3. Gangguan bahasa dan bicara, disebabkan karena anak cerebral palsy tidak
mendapatkan pengalaman untuk mendapatkan konsep bahasa yang menyebabkan timbulnya keterlambatan perkembangan bicara.
Ada dua hal yang menyebabkan keadaan anak cerebral palsy memiliki keterbatasan, yaitu sempitnya ruang lingkup gerak dan respon dari masyarakat.
Hasil penelitian Helman menunjukkan bahwa 45 dari anak cerebral palsy memiliki keterbelakangan mental, 35 memiliki kemampuan kecerdasan rata-
rata, 20 memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Michael C. Hardman, 1999. 2. Tujuan Assesment
Assessment adalah suatu proses yang dilakukan oleh pratikan untuk mencari data terkait dengan klien, keluarga klien, dan lingkungan sekitar klien. Assessment
juga disebut sebagai pengungkapan dan pemahaman masalah merupakan kegiatan pengkajian pemeriksaan aspek fisik, mental, sosial vokasional klien serta kondisi
klien dan lingkungan masyarakat untuk mendapatkan kejelasan kondisi objektif. Praktikan menggunkan proses assessment untuk mempermudah menganalisis
masalah klien dan menentukan program pelayanan pada rehabilitasi sosial yang berhasil dan berdaya guna untuk proses penyelesaian masalah klien.
E. MASALAH KEBERFUNGSIAN
1. Keberfungsian Aspek BiologisFisik dan Kesehatan Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh praktikan
menunjukkan bahwa klien merupakan anak pertama dari pasangan BIY dan SW, klien dilahirkan oleh ibunya dengan proses persalinan premature 6bulan.
Klien memiliki kecacatan dalam tubuhnya yaitu kecacatan pada kaki yang membentuk huruf O dan juga dibagian mata yang tidak sama yang mengakibatkan
klien harus memakai kursi roda. Ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh klien adalah dia tidak bisa berjalan dan harus
menggunakan kursi roda, namun klien mampu untuk memindahkan posisi tubuhnya saat berpindah, kulit bersih, rambut pendek, badan sedikit gemuk dan
39
klien berpenampilan kurang rapi karena klien masih terbilang susah untuk bantu diri, masih membutuhkan bantuan orang lain agar terlihat rapi.
a. Kemampuan Dasar Klien 1. Kemampuan Dasar Imitasi
Kemampuan dasar imitasi klien terbilang kurang baik karena klien lumayan lama untuk merespon ketika guru sekolah, pengasuh asrama maupun
praktikan memerintahkan klien untuk menirukan apa yang dicontohkan seperti menulis, membaca maupun dalam kegiatan berolahraga.
2. Kemampuan Dasar Persepsi Kemampuan dasar persepsi klien bertaraf baik, karena pemahaman
perintah yang diberikan oleh guru sekolah, pengasuh asrama dan praktikan sudah dimengerti oleh klien tetapi masih diperlukan pengulangan dan
penegasan. 3. Kemampuan Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar klien bertaraf kurang baik karena klien tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang normal pada
umumnya. Klien sangat membutuhkan pendampingan kusus. 4. Kemampuan Motorik Halus
Kemampuan motorik halus klien bertaraf kurang baik karena meskipun klien bisa melakukan kegiatan motorik halus seperti menulis, mewarna,
membuat kerajinan tangan, mengecat topeng dan lain sebagianya. Hanya saja pada saat menulis klien masih belum bisa melengkapi tulisan dengan
benar terkadang masih ada kurang kata, kurang huruf yang tidak ditulis disetiap kata. Saat menulis tangan klien terlihat kurang kuat untuk
memegang pensil dan juga tulisan klien susah untuk di baca. Karena itu saat menulis, klien masih memerlukan pengawasan dari guru kelas
maupun oleh pratikan ketika sedang belajar di asrama. 5. Kemampuan Integrasi Mata dan Tangan
Kemapuan intergasi mata dan tangan klien bertaraf kurang, karena konsentrasi saat melakukan kegiatan seperti menulis mata klien masih
40
terfokus pada kegiatan orang lain yang berada disekitarnya, sehingga perlu diberikan teguran pada klien jika konsentrasi klien mudah beralih pada hal
di sekeliling klien. Pada saat Guru menjelaskan materi mata klien juga masih tidak terfokus pada materi namun ke hal yang lain.
6. Kemampuan Performen Kognitif Kemampuan performen kognitif klien bertaraf Baik, karena klien
sudah bisa menghitung, sudah mengenal kelompok hewan, buah, transportasi, warna, dan bisa mengenal macam-macam penggolongan
kelompok dengan baik.
7. Kemampuan Kognitif Verbal Kemampuan kognitiv verbal klien bertaraf kurang baik karena klien
lumayan susah untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain, klien terlihat lebih suka menyendiri.
b. Keberfungsian Aspek Mental Psikologis Klien terbilang diam dan suka menyendiri, namun dalam pemahaman terkait
pendidikan mampu memahami dank klien mampu berhitung. Dalam aspek inoi terbilang kurang Karena klien kalua sudah diajak berbicara kadang kala tidak
nyambung dengan pertanyaan, menjawab yang tidak terarah. c. Keberfungsian Aspek Spiritual
Klien adalah penganut agama Islam. Sikap dan perilaku klien dalam melaksanakan ajaran agama sudah cukup baik karena klien sebelum dan sesudah
melakukan suatu kegiatan selalu membaca do’a karena sudah menjadi suatu kebiasaan dalam sekolah maupun asrama. Klien juga sudah melakukan kegiatan
beribadah seperti sholat, mengaji, berdo’a, berwudhu dan berpuasa ketika bulan ramadhan. Klien juga mengerti bahwasanya sehabis klien menstruasi klien harus
melakukan mandi besar. Tetapi ketika klien sholat, klien masih belum bisa mengerti jumlah rakaat dalam sholat, klien hanya mengikuti orang disampingnya.
Klien juga masih belum bisa menghafal do’a sholat. Klien juga masih suka mengalihkan pandangannya ketika sholat.
d. Keberfungsian Aspek Intelektual Klien merupakan anak cerebral palsy Tingkat kecerdasan anak cerebral palsy pun
berentang, mulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu idiocy sampai gifted.
41
Pengungkapan kemampuan tingkat kecerdasan anak cerebral palsy banyak mengalami kesukaran dan hambatan. Hambatan itu terjdi karena anak cerebral
palsy mengalami gangguan bicara sehingga sukar mengemukakan jawaban saat tes dilakukan.
e. Keberfungsian Aspek Sosial 1. Kemampuan Realisasi Diri
Klien dapat mengenal diri dan keluarganya. Klien juga bisa melakukan bantu diri seperti makan, berpakaian, mandi, ke toilet, merawat hak milik.
Klien termasuk anak asuh yang sangat susah untuk dapat membantu dalam kegiatan asrama, seperti merapikan piring setelah makan.
Dalam merawat dirinya klien masih terbilang kurang baik, meskipun klien sudah bisa mandi sendiri, dan setelah mandi klien memakai pakaian
sendiri, namun sering terbalik dan kurang rapi. Pernah juga pada saat klien haid klien salah memasang pembalut terbalik bagian perekatnya ditaruh diatas.
Memakai bedak dan parfum juga masih membutuhkan bantuan teman atau pengasuh.
2. Kemampuan Relasi Sosial
Kemampuan relasi sosial klien kurang baik karena hubungan klien dengan teman-temannya kurang dekat. Klien hanya dekat pada salah satu
teman saja, kurang bisa berbaur lebih suka menyindiri. Namun pada saat permainan klien bisa bekerja sama dalam kegiatan permainan kelompok.
Hubungan klien dengan guru sekolah dan pengasuh asrama terbilang kurang karena klien sering mendapatkan teguran dari pihak guru sekolah maupun
asrama karena keleletannya dan lain sebagainya. Ketika klien berada di lingkuang luar seperti jalan-jalan ke pemukiman
sekitar yayasan, berberlanja dan bertamasya, klien bisa beradaptasi dengan lingkungan luar akan tetapi klien termasuk anak asuh yang susah untuk
menebar senyum dan menyapa orang lain. Klien masih memerlukan pendampingan saat berada dilingkungan luar.
3. Kemampuan Integrasi Sosial Klien sudah cukup baik melakukan kegiatan kemasyarakatan meskipun
masih memerlukan pengawasan dari praktikan, guru sekolah maupun pengasuh asrama. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien adalah dalam
kegiatan beribadah seperti pergi ke musollah, membaur dengan masyarakat
42
melakukan kegiatan yang berorientasi pada lingkungan seperti penggunaan sarana umum ketika klien berada di lingkungan luar yayasan.
4. Keberfungsian Aspek Vokasional
Klien tidak dapat melakukan jenis pekerjaan kerumahtanggaan seperti, menyapu ketika sesudah makan, membuang sampah, merapikan piring setelah
makan, menjemur handuk dan bantal teman-temannya. Akan tetapi disini klien mampu untuk bernyanyi dan membuat hasil karya seperti celengan, dompet
meskipun masih dibantu dengan pemberian intruksi.
F. KEADAAN KLIEN SEBELUM BERADA DI LEMBAGA