SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF PADA PRAMUKA KWARDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF PADA PRAMUKA KWARDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh :

Viki Alfi Izzaty , Syahrul Bahroni, Realita Ningrum Faizah

A. Isu dan Fokus

Dalam rangka mensukseskan pemilu tahun 2018 dan 2019, Badan Pengawas Pemilu membuat terobosan dengan mewujudkan program Pengawasan Partisipatif masyarakat dalam bentuk kerjasama dengan ormas-ormas yang mempunyai pengaruh di dalam masyarakat, untuk menggerakkan masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam pengawasan pemilu. Bawaslu sudah memulai pengawasan partisipatif pada tahun 2014 yang dulu disebut dengan recruitment relawan pengawas pemilu yang melibatkan Perguruan Tinggi dan OMS se-DIY dengan waktu dan tempat penyelenggaraan yang berbeda. Angkatan I diikuti oleh IMM, IPNU, IPPNU, LDII pada Rabu-Kamis, 12-13 Maret 2014 di The Sahid Rich Jogja Hotel. Angkatan II dan

III diikuti oleh HMI Cabang Bulaksumur, KKN UGM, PSHK UII, LKBH UII, BEM UGM, UKDW, UMY, UAD dan APMD pada Kamis-Jumat, 13-14 Maret 2014 di tempat yang sama. Angkatan IV diikuti oleh HMI MPO, PMII dan PII di Eastparc Hotel pada Sabtu-Minggu, 22-23 Maret 2014 (bawaslu-diy.go.id).

Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib menyatakan bahwa Perguruan Tinggi (PT) dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) merupakan mitra utama dalam rekruitmen relawan. Hal itu karena Perguruan Tinggi dan Organisasi Masyarakat Sipil merupakan basis bagi hadirnya pemilih pemula yang memiliki idealisme untuk turut menjaga integritas pelaksanaan pemilu. Atas dasar realitas tersebut maka dirasa penting untuk melakukan peningkatan kapasitas aktivis di kalangan Perguruan Tinggi dan Organisasi Masyarakat Sipil sebagai simpul penggerak bagi recruitment relawan pengawas pemilu. Ketika para aktivis Perguruan Tinggi dan Organisasi Masyarakat Sipil dapat memahami urgensi partisipasi pemilih dalam pengawasan pemilu, maka diharapkan mereka mampu mengkondisikan hadirnya relawan pengawas pemilu dalam jumlah yang cukup. Para aktivis yang mengikuti bimtek ini diharapkan akan mampu merekrut dan memobilisasi para aktivis yang lain untuk menjadi relawan pengawas pemilu sekaligus membantu meningkatkan pemahaman tentang prosedur teknis pemilu dan pengawasan pemilu (bawaslu-diy.go.id).

Untuk memperbanyak relawan dalam mengawasi pemilu selanjutnya yang akan diselenggarakan pada tahun 2018 dan 2019, maka bawaslu memperbanyak relasinya dengan cara mengajak dan merangkul berbagai ormas yang dinyatakan oleh Anggota Bawaslu RI Rahmat Bagja soal keterlibatan ormas semacam GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah, keterlibatan Gerakan Pramuka, karang taruna, kelompok pemuda, kelompok perempuan, kelompok pengajian, kelompok mahasiswa dapat dijadikan kelompok sasaran dalam pengawasan partisipatif Pemilu. Hal ini menurutnya juga bisa sekaligus menjadi pusat perekrutan pengawas PPL dan Panwascam.

Dan sekarang yang menjadi fokus Bawaslu untuk memperluas pengasawasan partisipatif adalah mengajak Organisasi gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) untuk ikut mengawasi berjalannya pemilu tahun depan, dimana pramuka merupakan aset bangsa yang memiliki anggota terbesar di dunia dan sudah menyebar ke bergai daerah di Indonesia yang harus dimanfaatkan dalam hal ini untuk mewujudkan Masyarakat bangsa Indonesia yang Demokratis serta jujur, adil dan tertib dalam melaksanakan Pemilu.

Selain itu Pendidikan kepramukaan juga sudah menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara konstitusional, pendidikan nasional: berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

B. Alasan Memilih Subjek Dampingan

Menurut pendapat Mochammad Afifuddin dalam Rapat Koordinasi Nasional Persiapan Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota 2018 di Yogyakarta yang diperoleh dari www.bawaslu.go.id tahun 2017, alasan Bawaslu memilih subjek dampingan Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) karena Anggota Pramuka adalah anak-anak muda yang idealis. Kalau kita bekerja sama dengan mereka, tentu pengawasan akan berjalan lebih maksimal. Dia mengatakan, sasaran kerja sama Bawaslu dengan Pramuka adalah siswa sekolah menengah atas (SMA) dan mahasiswa hingga semester 4 yang merupakan anggota Pramuka. Afifuddin menuturkan, tujuan Menurut pendapat Mochammad Afifuddin dalam Rapat Koordinasi Nasional Persiapan Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota 2018 di Yogyakarta yang diperoleh dari www.bawaslu.go.id tahun 2017, alasan Bawaslu memilih subjek dampingan Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) karena Anggota Pramuka adalah anak-anak muda yang idealis. Kalau kita bekerja sama dengan mereka, tentu pengawasan akan berjalan lebih maksimal. Dia mengatakan, sasaran kerja sama Bawaslu dengan Pramuka adalah siswa sekolah menengah atas (SMA) dan mahasiswa hingga semester 4 yang merupakan anggota Pramuka. Afifuddin menuturkan, tujuan

pengawasan partsipatif pemilu.” Ketua Kwarnas Pramuka, Adhyaksa Dault Inna Grand Bali Beach diperoleh dari www.balipost.com 2017 menyatakan bahwa Pramuka merupakan bagian dari diplomasi pendidikan. Gerakan Pramuka mengambil peran penting dalam kegiatan

kepanduan dunia. “Pramuka ini kegiatan internasional. Tidak hanya ada di Indonesia. Jadi ini bagian dari diplomasi pendidikan kita ke dunia internasional. Apalagi kita dianggap memiliki anggota terbesar di dunia.” Pramuka Indonesia memang sangat diperhitungkan di dunia. Karena, dari 162 NSO (National Scout Organization, setara Chief Commissioner/Ketua Kwarnas), anggota WOSM yang memiliki anggota terbesar di dunia, yaitu 21.842.404 anggota (data WOSM 2017).

Andalan Nasional Gerakan Pramuka bidang Hubungan Luar Negeri, Brata T. Hardjosubroto mengatakan, Indonesia diharapkan dapat mencapai target 22,7 juta anggota pramuka dari total upaya pencapaian visi WOSM (World Organization of Scout Movement/Organisasi Gerakan Pramuka Dunia) tahun 2003, yakni mencapai 100 juta anggota Pramuka seluruh dunia. Indonesia memiliki tingkat densitas (kepadatan) paling tinggi di dunia. Dari 109 juta anak muda di Indonesia usia pramuka, 21,8 juta di antaranya adalah anak pramuka. “Rasionya 1:5. Artinya, satu dari lima anak muda Indonesia adalah anggota pramuka.”

Kegiatan kepramukaan dapat meningkatkan Karakter sebesar 82,30%, yaitu berhubungan dengan pembentukan dan ketercapaian kompetensi warga Negara melalui civic responsibility dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Peran pramuka sebagai salah satu bentuk pendidikan non formal dalam upaya meningkatkan karakter siswa. Pengembangan gerakan pramuka membentuk manusia Pancasilais dan berkarakter. Penerapan kegiatan pramuka yang bertujuan untuk membentuk karakter pada siswa, sehingga mampu untuk mengamalkan pendidikan pramuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti contoh sikap kedisiplinan untuk mewujudkan bangsa yang kuat dan tertib (Handoko, 2016).

Berdasarkan data di atas Pramuka merupakan pembentuk karakter disiplin anak-anak bangsa serta dari jumlah peserta didiknya/anggota Pramuka yang ada di Indonesia yang tergolong banyak dan terbesar di dunia dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia tidak terkecuali Yogyakarta yang dapat dipertimbangkan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pengawasan pemilu supaya bisa mewujudkan

Masyarakat bangsa Indonesia yang Demokratis serta jujur, adil dan tertib dalam melaksanakan Pemilu.

C. Kondisi Subjek Dampingan Saat Ini

Berdasarkan informasi data yang diperoleh dari portal alamat website www.ensiklopediapramuka.com tahun 2012 Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta, tercatat bahwa jumlah peserta didiknya mulai dari golongan usia Pramuka Siaga (7-11 tahun), Pramuka Penegak (15-21 tahun), dan Pramuka Pandega (21-25 tahun) berjumlah 243.689 orang serta 8.636 pembina yang terwadahi dalam 4.193 gugusdepan. Lalu Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian dari organisasi gerakan pramuka yang berada di tingkat Provinsi mempunyai tugas dengan menghimpun dan mengkoordinasikan 5 (lima) cabang yakni Kwartir cabang Kulonprogo, Kwartir cabang Bantul, Kwartiir cabang Gunung Kidul, Kwartir cabang Sleman dan kwartir cabang Kota Yogyakarta serta 78 Kwartir ranting yang terbesar di seluruh wilayah daerah istimewa Yogyakarta.

Jumlah Anggota Aktif

Jumlah Anggota Cabang

Ketua Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan dalam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur pernyataannya yaitu “kegiatan ini sebagai bentuk komitmen Bawaslu DKI untuk menyiapkan kader bangsa dari seluruh elemen bangsa dalam melakukan pengawasan partisipatif. Bawaslu ingin mengajak mereka peduli untuk mengawasi Pemilu Serentak Tahun 2019. Kita ingin memperluas pengawasan partisipatif ke kawan- kawan Pramuka. Dalam Pramuka ada nilai-nilai yang tegas, disiplin dan karekteristik lain dalam diri anggota Pramuka. Selain adik-adik dari pramuka, kita juga akan mengikutsertakan di 24 perguruan tinggi di DKI, dan semua elemen akan kita ajak” (www.ividinteractive.com).

Mimah mengungkapkan, setidaknya ada tiga tujuan dalam acara kali ini yaitu yang pertama, ini adalah bagian dari partisipasi masyarakat untuk pendidikan politik, yang kedua Bawaslu juga harus menyiapkan kader-kader pengawas pemilu ke depan. Dan yang ketiga, adalah untuk kerjasama dalam pemilu kedepan, OKP (organisasi Kepemudaan) dan saat ini kami juga ke Pramuka. Bawaslu juga telah melakukan MoU ke Kwartir Daerah (Kwarda) tingkat Provinsi DKI Jakarta untuk Agenda besarnya menuju pemilu 2019, dan kegiatan ini diikuti 500 anggota Pramuka yang tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta (www.ividinteractive.com).

Dede Yusuf Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat dalam acara puncak peringatan HUT pramuka tingkat Jawa Barat di depan Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika

Bandung, beliau juga menyatakan bahawa Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) akan dilibatkan dalam pengawasan penyelenggaraan kontestasi politik pemilihan

kepala daerah (pilkada) serentak Jawa Barat 2018 hingga 2019 mendatang. “Jadi kami sudah membuat MoU dengan Bawaslu untuk melakukan pelatihan kepada penegak penegak kita untuk menjadi penegak pengawas Pemilu,” ujar, , usai menghadiri, beberapa waktu lalu (today.id).

Dede Menuturkan kerjasama dengan Bawaslu tersebut sudah dilakukan sejak pilkada 2016 lalu dan untuk pilkada 2018 hingga 2019 mendatang pihaknya menyiapkan 8.000 anggota pramuka untuk menjadi penegak pengawas pemilu. “Kerjasama sudah dilakukan sejak pilkada 2016 lalu ada sekitar beberapa ratus anggota yang ikut dan kemudian nanti 2018 sampai 2019 kita akan melibatkan hampir

8 ribu angg ota pramuka” (today.id).

D. Kondisi Subjek Dampingan Yang Diharapkan

Setelah mengikuti rangkaian sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif, anggota pramuka diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan praktik mengenai pencegahan serta pengawasan pemilu. Anggota pramuka diharapkan dapat mengubah kesadaran moral pengawasan partisipatif menjadi suatu tindakan yang nyata. Mampu memunculkan ke permukaan dan mengoptimalkan ke dalam sebuah aksi nyata berupa gerakan sosial seperti partisipasi public dalam pengawasan pemilu partisipatif. Gerakan pengawasan pemilu partisipatif tersebut juga diharapkan mampu mengembalikan spirit pemilu pada remaja terutama pramuka. Semangat terciptanya pemilu yang jujur dan adil dapat menjadi semengat untuk masyarakat.

E. Strategi Yang Digunakan

Sosialisasi pada umumnya dipahami sebagai sebuah proses belajar, kondisi ini terjadi karena pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar mengenai peran, norma dan nilai untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya (Djuyandi, 2014). Dalam suatu proses politik, sosialisasi politik menjadi suatu hal yang penting karena terdapat keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu siste m untuk berpartisipasi dalam sebuah proses politik. Mas’oed (2008, dalam Djuyandi, 2014), juga mengungkapkan bahwa sosialisasi politik menunjuk pada proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku. Dengan Sosialisasi pada umumnya dipahami sebagai sebuah proses belajar, kondisi ini terjadi karena pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar mengenai peran, norma dan nilai untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya (Djuyandi, 2014). Dalam suatu proses politik, sosialisasi politik menjadi suatu hal yang penting karena terdapat keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu siste m untuk berpartisipasi dalam sebuah proses politik. Mas’oed (2008, dalam Djuyandi, 2014), juga mengungkapkan bahwa sosialisasi politik menunjuk pada proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku. Dengan

Melalui proses sosialisasi politik, masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung seumur hidup melalui pendidikan formal dan informal atau tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga atau tetangga maupun dalam pergaulan masyarakat. Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik (Djuyandi, 2014). Sosialisasi yang akan dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan sistem politik pada pramuka kwarda diy khususnya mengenai pencegahan dan pengawasan dan pemilu partisipatif. Dengan pengawasan partisipatif secara langsung, berarti masyarakat khususnya anggota pramuka dapat mengikuti dinamika politik yang terjadi dan secara tidak langsung menjadi ajang untuk belajar tentang penyelenggaraan kebijakan negara.

F. Pihak-Pihak yang Terlibat dan Bentuk Keterlibatannya

Pihak yang terlibat dalam kegiatan sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif pada pramuka Kwarda Yogyakarta antara lain ; (1) Anggota aktif Pramuka Kwarda Yogyakarta sekolah menengah atas hingga semester empat, (2) Bawaslu, (3) Dosen dari mata kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik, (4) mahasiswa dari mata kuliah Psikologi Literasi dan Partisioasi Politik. Anggota aktif Pramuka Kwarda Yogyakarta terlibat aktif sebagai peserta sosialisasi yang akan menerima materi. Bawaslu diminta untuk terlibat sebagai pemateri dalam sosialisasi. Dosen dari mata kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik terlibat dalam memberikan pertimbangan desain dan model sosialisasi sesuai dengan keilmuannya. Mahasiswa mata kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik sebagai perumus modul sosialisasi dan fasilitator FGD dalam program ini.

Daftar Pustaka

Bali Post. (2017, 23 April). Indonesia Miliki Jumlah Jumlah Anggota. Diperoleh pada 31 Desember 2017, dari http://www.balipost.com/news/2017/04/23/6419/Indonesia-Miliki- Jumlah-Anggota-Pramuka.html

Bawaslu. (2017). Bahan Sosialisasi Tatap Muka Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Tahun 2018. Yogyakarta: Bawaslu