Upaya Hukum korban terhadap pelanggaran HAM di Myanmar

mengeluarkan Resolusi yang pada akhirnya diveto oleh China dan Rusia. Hal ini jelas menggambarkan bahwa PBB telah berusaha namun kandas oleh karena sistem veto yang dimiliki anggota tetap DK PBB. Hingga pada akhirnya DK PBB hanya mengeluarkan pernyataan yang tak mengikat kepada pemerintahan Junta Militer untuk segera membebaskan semua tahanan politik. Dengan ketidakberhasilan PBB menciptakan perdamaian dan penegakkan HAM di Myanmar hal ini dapat berimplikasi terhadap perdamaian dunia. Yakni semakin besarnya sikap skeptis masyarakat internasional terhadap eksistensi organisasi ini mengenai banyaknya kasus-kasus internasional yang tidak berhasil ditangani oleh PBB. Sikap ini tidak lain ditimbulkan akibat sikap masing-masing anggota DK PBB yang mempunyai hak veto dalam menyelesaikan permasalahan keamanan dan hak asasi manusia di dunia.

C. Upaya Hukum korban terhadap pelanggaran HAM di Myanmar

Perserangan bisa menyampaikan pengaduan mengenai pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia mereka kepada Perserikatan Bangsa-bangsa berdasarkan prosedur yang ditetapkan di dalam Protokol Pilihan Pertama Konvensi Internasional mengenai Hak-Hak Sipil dan Politik, Konvensi mengenai Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial dan Konvensi Menentang Penyiksaan. Disamping itu, ada prosedur lain yang berkaitan dengan ribuan surat dan laporan yang diterima setiap tahun, yang berada di luar mekanisme khusus yang dibentuk oleh perangkat-perangkat tadi. Prosedur ini, karena dia terutama Universitas Sumatera Utara diatur oleh resolusi 1503 XLVIII Dewan Ekonomi dan Sosial, secara luas dikenal dengan prosedur 1503 34 Prosedur pengaduan individu sepenuhnya opsional. Prosedur tersebut sebagian diatur oleh perjanjian terkaititu sendiri pasal 14 CERD, pasal 22 CAT, . surat-surat berisi pegaduan mengenai pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia dan yang ditangani berdasarkan prosedur 1503 disusun ringkasannya dan dikirimkan secara rahasia kepada 53 anggota Komisi mengenai Hak-hak Asasi Manusia dan Subkomisi mengenai Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan Minoritas yang terdiri dari 26 ahli yang dipilih oleh komisi. Salinan dari pengaduan tersebut juga dikirimkan ke Negara-negara yang disebutkan. Identitas pengadu tidak diungkapkan, kecuali diminta oleh yang bersangkutan. Jawaban dari Pemerintah disampaikan ke Misi dan Subkomisi. Jika komisi menemukan surat-surat pengaduan berisi “pola yang konsisten dari pelanggaran yang hebat terhadap hak-hak asasi manusia dan kebenarannya bisa dipercaya”, bisa menyampaikan keadaan tersebut kepada Komisi, yang kemudian bisa menetapkan untuk melaksanakan pengkajian yang seksama mengenai keadaan tadi atau menunjuk satu komite ad hoc untuk menyelidikinya. Prosedur 1503 bersifat rahasia dan dibahas di dalam pertemuan-pertemuan tertutup sampai adanya satu laporan, kalau memang ada, yang disampaikan oleh Komisi kepada Dewan Ekonomi dan Sosial. 34 Pengetahuan Dasar megenai PBB, UNIC, Op.cit hlm 204 Universitas Sumatera Utara pasal 77 MWC atau dengan protokol opsional terpisah CCPR serta yang paling juga CEDAW. Protokol tambahan lain sekarang ini sedang dipersiapkan untuk CESR. Meskipun ada penolakan awal dari bekas negara sosialis, Komite ini berhasil dengan baik mengembangkan prosedur ini menjadi prosedur quasi- judicial dengan model ECHR. Keputusan Komite tersebut, meskipun tidak mengikat secara hukum, disusun dan argumentasinya dibuat seperti putusan serta disampaikan kepada negara pihak dengan rekomendasi khusus. Prosedur pengaduan individu dirancang bagi para korban pelanggaran HAM khusus, pengaduan kolektif, dan actio popularis yang merupakan perangkat esensial bagi LSM, serta proses inkuiri dan mekanisme pencarian fakta lainnya. Mekanisme pencarian fakta ditetapkan untuk dilakukan oleh masing-masing badan pemantauan perjanjian itu sendiri atau oleh lembaga politik tertentu, seperti Komisi HAM PBB, Dewan Keamanan PBB, Dewan Permanen OSCE, atau Komite Para Menteri di Dewan Eropa. Semua Prosedur ini bertujuan menyelidiki pelanggaran HAM individu yang nyata atau situasi pelanggaran HAM yang berat dan sistematis yang nyata. Penyelidikan penyidikan ini mungkin menghasilkan laporan dari Pelapor Khusus atau Komisi yang terdiri dari para pakar, keputusan lembaga pemantauan perjanjian semi-yudisial, resolusi lembaga politik atau putusan pengadilan HAM 35 35 Manfred Nowak, Ibid . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN