Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah: H
2
: Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi
2.4.3 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Peringkat Obligasi
Dewan Komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan
Good Corporate Governance
. Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme untuk mengawasi dan mekanisme untuk
memberikan petunjuk serta arahan pada pengelola perusahaan FCGI. Menurut Kusumawati dan Riyanto 2005, hubungan antara jumlah
anggota dewan komisaris dengan nilai perusahaan didukung oleh perspektif fungsi
service
dan kontrol yang diberikan dewan komisaris. Fungsi
service
menyatakan bahwa dewan komisaris dapat memberikan konsultasi dan nasihat kepada manajemen dan direksi. Konsultasi dan nasihat yang diberikan merupakan
jasa yang berkualitas bagi manajemen yang tidak dapat diberikan oleh pasar. Penelitian Kusumawati dan Riyanto 2005 menemukan bahwa investor bersedia
memberikan premium lebih terhadap perusahaan karena
service
dan kontrol yang dilakukan oleh komisaris. Fungsi
service
dan kontrol dewan komisaris sebagai mekanisme
corporate governance
ini dapat dilihat sebagai suatu sinyal kepada para investor bahwa perusahaan telah dikelola sebagaimana mestinya Amalia,
2007.
Fungsi kontrol yang dilakukan oleh dewan komisaris diambil dari teori agensi. Dari perspektif teori agensi, dewan komisaris mewakili mekanisme
internal utama untuk mengontrol perilaku oportunistik manajemen sehingga dapat membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer Jensen,
1993 dalam Young
et al
., 2001. Dari kedua fungsi dewan tersebut, terlihat bahwa jumlah komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan Kusumawati dan
Riyanto, 2005.
Fama dan Jensen 1983 dalam Kusumawati dan Riyanto 2005 menyatakan bahawa semakin besar jumlah komisaris fungsi
service
dan kontrol akan semakin baik karena akan semakin banyak keahlian dalam memberikan
nasehat yang bernilai dalam strategi dan penyelenggaraan perusahaan. Namun dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007 dijelaskan bahwa dewan komisaris yang
ukurannya lebih besar biasanya kurang efektif dalam melakukan tindakan pengawasan daripada dewan yang ukurannya kecil. Ukuran dewan komisaris yang
besar dianggap kurang efektif dalam menjalankan fungsinya karena sulit dalam komunikasi, koordinasi, serta pembuatan keputusan. Hal tersebut disebabkan
karena kemampuan manusia dalam bernegosiasi dan berdiskusi adalah terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis ketiga dalam penlitian ini
adalah:
H
3
: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi
2.4.4 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Peringkat Obligasi