Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi

institusional dengan kepemilikan yang besar memiliki insentif untuk memonitor kinerja manajemen karena mereka memperoleh keuntungan yang besar dan memiliki voting power yang besar membuat mereka lebih mudah melakukan tindakan perbaikan. Bhojraj dan Sengupta 2003 meneliti pengaruh corporate governance pada peringkat dan yield obligasi. Dalam penelitian ini proksi dari corporate governance adalah kepemilikan institusi dan komisaris independen. Hasil yang diperoleh oleh Bhojraj dan Sengupta menunjukkan bahwa persentase kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan positif dengan peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: H 1 : Kepemilikan Institusi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi

2.4.2 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi

Kualitas laba yang dilaporkan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan saham manajerial. Tekanan dari pasar modal menyebabkan perusahaan dengan kepemilikan manajerial akan memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang dilaporkan, yang sebenarnya tidak mencerminkan keadaan ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan. Penelitian Fama Jensen 1983 dalam Boediono 2005 menemukan bahwa kepemilikan manajerial di perusahaan dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh jumlah modal saham perusahaan yang dikelola. Sedangkan Warfield et al. 1995 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007 menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan discretionary accruals sebagai ukuran dari manajemen laba dan berhubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan kandungan informasi dalam laba. Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan mengakibatkan pihak manajemen cenderung lebih fokus pada keuntungan jangka pendek perusahaan dengan melakukan praktik manajemen laba untuk memaksimalkan insentif mereka. Manajemen laba akan mengakibatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang akan menurun dan mengakibatkan penurunan peringkat terhadap obligasi yang diterbitkan. Ausbaugh et.al 2004 dalam Setyaningrum 2005 mengungkapkan bahwa adanya kepemilikan saham oleh manajerial bisa menjadi indikator untuk mengukur adanya kepentingan pribadi dari manajemen management self-interest , sehingga adanya kepemilikan saham oleh manajerial menyebabkan peringkat obligasi menjadi rendah karena buruknya kualitas laba perusahaan. Hermalin dan Weisbach 1991 dalam Setyapurnama dan Norpratiwi 2006 menguji pengaruh komposisi dewan komisaris dan insentif yang diterima terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen. Analisis statsitik yang digunakan adalah ordinary least squares OLS regression . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi presentase kepemilikan manajerial akan menurunkan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H 2 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi

2.4.3 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Peringkat Obligasi