Ikan Perak Kutu Buku Penyiangan Wedding

19 didalam kayu dan rayap basah yang hidup didalam tanah, mereka hidup berkelompok dalam koloni yang terorganisasi dengan rapi. Rayap biasanya membuat sarang dalam tanah untuk mencari makan melalui jalan yang mereka buat, kadang-kadang dapat menembus dinding tembok dan lantai bangunan.

b. Kecoa

Binatang ini ada dimana-mana. Kecoa adalah jenis serangga yang bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang. Kotoran-kotoran kecoa yang berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka dan dapat meninggalkan noda yang sukar dihilangkan. Kecoa biasanya bermukim ditempat-tempat yang gelap dan memakan bahan pustaka, terutama sampul dan perekat.

c. Ikan Perak

Serangga ini berbadan ramping, tidak bersayap, dan berwarna abu-abu. Serangga ini lebih aktif di malam hari dan larinya sangat cepat. Serangga ini selalu meletakkan telurnya di tempat yang gelap. Setelah dua minggu apabila kondisi lingkungan mendukung maka telur akan menetas. Jenis serangga ini hidup di tempat-tempat yang gelap sepertu dibelakang buku-buku, rak-rak dan lemari. Serangga ini merusak buku karena memakan permukaan kertas dan perekat yang tebuat dari tepung kanji sehingga merusak jilid dan sampul buku.

d. Kutu Buku

Binatang ini sangat kecil, berwarna abu-abu atau putih badannya lunak dan kepalanya relatif besar. Bgian buku yang diserang adalah punggung dan pinggiran buku. Serangga ini memang sangat rakus terhadap kertas. Permukaan kertas selalu dikikisnya sehingga huruf-huruf pada buku hilang. Jenis serangga ini paling sukar diberantas.

e. Bubuk Buku

Binatang ini sangat merusak buku karena memakan hampir ssemua material yang ada pada buku. Mereka bertelur pada permukaan kertas dan disela- sela kertas dekat jilid buku dan menghasilakn larva yang sangat berbahaya bagi buku. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larva adalah buku menjadi berlubang- Universitas Sumatera Utara 20 lubang karena larva memakan pada waktu mereka mencari jalan keluar, sehingga jalan yang dibuatnya menyerupai terowongan.

3. Jamur

Jamur adalah tumbuhan yang tidak berklorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari sumber kehidupan lain parasit ataupun dari benda mati sapropit. Jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi berkembangnya spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban yang tinggi. Jamur yang bisa merusak bahan pustaka ini adalah jamur yang beracun dan lazim kita lihat pada pakaian, kertas atau benda-benda lain. Jamur jenis ini akan bisa berkembang biak dengan leluasa jika benda tersebut kena kotoran, debu, serta tingkat kelembaban yang tinggi yaitu 80 ke atas, dengan temperatur di atas 21ºC. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti : asam oksalat, asam formiat, dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut, dan rapuh. Jamur ini juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas sehingga merusak daya rekatnya, dan merusak tinta yang menyebabkan tulisan tidak terbaca. Jamur yang menempel bisa membuat bahan pustaka tersebut lengket satu sama lain sehingga kertas sobek jika dibuka. Noda merah kecoklatan pada kertas yang disebut “foxing” adalah oksida besi atau besi hidroksida yang terbentuk dari reaksi kimia antara partikel yang ada pada kertas dengan asam organik yang dihasilkan oleh jamur.

2.4.2 Faktor Fisika 1. Debu

Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruangan perpustakaan melalui pintu, jendela atau lubang-lubang angin yang ada di perpustakaan. Apabila debu merekat pada kertas, maka akan menjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya, kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. Di Universitas Sumatera Utara 21 samping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab, debu yang bercampur dengan air yang lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalanan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan mempunyai daya rusak yang paling tinggi. Untuk menghindari kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu, maka ruangan perpustakaan harus selalu dibersihkam. Alat pembersih yang paling bagus untuk bahan pustaka ialah Vacum cleaner.

