MASALAH KEBERFUNGSIAN 1. Keberfungsian Apek BiologisFisik dan Kesehatan

2 Retardasi mental ringan moderate mental retardation dengan IQ 40- 54. 3 Retardasi mental berat severe mental retardation dengan IQ 20-39. 4 Retardasi mental sangan berat profound mental retardation dengan IQ dibawah 20. h. Penggolongan tunagrahita menurut kriteria perilaku adaptif tidak berdasarkan intelegensi, tetapi berdasarkan kematangan sosial. Mempunyai empat taraf yaitu, ringan, sedang, berat dan sangat berat. 2.Tujuan Assesment Assessment adalah suatu proses yang dilakukan oleh pratikan untuk mencari data terkait dengan klien, keluarga klien, dan lingkungan sekitar klien. Assessment juga disebut sebagai pengungkapan dan pemahaman masalah merupakan kegiatan pengkajian pemeriksan aspek fisik, mental, sosial vokasional klien serta kondisi klien dan lingkungan masyarakat untuk mendapatkan kejelasan kondisi objektif. Praktikan menggunakan proses assessment untuk mempermudah menganalisis masalah klien dan menentukan program pelayanan pada rehabilitasi sosial yang berhasil dan berdaya guna untuk proses penyelesaian masalah klien.

E. MASALAH KEBERFUNGSIAN 1. Keberfungsian Apek BiologisFisik dan Kesehatan

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa klien merupakan anak kedua yang lahir dari pasangan SS dan SW. klien dilahirkan oleh ibunya dengan proses persalinan normal. Klien memiliki kecacatan dalam tubuhnya yaitu pembengkokan pada tulang belakang. Pada usia tiga tahun klien sudah menunjukkan bahwa dalam perkembangannya sudah bermasalah karena pada usia tersebut klien mengalami keterlambatan berbicara dan keterlambatan perkembangan pertumbuhan. Cirri-ciri fisik yang dimiliki oleh klien adalah saat berjalan badannya membengkong kesamping karena terdapat pembengkokkan pada tulang belakangnya, kulit bersih, rambut pendek, badan kurus dank lien berpenampilan rapi dan bersih karena klien bisa bantu diri terhadap dirinya. 46 a. Kemampuan Dasar Klien 1. Kemampuan Dasar Imitasi Kemampuan dasar imitasi klien terbilang baik karena klien mudah merespon ketika guru sekolah, pengasuh asrama maupun praktikan memerintahkan klien untuk menirukan apa yang dicontohkan seperti menulis, membaca maupun dalam kegiatan berolahraga. 2. Kemampuan Dasar Persepsi Kemampuan dasar persepsi klien bertaraf baik, karena pemahaman perintah yang diberikan oleh guru sekolah, pengasuh asrama dan praktikan sudah dimengerti oleh klien tetapi masih diperlukan untuk memanggil nama klien terlebih dahulu untuk memberikan suatu perintah. 3. Kemampuan Motorik Kasar Kemampuan motorik kasar klien bertaraf baik karena klien bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang normal lainnya hanya saja klien masih terlihat berbeda dengan yang lainnya dari segi pembengkokkan pada tulang punggungnya. 4. Kemampuan Motorik Halus Kemampuan motorik halus klien bertaraf baik karena klien bisa melakukan kegiatan motorik halus seperti menulis, mewarna, membuat kerajinan tangan, mengecat topeng dan lain sebagianya. Hanya saja pada saat menulis klien masih belum bisa melengkapi tulisan dengan benar terkadang masih ada salah satu huruf yang tidak ditulis disetiap kata. Karena itu saat menulis, klien masih memerlukan pengawasan dari guru kelas maupun oleh pratikan ketika sedang belajar di asrama. 5. Kemampuan Integrasi Mata dan Tangan Kemapuan intergasi mata dan tangan klien bertaraf kurang, karena konsentrasi saat melakukan kegiatan seperti menulis mata klien masih terfokus pada kegiatan orang lain yang berda disekitarnya, sehingga pernu 47 memberikan teguran pada klien jika konsentrasi klien mudah beralih pada hal di sekeliling klien. 6. Kemampuan Performen Kognitif Kemampuan performen kognitif klien bertaraf kurang, meskipun klien sudah bisa menghitung, sudah mengenal kelompok hewan, buah, transportasi, warna, akan tetapi klien masih belum bisa mengenal macam- macam penggolongan kelompok dengan baik. Klien hanya mengenal beberapa dari kelompok tersebut selebihnya klien masih membutuhkan pendampingan untuk menyebutkan berbagai kelompok tersebut. 7. Kemampuan Kognitif Verbal Kemampuan kognitiv verbal klien bertaraf baik karena klien sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan juga bisa menanyakan kembali apa yang telah ditanyakan oleh orang yang sedang berkomunikasi dengan dirinya. 2. Keberfungsian Aspek Mental Psikologis Pada saat emosi klien tidak stabil, klien suka menyakiti dirinya sendiri seperti menggigit tangan dan memukul kepalanya sendiri. Akan tetapi hal tersebut akan klien lakukan jika klien marah karena mendapat teguran tegas dari pengasuh maupun jika klien merasa terganggu dengan teman dan orang disekitarnya. Ketika klien melakukan kesalahan dan ditegur oleh pengasuh asrama, klien akan menunjukkan perilaku menggigit tangannya dan jika klien emosinya semakin meningkat klien akan memukul kepalanya. Terkadang klien juga menunjukkan sikap menangis apabila dimarahi oleh pengasuh asrama. Klien adalah salah satu ank asuh yang sering membantu kegiatan rumah tangga di asrama seperti menjemur pakaian dan bantal, klien sering membantu menyapu asrama. 3. Keberfungsian Aspek Spiritual Klien adalah penganut agama Islam. Sikap dan perilaku klien dalam melaksanakan ajaran agama sudah cukup baik karena klien sebelum dan sesedah melakukan suatu kegiatan selalu membaca do’a karena sudah menjadi suatu kebiasaan dalam sekolah maupun asrama. Klien juga sudah melakukan kegiatan beribadah seperti sholat, mengaji, berdo’a, berwudhu dan berpuasa ketika bulan 48 ramadhan. Klien juga mengerti bahwasanya sehabis klien menstruasi klien harus melakukan mandi besar. Tetapi ketika klien sholat, klien masih belum bisa mengerti jumlah rakaat dalam sholat, klien hanya mengikuti orang disampingnya. Klien juga masih belum bisa menghafal do’a sholat. Klien juga masih suka mengalihkan pandangannya ketika sholat. 4. Keberfungsian Aspek Intelektual Klien merupakan penyandang retardasi mental atau tunagrahita taraf ringan, klasifikasi debil atu mampu educable mampu didik. Dalam kegiatan pembelajaran klien menunjukkan kemampuan yang kurang dalam menerima atau mengikuti bimbingan pengajaran dikelas, sehingga terkadang klien masih memerlukan pengawasan ketika mengerjakan tugas dari guru kelas. Klien sudah dapat menghitung angka, mengenal huruf abjad meskipun masih belum bisa menghafalkan semua, yang dihafal oleh klien adalah huruf vocal, klien sudah bisa menulis dengan cara memberikan contoh terlebih dahulu baris atas buku tulisnya, akan tetapi ketika menulis masih saja ada salah satu huruf yang hilang di perkata. Terkadang konsentrasi klien mudah beralih ketika ada hal yang mengganggunya seperti teman-temannya yang membuat keributan, ada orang yang sedang lewat teutama adalah orang laki-laki. 5. Keberfungsian Aspek Sosial a. Kemampuan Realisasi Diri Klien dapat mengenal diri dn keluarganya. Klien juga bisa melakukan bantu diri seperti makan, berpakaian, mandi, ke toilet, merawat hak milik, dan merapikan tempat tidur. Klien termasuk anak asuh yang mudah membantu dalam kegiatan asrama, seperti menyapu ketika sesudah makan, membuang sampah, merapikan piring setelah makan, menjemur handuk dan bantal teman- temannya. Dalam merawat dirinya klien sudah bisa mengerjakan dengan baik, seperti klien sudah mandi sendiri, setelah mandi klien memakai pakaian sendiri, memakai bedak dan wewangian. Klien termasuk anak asuh yang terbilang rapi. b. Kemampuan Relasi Sosial Kemampuan relasi sosial klien cukup baik karena hubungan klien dengan teman-temannya sangat dekat. Klien tergolong anak asuh yang suka menolong teman-temannya seperti membuka dan membuangkan bungkus kue 49 teman-temannya. Mengajarkan temannya untuk berbicara meskipun klien sendiri tidak jelas dalam berbicara. Klien juga bisa bekerja sama dalam kegiatan permainan kelompok. Hanya saja jika ada salah satu teman klien diganggu atau dijahili oleh teman yang lainmnya, klien merasa marah dan akan menunjukkan perilaku seperti menggigit tangannya. Hubungan klien dengan guru sekolah dan pengasuh asrama terbilang cukup baik, karena klien salah satu anak asuh yang bisa berkomunikasi dan mudah untuk diminta pertolongan oleh guru maupun pengasuh asrama. Ketika klien berada di lingkuang luar seperti jalan-jalan ke pemukiman sekitar yayasan, berberlanja dan bertamasya, klien bisa beradaptasi dengan lingkungan luar dank lien termasuk anak asuh yang suka menebar senyum dan menyapa orang lain. Akan tetapi masih memerlukan pengawasan pada saat klien berada di lingkungan luar. c. Kemampuan Integrasi Sosial Klien sudah cukup baik melakukan kegiatan kemasyarakatan meskipun masih memerlukan pengawasan dari praktikan, guru sekolah maupun pengasuh asrama. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien adalah dalam kegiatan beribadah seperti pergi ke musollah, membaur dengan masyarakat melakukan kegiatan yang berorientasi pada lingkungan seperti penggunaan sarana umum ketika klien berada di lingkungan luar yayasan. d. Keberfungsian Aspek Vokasional klien dapat melakukan jenis pekerjaan kertumahtanggaan seperti, menyapu ketika sesudah makan, membuang sampah, merapikan piring setelah makan, menjemur handuk dan bantal teman-temannya. Klien mempunyai kemamapuan menerima instruksi dengan baik dalam menerima dan menyampaikan pesan dan juga ketika ada yang meminta pertolongan. Dalam melakukan pekerjaan, klien termasuk anak asuh yang cekatan dan mempunyai tanggung jawab.

F. KEADAAN KLIEN SEBELUM BERADA DI LEMBAGA