sebagai salah satu penyebab dari gangguan disforik pra-menstruasi. Selain itu, tingkat androgen, hormon adrenal, dan prolaktin telah dihipotesiskan menjadi penting juga
sebagai penyebab dari gangguan ini. Akhirnya, peningkatan prostaglandin yang dikeluarkan oleh otot uterine telah terlibat dalam pengurangan rasa sakit pada
pengobatan dengan OAINS, sehingga satu studi menyatakan bahwa prostaglandin juga merupakan penyebab potensial terhadap GDPM, tetapi ini masih dalam pertentangan.
2.1.5. Menstruasi
25
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputu psikologis, pancaindera, korteks serebri, hipofisis ovarial aksis, dan endorgan uterus-endometrium, dan alat
seks sekunder.
11
Menarke adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun.Rangsangan pancaindera diblok pubertas inhibitor nucleus amigdale melalui
stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari pubertas prekoks. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen
rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus endometrium lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia 10-11
tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai “ovulasi” untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder.
11
Dalam ovarium terjadi tumbuh kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat peningkatan “estrogen” untuk merangsang nucleus supraoptikal
praoptikus, mengeluarkan luteinizing hormone surge tinggi, yang berperan untuk ovulasi. Menstruasi yang disertai ovulasi, terjadi selang beberapa bulan sampai dua
Universitas Sumatera Utara
atau tiga tahun setelah menarke, yaitu sekitar usia 17-18 tahun. Pubertas prekoksius terjadi bila menarke terjadi di bawah usia 10 tahun.
2.1.6. Siklus Menstruasi
11
Siklusmenstruasi merupakan
hasillangsung dari siklus ovarium.
Setiapsiklusovariumdimulai denganpengembangankelompok ataufolikel yang salah satunya
menjadidominan.Folikelterdiridarioositdikelilingi olehsel granulosa, yangdikelilingioleh sel-selteka. Perkembangan folikeldimulaioleh pelepasan hipotalamus
GnRH . GnRH merangsang pelepasan gonadotropin hipofisis, luteinizing hormon LH, dan follicle-stimulating hormone FSH. Pada gilirannya, LH merangsang sel-sel
ovarium teka untuk mensintesis dan mensekresi androgen; FSH menginduksi perkembangan sel granulosa, termasuk enzim aromatase, yang mengubah androgen
menjadi estrogen yang diproduksi thecall. Sekresi LH dan FSH pada fase folikuler akan diatur terutama oleh umpan balik estradiol pada tingkat hipofisis. Konsentrasi estradiol
meningkat menekan FSH, sehingga membatasi jumlah folikel yang berovulasi menjadi oosit matang.
Ketika konsentrasi estradiol meningkat untuk melebihi ambang batas kritis , yang merupakan satu pola folikel dewasa sepenuhnya dihasilkan, sebuah lonjakan LH dan
ovulasi dipicu rilis dari sel telur dari kantung folikel terjadi kemudian sekitar 36 jam kemudian. Setelah itu, sel granulosa berubah menjadi sekresi progesteron sel luteal
dan folikel ovulasi, kemudian ini disebut sebagai korpus luteum, yang mengeluarkan progesteron. Jaringan target untuk steroid ovarium meliputi endometrium, dengan
urutan perkembangan yang diilustrasikan di sepanjang panel bawah, dan frekuensi generator hipotalamus GnRH, seperti kombinasi estrogen dan progesteron dikeluarkan
6,13
Universitas Sumatera Utara
selama fase luteal dari postovulatory atau siklus menstruasi. Penghambatan Gonadotropin Releasing Hormone GnRH ini diikuti oleh penurunan sekresi LH dan
FSH sehingga perkembangan folikel baru dicegah sampai korpus luteum mengalami regresi. Penurunan konsentrasi progesteron, meningkatkan GnRH, dan gonadotropin,
terutama peningkatan sekresi FSH. Fase-fase siklus menstruasi dapat disebut folikel dan luteal dalam referensi peristiwa ovarium atau proliferasi dan sekresi dalam referensi
ke acara endometrium. Secara umum diasumsikan bahwa siklus menstruasi yang teratur pada interval 25
sampai 40 hari siklus ovarium dan ovulasi, tetap, asumsi ini keliru. Sebuah fase luteal normal memiliki panjang lebih dari 11 hari dan konsentrasi sekresi progesteron
midluteal yang melebihi 10 ng mL 30 nmol L.
6
Aktivitas ovarium dapat diperkirakan dengan menentukan konsentrasi estradiol dan progesteron mingguan dari awal salah satu episode perdarahan haid berikutnya.
Aktivitas testis dapat diperkirakan dari satu atau dua penentuan acak testosteron. Penilaian ini mungkin tidak mendeteksi kompromi halus fungsi gonad yang dapat
mengganggu kesuburan, bagaimanapun, dan konsultasi lebih lanjut dengan spesialis yang tepat mungkin diperlukan. Siklus haid dapat diharapkan untuk menjadi lebih
teratur dengan usia lanjut ginekologi waktu sejak menstruasi pertama dan, dalam ketiadaan patologi, umumnya tetap teratur sampai 5 sampai 10 tahun sebelum
menopause. Selama tahun-tahun perimenopause, fungsi ovarium dicirikan oleh sekresi progesteron yang lebih tinggi estradiol dan rendah. Fungsi ovarium tidak menurun
secara bertahap menjadi tidak menentu melainkan dan tak terduga, dengan potensi untuk mengungkap otak dan soma fluktuasi yang besar pada konsentrasi hormon.
6
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Diagnosis