2. Suhu dan Kelembaban

Kerusakan kertas yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering sedangkan jilidnya sendiri menjadi longgar. Di samping itu, suhu yang tinggi itu dapat menyebabkan kertas menjadi rapuh dan warna kertas menjadi kuning. Sebaliknya, jika udara terlalu lembab maka kandungan air dalam kertas akan bertambah. Perubahan suhu pada saat kertas mengandung banyak air inilah yang menyebabkan struktur kertas menjadi lemah. Sebenarnya kekuatan kertas tidak akan berkurang oleh perubahan suhu yang tidak begitu ekstrim seperti terjadi di Indonesia, asalkan kandungan air dalam kertas tersebut rendah. Tetapi masalah baru timbul karena Indonesia merupakan negara tropis, yang kelembaban udaranya relatif tinggi pasa musim hujan. Hubungan antara suhu dan kelembaban udara ini sangat erat. Sebab jika suhu udara berubah, maka kelembaban udara pun turut berubah. Ruangan dengan kelembaban tinggi bisa menimbulkan kerusakan pada bahan pustaka. Jamur bisa tumbuh dengan subur dalam kondisi yang lembab ini. Di samping itu pada kertas yang lembab akan terjadi reaksi kimia antara zat yang tersisa dalam pembuatan kertas dengan air. Jika ini terjadi, kertas akan menjadi rapuh, mudah robek. Apabila kelembaban tersebut disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah tempat-tempat tersebut. Kertas yang basah atau lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus dianginkan pelan-pelan menurut tingkat kebasahannya. Universitas Sumatera Utara 22 3.Cahaya Cahaya adalah suatu bentuk elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Ada beberapa sinar yang terdapat dalam cahaya salah satunya adalah sinar ultraviolet sinar matahari. Hindarilah sinar ultraviolet yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultraviolet adalah memudarnya tulisan, sampul buku dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh. Proses perusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serat pada kertas menurun. Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan jendela dipasang kain gorden sehingga panas atau sinar yang masuk ke perpustakaan dapat diatur. Sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa di kontrol dengan mudah. Karena itu di negara maju, penerangan perpustakaaan menggantungkan pada sinar listrik karena mudah di kontrol. Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan pada saat diperlukan, Hal ini juga bisa menghemat listrik. Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembaban dan temperatur bisaterkontrol terus. Perpustakaan Nasional RI, 1992: 8

2.4.3 Faktor Kimia

Dalam buku Pedoman Perwatan dan Pemeliharaan Fasilitas Perpustakaan 1992: 9 Kertas akan dapat bersifat asam karena pengaruh asam yang berasal dari berbagai sumber, antara lain : 1. Asam yang telah ada sejak kertas diproduksi. Pada proses pembuatan bubur kertas pulp biasanya menggunakan bahan kimia untuk menghancurkan kayu dan memutihkan bubuk kertas. 2. Asam yang dihasilkan selama kertas itu digunakan. Asam ini dihasilkan oleh reaksi fotokimia pada serat selulosa oleh pengaruh sinar ultra violet. 3. Asam yang diserap oleh kertas dari lingkungannya, seperti : gas-gas pencemar udara, dari perekat dan asam yang terdapat dalam karton atau kertas yang digunakan untuk sampul. Universitas Sumatera Utara 23 Salah satu penyebab timbulnya asam yang berbahaya pada kertas ialah gas-gas pencemar udara. Gas-gas ini berasal dari pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan mesin-mesin pabrik. Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas. Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air H2O. Reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Akibatnya, kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh. Kandungan asam dalam kertas akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dengan mencampurkan asam tanat dan garam besi serta ditambah dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik.

2.4.4 Faktor Lain 1. Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia. Misalnya, pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabel-tabel statistiknya. Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja, membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku ke belakang. Sebagai akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lain misalnya, habis makan tidak membersihkan tangan dahulu sehingga menyebabkan buku menjadi kotor. Apabila buku dipegang dengan tangan kotor atau berminyak, buku akan bernoda. Kotoran yang melekat pada tangan akan berpindah ke buku. Penempatan buku yang terlalu padat di rak akan menyebabkan punggung dan kulitnya rusak. Hal itu harus diperhatikan oleh pustakawan. Pembaca perpustakaan harus diajari bagaimana membuka halaman dengan tidak menggunakan ludah. Tidak mengotori buku, tidak membawa makanan dan Universitas Sumatera Utara 24 minuman ke dalam perpustakaan. Kotoran makanan yang jatuh di lantai perpustakaan bisa mengundang tikus atau binatang lain untuk datang ke perpustakaan dan merusak buku. Diberikan kesadaran untuk tidak mencuri atau merobek buku. Perpustakaan memberikan fasilitas ruang baca atau fotocopy yang cukup untuk para pembaca. Jika mereka meminjam buku hendaknya disertai dengan tanggung jawab yang tinggi, tidak merusak, mengotori ataupun tidak menghilangkan buku tersebut. Jika terpaksa hilang mereka harus bertanggung- jawab untuk menggantinya dengan buku yang sama atau sejenis.

2. Bencana Alam

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Kerusakan yang terjadi karena kebanjiran dan kehujanan akan menimbulkan noda oleh pertumbuhan jamur dan kotoran yang terdapat dalam air. Noda yang ditimbulkan oleh jamur ini sangat sukar dihilangkan karena jamur berakar disela-sela serat kertas. Kebakaran dapat memusnahkan kertas dalam waktu yang sangat singkat, oleh sebab itu kita harus menjaga agar kebakaran jangan sampai terjadi. 2.5 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perawatan 2.5.1 Pencegahan Dalam mencegah kerusakan bahan pustaka hendaklah disesuaikan dengan faktor-faktor kerusakan yang terjadi padda bahan pustaka, antara lain :

1. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya

Untuk mencegah kerusakan oleh pengaruh cahaya adalah dengan memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam ruang baca, mengurangi waktu pencahayaan. Sedangkan untuk mencegah radiasi ultra violet, dapat di atasi dengan filter bahan pustaka atau penyaringan radiasi pada kaca jendela. Menurut Darmo 2001: 81 untuk pencegahan karena pengaruh cahaya perlu dilakukan : 1. Memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam gudang dan ruang baca. Intensitas cahaya yang diizinkan untuk kertas 50 lux. Universitas Sumatera Utara 25 2. Memperpendek waktu pencahayaan. 3. Menghilangkan radiasi ultra violet yang dapat menimbulkan reaksi foto kimia pada kertas dari sumber cahaya. 4. Kandungan ultra violet yang diizinkan untuk kertas adalah 75 m.wattlumen. Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan, yaitu : Cahaya alam sinar matahari yang masuk lewat jendela atau atap dan cahaya buatan lampu listrik. Cahaya matahari yang masuk lewat jendela baik yang langsung atau yang dipantulkan oleh benda lain mengndung radiasi ultra violet. Oleh sebab itu cahaya yang masuk lewat jendela harus disaring dan dipantulkan terebih dahulu dengan bahan yang dapat menyerap ultra violet agar koleksi kertas terhindar dari kerusakan. Cahaya yang berasal dari lampu neon sangat baik untuk menerangi ruangan, karena cahaya merata, tetapi di bawah lampu harus dipasang filter untuk menyerap sinar ultra violet. Alternatif lain untuk mengurangi sinar ultra violet dari cahaya matahari dan lampu listrik adalah memantulkan cahaya tersebut pada permukaan yang telah dilapisi dengan bahan yang menyerap ultra violet. Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan baik berasal dari cahaya matahari maupun cahaya listrik harus diukur intensitas dan kandungan ultra violetnya.

1. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara

Pengaturan suhu di ruangan harus sesuai dengan kelembaban udara. Hal ini dapat diatasi dengan memasang AC air condition diruang koleksi perpustakaan. Setidaknya memasang kipas angin, agar suhu dan kelembapan udara dapat seimbang dan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh bahan pustaka. Karena kelembapan udara berubah-ubah dapat mempercepat kerusakan bahan pustaka.Untuk itu pihak perpustakaan memperhitungkan secara matang biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian perpustakaan. Universitas Sumatera Utara 26

2. Mencegah Kerusakan Karena Debu

Bahan-bahan pencemar udara seperti gas-gas pencemar, debu dan partikel logam dalam udara yang dapat merusak kertas dapat dikurangi dengan langkah- langkah berikut ini : a. Ruangan menggunakan AC, karena dalam AC terdapat filter untuk menyaring udara dan biasanya ruangan yang ber-AC selalu tertutup rapat. b. Di dalam ruangan dipasang alat pembersih udara air cleaner. Di dalam alat ini terdapat juga bahan karbon aktif untuk menyerap gas- gas pencemar udara dari partikel debu c. Membersihkan ruangan dari debu dengan vacum cleaner secara berkala.

3. Mencegah Kerusakan Karena Air

Air dapat merusak bahan pustaka seperti halnya api. Air dapat berasal dari reservoir pemadam kebakaran, pipa yang bocor, atap yang bocor, kebanjiran dan lain-lain. Untuk menghindari kerusakan karena air, maka sebelum memasukkan bahan pustaka ke dalam suatu ruangan, harus dilakukan penyempurnaan sebagai berikut : a. Memperbaiki atap yang bocor b. Tidak boleh ada sambungan pipa air pada tembok bangunan karena pada sambungan pipa tersebut ada kemungkinan terjadinya kebocoran.

4. Mencegah Kerusakan Karena Manusia

Pengguna yang egois merupakan perusak yang hebat karena selain merusak, dapat juga menyebabkan hilangnya bahan pustaka, misalnya pencurian.Hal ini dapat diatasi dengan pengawasan yang ketat serta membuat sanksi yang tegas.Untuk itu terlebih dahulu diadakan pengarahan dan bimbingan kepada pengguna dalam menjaga kebersihan dan keselamatan bahan pustaka. Universitas Sumatera Utara 27

5. Mencegah Kerusakan Karena Faktor Biota

Untuk mencegah tumbuhnya jamur dan berkembang biaknya serangga adalah memerikas kertas dan buku secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu rapat pada rak-rak, karena menghalangi sirkulasi udara untuk mencegah menularnya jamur atau serangga yang datang dari luar. Sebaiknya bahan pustaka yang baru dibeli atrau diterima dari pihak lain difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersama-sama dengan buku-buku yang lain. Untuk mencegah tumbuhnya jamur, pada sela-sela kertas diselipkan kertas tissue yang sebelumnya dicelupkan dalam larutan fungisida. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebaiknya pada musim hujan, karena kelembaban udaranya relatif tinggi.

2.5.2 Perawatan Bahan Pustaka 1.

Perbaikan kerusakan bahan pustaka Defenisi perbaikan restoration dinyatakan Dureau 1990: 25 sebagai berikut: “Merupakan teknik-teknik dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh petugas teknis yang bertugas memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak akibat waktu, pemakaian dan faktor lainnya.” Ada beberapa cara atau teknik dalam memperbaiki bahan pustaka, tergantung pada kondisi bahan pustaka yang akan diperbaiki, antara lain :

1. Menambal

Menambal atau menutup bagian yang berlubang dapat dilakukan dengan kertas Jepang, kertas “hand made” dan perekat kanji atau CMC. Menambal juga dapat dilakukan dengan bubur kertas pulp, atau menggunakan kertas tissue yang berperekat dan dibantu dengan alat “tacking iron”. Larva kutu buku sering membuat lubang pada buku, dari halaman depan sampai belakang. Kecoa atau ikan perak juga sering memakan kertas, sehingga kertas tersebut menjadi berlubang atau robek. Kerusakan dapat pula terjadi pada bahan pustaka yang sering dipakai. Karena sering dipakai, bahan pustaka menjadi Universitas Sumatera Utara 28 tipis pada bagian lipatan. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan menambalnya.

2. Laminasi

Laminasi dilakukan bagi bahan pustaka yang tidak dapat diperbaiki dengan menjilid, menambal dan menyambung. Biasanya bahan pustaka yang dilaminasi karena sudah berwarna kuning, coklat, kotor dan berbau apek. Laminasi maksudnya adalah menutupi satu lembar kertas diantara dua lembar bahan penguat. Laminasi ini dapat dilaksanakan secara manual yakni laminasi dengan tangan dan laminasi modern dengan menggunakan mesin dimana bahan laminasi sudah didesain dalam bentuk siap pakai.

3. Penjilidan

Penjilidan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam perpustakaan karena penjilidan merupakan proses akhir dari perbaikan. Berbagai hal yang dapat membuat buku rusak, antara lain karena usia, kondisi ruang penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, cara pemakaian yang relatif sering dan salah, dimakan serangga atau jamur dan lain-lain. Ragam kerusakan yang terjadi misalnya bahan pustaka menjadi rapuh, berlubang, sobek, jahitan dan cover terlepas dan berbagai bentuk kerusakan lain. Penjilidan dilakukan terhadap bahan pustaka yang sampulnya rusak, benang jahitannya lepas ataupun halaman yang tidak berturut lagi sehingga perlu dibongkar dan dijild kembali. Penjilidan dilakukan juga pada majalah yang sudah lengkap satu volume dalam satu tahun agar tidak berserakan atau hilang. Apabila jilidan majalah satu volume terlalu tebal dapat dijadikan dua atau tiga jilidan. Perlu dipikirkan bahan-bahan penjilidan, biaya penjilidan, jika biaya penjilidan sama dengan biaya pembelian baru, dengan judul yang sama maka lebih baik membeli bahan pustaka.

2.6 Penyiangan Wedding

Penyiangan weeding adalah kegiatan pemilahan terhadap koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Kegiatan penyiangan ini di lakukan agar bahan pustaka yang tidak sesuai lagi diganti dengan bahan pustaka yang baru. Bahan pustaka yang perlu disiangi biasanya bahan pustaka yang isinya tidak relevan Universitas Sumatera Utara 29 lagi, sudah usang, isinya tidak lengkap, bahan pustaka yang sudah ada edisi terbarunya dan bahan pustaka yang fisiknya sudah sangat rusak. Menurut Thompson 1943: 148 Penyiangan adalah suatu praktek yang dilakukan untuk menarik koleksi atau mengirim koleksi yang kelebihan copy serta jarang digunakan dimana tingkat pemakaiannya sangat rendah. Sedangkan menurut M. P. Douglas dalam Siregar 1999: 17-18 adalah suatu proses untuk mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi perpustakaan, dimana koleksi tersebut sudah usang isinya atau rusak yang tidak mungkin diperbaiki lagi. Menurut Sulistyo-Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan 1991: 271-274 disebutkan bahwa preservation atau pelestarian mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpannnya. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut. Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi. Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru . Universitas Sumatera Utara 30

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BINJAI

3.1 Sejarah Perpustakaan Umum Kota Binjai

Perustakaan Umum Kota Binjai berdiri sejak tahun 2007. Setelah adanya PERDA No.19 tahun 2007 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Pemerintahan Kota Binjai. Perpustakaan Umum Kota Binjai ini sudah beberapa kali berpindah lokasi. Pada Bulan Juli tahun 2007 Perpustakaan Umum Kota Binjai beralamat di jalan Sudirman Sky Cross lantai V namun karena lokasi tersebut kurang strategis dan jarang dikunjungi maka pada bulan Desember tahun 2008 berpindah lokasi di Kantor Walikota Binjai. Dan pada bulan Febuari tahun 2012 Perpustakaan Umum Kota Binjai telah mempunyai kantor sendiri yang berada di Jalan.Veteran No.15, Binjai.

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Binjai

1. Visi

Budaya baca meningkat, arsip aman menuju sumber daya manusia siap pakai

2. Misi

a. Menyediakan informasi dan literatur yang tepat dan akurat kepada pengunjung. b. Mengembangkan promosi dan pengembangan perpustakaan dengan mitra kerja. c. Mengembangkan kegiatan pembinaan dan pelayanan yang profesional. d. Membina, mengembangkan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan yang ada di lingkungan kota. e. Meningkatkan kemampuan pengelolaan dan arsip daerah secara modern dan sesuai dengan tuntunan masyarakat. f. Mengembangkan layanan informasi berbasis pustaka melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. g. Mengembangkan infrastruktur melalui peningkatan sarana dan prasarana serta mutu dan kompetensi sumber daya manusia. Universitas Sumatera Utara