Nim : 201410030311057
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : VN
Tempattanggal lahir : Pasuruan, 02 Januari 1998 Jenis Kelamin
: Perempuan Agama
: Islam Alamat
: Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jl. Raden Tumenggung Suryo No. 39 Kota Malang
B. SUSUNAN KELUARGA NO
NAM A
L P
USI A
RELAS I
PENDIDIKA N
PEKERJAA N
ALAMAT 1
BIY L
- Ayah
S1 Almarhum
- 2
SW P
49Th Ibu
S1 Swasta
Gresik 3
Vn P
- Anak
SMALB -
-
C. GENOGRAM
Keterangan : : kakek dari ayah
: nenek dari ayah : kakek dari ibu
: nenek dari ibu : kakak klien
D. LATAR BELAKANG MASALAH
1. Pernyataan Rujukan Klien masuk di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Malang, pada tahun
2007 dengan di antar oleh ibu kandungnya yang telah mengetahui bahwa anaknya mempunyai permasalahan dalam fisik dan psikologisnya.
Pada tanggal 18 Januari 2017 klien dirujuk oleh supervisior lembaga kepada praktikan untuk melakukan assesment terhadap permasalahan klien yang
35 SD
KL NB
SP SW
BIY VN
NB KL
SP SD
VN
mengalami Cerebral Palsy CP merupakan bagian dari tunadaksa dan juga gangguan funsi motoriknya.
Cerebral Palsy menurut asal katanya berasal dari dua kata, cerebral atau cerebrum yang berarti otak, dan palsy yang berarti kekakuan. Menurut arti kata,
cerebral palsy berarti kekakuan yang disebabkan oleh adanya kerusakan yang terletak di dalam otak. Dapat disimpulkan bahwasannya cerebral palsy merupakan
bagian dari tunadaksa, dimana adanya kelainan gerak, sikap, ataupun bentuk tubuh, gangguan koordinasi dan kadang-kadang disertai gangguan psikologis dan
sensoris, yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau kecacatan pada masa perkembangan otak.
Penyandang tunadaksa yang tergolong anak cerebral palsy mengalami kerusakan pada pyramidal tract dan extrapyramidal. Kedua system tersebut
berfungsi mengatur system motorik manusia. Oleh karena itu anak mengalami gangguan fungsi motoriknya. Gangguan tersebut berupa kekakuan, kelumpuhan,
gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis, dan gangguan keseimbangan. Selain gangguan motorik, anak tunadaksa juga mengalami
gangguan pada fungsi sensoris. Gangguan itu berupa penglihatan, pendengaran, perabaan, dan kemampuan kesan gerak dan raba tactilekinesthetic. Tingkat
kecerdasan anak cerebral palsy pun berentang, mulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu idiocy sampai gifted. Pengungkapan kemampuan tingkat kecerdasan
anak cerebral palsy mengalami kesukaran dan hambatan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penyesuaian social anak-anak cerebral palsy tidak
menyenangkan.Penyesuaian social seseorang berkaitan erat dengan konsep diri Sawrey dan Telfold, 1975. Konsep diri merupakan penilaian seseorang terhadap
dirinya. Konsep diri bukanlah bawaan, tetapi diperoleh anak melalui interaksi antara keluarga dan lingkungan.
Penggolongan anak Cerebral Palsy dapat digolongkan menjadi beberapa bagian :
36
1. Menurut derajat kecacatan
Golongan ringan Mild
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya
sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun cacat, tapi tidak akan mengganggu kehidupannya sehingga dapat beraktifitas dengan anak-anak
normal lainnya.
Golongan sedang Moderate Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah mereka yang
memerlukan latihan khusus untuk berbicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri. Golongan ini memerlukan alat-alat khusus seperti brace, crutches
untuk memperbaiki cacatnya.
Golongan berat Severe Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah anak-anak yang tetap
membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara, dan menolong dirinya sendiri. Prognosis hasil usaha peningkatan jelek, sehingga mereka tidak dapat
hidup sendiri di tengah-tengah masyarakat. 2.
Menurut topografi
Monoplegia, hanya satu anggota gerak yang lumpuh. Misalnya kaki kiri, kaki kanan dan kedua tangan normal.
Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama.
Misalnya tangan kanan dan kaki kanan, tangan kiri dan kaki kiri.
Paraplegia, lumpuh pada kedua buah tungkai atau kakinya.
Diplegia, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri lumpuh. Lumpuh kedua kaki kiri dan kanan yang disebut juga paraplegia.
Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan. Misalnya, tangan
kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.
Quadriplegia, menderita kelumpuhan pada seluruh anggota geraknya, yang disebut juga dengan tetraplegia.
3. Menurut fisiologi
Berdasarkan fungsi letaknya motorik
Spastik
37
Anak yang mengalami sistem ini menunjukkan kekejangan pada otot-ototnya, yang disebabkan oleh gerakan-gerakan kaku dan akan hilang dalam keadaan
diam tidur. Pada umumnya kekejangan ini akan menjadi hebat jika anak dalam keadaan marah atau dalam keadaan tenang.
Athetoid
Anak yang mengalami athetoid, tidak mengalami kekejangan atau kekakuan. Otot-ototnya dapat bergerak dengan mudah, malah sering terjadi gerakan-
gerakan yang tidak terkendali yang timbul diluar kemampuannya. Gerakan ini terdapat pada tangan, kaki, lidah, bibir, dan mata.
Tremor
Anak yang mengalami tremor sering melakukan gerakan-gerakan kecil yang berulang-ulang. Sering dijumpai anak yang salah satu anggota tubuhnya selalu
bergerak.
Rigid Gerakan-gerakannya sangat lambat dan kasar.
Ataxia
Kelainannya terletak di otak kecil cerebellum sehingga penderita mengalami gangguan keseimbangan.
Anak cerebral palsy akan mengalami kesulitan permasalahan, diantaranya kesulitan aktifitas motorik. Kesulitan aktifitas motorik ini dibagi atas tiga,
yaitu: 1.
Hiperaktif, anak tertarik oleh setiap rangsangan yang ia terima dan perhatiannya sangat mudah beralih dari satu objek ke objek yang lain.
2. Hipoaktif, gerakan lamban dan sangat kurang, tidak dapat menanggapi
rangsanga yang di terima. 3.
Gangguan koordinasi motoric Selain itu, juga terdapatnya kesulitan sensoris yang dapat dibagi menjadi:
1. Gangguan persepsi yang menyebabkan sulit mengolah rangsangan visual,
auditorium dan sulit dalam konsep bentuk ruang, warna, dan bunyi. 2.
Gungguan emosi, dimana adanya rasa rendah diri, pemalu, mudah tersinggung, pemarah, keras kepala dan acuh tak acuh.
38
3. Gangguan bahasa dan bicara, disebabkan karena anak cerebral palsy tidak
mendapatkan pengalaman untuk mendapatkan konsep bahasa yang menyebabkan timbulnya keterlambatan perkembangan bicara.
Ada dua hal yang menyebabkan keadaan anak cerebral palsy memiliki keterbatasan, yaitu sempitnya ruang lingkup gerak dan respon dari masyarakat.
Hasil penelitian Helman menunjukkan bahwa 45 dari anak cerebral palsy memiliki keterbelakangan mental, 35 memiliki kemampuan kecerdasan rata-
rata, 20 memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Michael C. