Teori Retardasi Mental TINJAUAN KONSEPTUAL

Anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperkosa sehingga anak ini tidak dapat belajar. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementra tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat boleh jadi akan menjadi permanen. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi anak ini tidak perlu dilayani di sekolah khusus. Di sekolah biasa banyak sekali anak- anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang berssifat temporer, dan oleh karena itu mereka memerlukan pendidikan yang disesuaikan disebut pendidikan kebutuhan khusus. 2. Anak Berkebutuhan Khusus yang Bersifat Menetap Permanen Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah anak- anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gannguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, gannguan gerak motorik, gannguan iteraksi-komunikasi, gannguan emosi, social dan tingkah laku. Dengan kata lain anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanent sama artinya dengan anak penyandang kecacatan.

1. Teori Retardasi Mental

Retardasi mental atau tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata Soemantri,2006:103. Istilah lain untuk anak tunagrahita adalah anak dengan 7 hendaya perkembangan. Kata impairment diartikan sebagai hendaya tau penurunan kemampuan atau berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas dan kuantitas. 3 Penyandang tunagrahita adalah seorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, adakalnya cacat mental juga diikuti dengan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda httppanti.tripot.com. Penggolongan anak tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Assosiation on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools adalah : a. Taraf Perbatasan borderline dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar slow learner dengan IQ 70-85. b. Educable Debil atau mampu didik adalah mempunyai daya pikir rendah atau berkemampuan berpikir tidak lebih daripada anak yang berumur 12 tahun atau anak reguler pada anak kelas 5 Sekolah Dasar dengan IQ 50-70 atau 75. c. Trainable atau mampu latih adalah mempunyi kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri dan penyesuaian sosial. Sangat terbatas kemampuannya untuk mendapat pendidikan secara akademik dengan IQ 30-50 atau IQ 35-55. d. Custodial dependent or profoundly mentally retarded atau butuh rawat adalah dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat melatih abak tentang dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini memerlukan pengawasan dan dukungan yang terus menerus dengan IQ dibawah 25 atau 30. 3 Titi Sunarwati Sularyo, Muzal Kadim. 2000. Retardasi Mental. Jurnal Topik Khusus. Vol.2 No 3, Desember 2000. Halaman 170-177. Di akses pada tanggal 8 juni 2017 pkl. 13.19 Wib. 8 Penggolongan tunagrahita secara sosial-psikologis terdapat dua kriteria yaitu psikometrik dan perilaku adaptif. a. Ada empat taraf tunagrahita berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala Intelegensi Wechsler Kirk dan Gallagher yaitu : 1 Retardasi mental ringan mild mental retardation dengan IQ 55-69. 2 Retardasi mental ringan moderate mental retardation dengan IQ 40- 54. 3 Retardasi mental berat severe mental retardation dengan IQ 20-39. 4 Retardasi mental sangan berat profound mental retardation dengan IQ dibawah 20. b. Penggolongan tunagrahita menurut kriteria perilaku adaptif tidk berdasarkan intelegensi, tetpi berdasarkan kematngan sosial. Mempunyai empat taraf yaitu, ringan, sedang, berat dan sangat berat.

2. Teori Cerebral Palsy