Resolusi PBB dalam usaha perlindungan HAM dan pencegahan pelanggaran HAM

kemanusiaan crimes against humanity, kejahatan perang war crimes dan perang agresi crime of aggression. Pelaku kejahatan internasional dapat dibawa ke peradilan nasional maupun internasional. Hal ini sesuai asas yang dianut bagi kejahatan internasional yaitu asas universal. Adapun contoh peradilan internasional antara lain adalah International Military Tribunal yang dibentuk di Nurmberg dan Tokyo berdasarkan perjanjian internasional diantara negara-negara pemenang perang, International Criminal Tribunal for former Yugoslavia yang dibentuk berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB dan peradilan yang besifat permanen yaitu International Criminal Court ICC.

B. Resolusi PBB dalam usaha perlindungan HAM dan pencegahan pelanggaran HAM

PBB sebagai badan yang bertugas untuk penegakkan Hak Asasi Manusia didalam perjalanannya telah mengeluarkan berbagai resolusi demi usaha perlindungan HAM dan pencegahan pelanggaran HAM. Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia merupakan deklarasi yang diadopsi dari Resolusi Majelis Umum PBB ARES217, 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris, menggariskan pandangan organisasi ini pada jaminan hak asasi manusia bagi semua orang. Eleanor Roosevelt menyebutnya sebagai Magna Carta bagi seluruh umat manusia. Di dalam mukadimah Majelis Umum memproklamasikan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan Universitas Sumatera Utara dalam masyarakat dengan senantiasa mengingat Pernyataan ini, akan berusaha dengan jalan mengajar dan mendidik untuk menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannya secara universal dan efektif, baik oleh bangsa-bangsa dari Negara-Negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan hukum mereka. Pernyataan Umum tentang Hak Asasi Manusia terdiri dari 30 pasal diantaranya adalah sebagai berikut: Pasal 1 Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Pasal 2 Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Di samping itu, tidak diperbolehkan melakukan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah- wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain. Universitas Sumatera Utara Pasal 3 Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu. Pasal 4 Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan, perbudakan dan perdagangan budak dalam bentuk apapun mesti dilarang. Pasal 5 Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya. Pasal 9 Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang- wenang 19 Resolusi Majelis Umum 2200A XXI tertanggal 16 Desember 1966 menetapkan Kovenan Internasional Tentang Hak Sipil dan Politik CCPR. Mulai berlaku tanggal 23 . Deklarasi Universal HAM DUHAM merupakan dokumen HAM internasional yang paling dasar, tidak mengikat tapi sebagian merupakan hukum kebiasaan internasional, tercantum di dalam banyak konstitusi nasional dan dirujuk di dalam banyak perjanjian HAM internasional. DUHAM mencakup hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya. 19 http:id.wikisource.orgwikiPernyataan_Umum_tentang_Hak-Hak_Asasi_Manusia Universitas Sumatera Utara Maret 1976 diikuti 149 negara pihak. Isinya memuat hak-hak sipil dan politik yang esensial meliputi hak untuk menentukan nasib sendiri pasal 1, hak atas kesetaraan dan nondiskriminasi pasal 26, hak-hak yang dimiliki kelompok minoritas pasal 27 dan larangan propaganda perang dan provokasi terhadap diskriminasi, permusuhan atau kekerasan pasal 20. Protokol Opsional Kedua, bertujuan untuk penghapusan hukuman mati Konvensi internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial CERD oleh Resolusi Majelis Umum PBB 2106A XX 21 Desember 1965 isinya antara lain mengenai definisi diskriminasi ras berarti segala pembedaan, pengucilan, larangan atau prefernsi berdasarkan ras, warna kulit, keturunan atau asal bangsa dan etnis yang tujuan atau pengaruhnya adalah untuk meniadakan atau menghalangi pengakuan, dinimatinya, atau pelaksanaan HAM dan kebebasan dasar. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan CEDAW oleh Resolusi Majelis Umum 34180 dari 18 Desember 1979 dan mulai berlaku 3 September 1981 yang isinya memuat prinsip dasar penghapusan dan pelarangan segala diskriminasi terhadap perempuan pasal 2, ketentuan hak politik perempuan pasal 7-9,hak ekonomi dan sosial pasal 10-14, kesetaran di hadapan hukum dan hak-hak keluarga pasal 15-16, ketentuan khusus mengenai perdagangan perempuan pasal 6 dan hak perempuan di daerah pedesaan pasal 14. Universitas Sumatera Utara Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia CAT oleh Resolusi Majelis Umum PBB 3946 isinya antara lain memuat definisi penyiksaan pasal 1, kewajiban negara untuk memberikan pemulihan dan kompensasi pasal 12,131,14, Prinsip non-refoulment pasal 3, Hukuman terhadap pelaku semua tindakan penyiksaan harus ditindak berdasarkan hukum pidana domestik pasal 4, yurisdiksi universal pasal 5-8, prinsip ’aut dedere aut judicare’. Konvensi tentang Hak Anak CRC oleh Resolusi Majelis Umum 4425 memuat hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam area penyediaan contohnya standar hidup layak, perlindungan contohnya dari kekerasan atau eksploitasi dan partisipasi dalam keluarga, di sekolah, dalam masyarakat. Enam prinsip dasar yaitu kepantingan utama anak-anak harus menjadi pertimbangan utama dalam segala tindakan pasal 3, pelarangan diskriminasi pasal 2, hak anak untuk hidup dan berkembang ke tingkat maksimum pasal 6, hak untuk bertisipasi pasal 6.

C. Statuta Roma dalam menghukum pelanggar HAM berat