman sebangku si anak membujuk temannya tersebut dengan mengelus-elus punggung temannya agar temannya itu merasa terhibur. Tindakan anak mengelus-elus punggung temannya yang sedang menangis, menunjukkan bahwa anak telah mampu memiliki keterampilan sosial berupa rasa empati terhadap sesamanya. Dapat dikatakan bahwa anak telah memiliki rasa sayang terhadap teman-temannya melalui usaha yang dilakukannya untuk menghibur temannya. Saat bermain ada seorang anak yang memukul kepala temannya. Namun setelah itu dia mengelus-elus kepala temannya dan kemudian memeluknya. Hal ini membuktikan bahwa Universitas Sumatera Utara anak telah memiliki kemampuan kenal emosi dalam dirinya. Anak telah mampu mengendalikan emosinya. Dia cepat menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu salah dan langsung meminta maaf kepada temannya dengan cara mengelus kepalanya dan memeluknya. Anak juga telah memiliki kemampuan berbagi. Pada saat jam istirahat, anak saling bertukar bekal makanan yang mereka bawa dari rumah. Jika ada anak yang tidak membawa bekal, maka anak akan membagi makanannya kepada temannya tersebut. Ketika anak membeli makanan dia juga akan menawari makanan itu kepada temannya. Bahkan terkadang anak juga menyuapi makanan tersebut ke mulut temannya. Kerja sama juga telah tertanam dalam diri anak. Hal ini dapat dilihat saat anak mengerjakan tugas mewarnai. Beberapa anak perempuan dan anak laki-laki bersama-sama mewarnai, mereka juga berdiskusi tentang warna yang akan digunakan. Bahkan mereka juga saling meminjam pensil warna walaupun masing-masing mereka mempunyai pensil warna. Anak juga telah memiliki rasa kepedulian terhadap temannya. Saat jam pelajaran berlangsung, ada temannya yang keluar dari kelas, kemudian anak tersebut mengejar temannya dan menyuruhnya agar masuk kelas sambil memegang tangannya. Setiap pagi sebelum memulai pelajaran, Bunda akan menanyakan siapa yang tidak hadir dan anak mampu menyebutkan nama temannya yang tidak hadir. Ini berarti anak telah mampu mengenal teman sekelasnya. Bahkan mereka juga kenal dengan barang miliknya dan milik temannya. Contohnya saat Bunda membagikan buku PR, anak mampu mengenali buku miliknya dan buku milik temannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah memiliki kemampuan kenal diri. Ketika ada anak laki-laki yang berkelahi, Bunda berusaha melerai mereka dan meminta mereka untuk saling meminta maaf dan berbaikan saat itu juga. Jika mereka menolak, Bunda akan membujuk dan menasehati mereka, Bunda berusaha memberikan Universitas Sumatera Utara pengertian pada mereka. Melalui pengertian yang diberikan, anak mau berbaikan dan kemudian bermain bersama lagi. Dalam memberikan motivasi, guru di TK Sabila Amanda menggunakan kata-kata yang berifat membangkitkan semangat anak, seperti kata-kata pujian, nasehat bahkan tidak jarang mereka memacu anak yang malas dengan membandingkannya pada anak yang rajin. Kata-kata pujian tersebut contohnya seperti : “iya bagus anak oke”, “pintar sekali anak Bunda”, “anak Bunda hebat”, “ini baru anak Bunda” dan beberapa kata pujian lainnya. Hal ini dinilai ampuh untuk membuat anak merasa iri dan malu. Rasa iri dan malu ini diarahkan oleh para guru kearah yang positif yang pada akhirnya dapat membuat anak merasa terpacu dan timbul keinginan untuk bersaing dengan temannya yang lain. Terkadang Bunda juga menggunakan sedikit ancaman yang dapat membuat anak takut. Misalnya dengan ancaman, “Siapa yang tidak siap nulisnya tidak boleh istirahat”, “Siapa yang tidak mau baris nanti Bunda tidak sayang”, Kalau nakal-nakal nanti tidak ada kawannya”. Kemampuan bersaing ini penting untuk menciptakan pribadi anak yang giat dan semangat. Namun guru harus mampu mengarahkan kemampuan bersaing dalam diri anak kepada persaingan yang sehat dan dalam hal yang bersifat positif, contohnya dalam hal belajar. Mengingat bahwa anak usia dini masih bersifat labil, sehingga harus sering diberi motivasi. Kata-kata lembut yang penuh kasih sayang mampu membuat anak menjadi lebih bersemangat. Para Bunda di TK Sabila Amanda selalu mengajarkan kepada anak didiknya untuk saling tolong dengan temannya. Bunda selalu memberi pengertian kepada mereka, agar mereka memiliki rasa kepekaan sosial saat melihat temannya yang sedang kesusahan. Saat belajar jika ada teman yang tidak membawa pensil, maka Bunda akan meminta mereka untuk meminjamkan pensilnya kepada teman yang tidak membawa pensil. Dengan sedikit pengertian dan bujukan, anak akan langsung mengerti dan bersedia meminjamkan pensilnya. Universitas Sumatera Utara Bunda juga selalu mengingatkan kepada anak agar sifat suka menolong ini dibawa sampai dilingkungan rumah jadi tidak hanya saat anak berada disekolah saja. Kepada siapa pun yang membutuhkan pertolongan, anak memiliki kepekaan untuk menolong.

IV.2.4 Teori Interaksionisme Simbolis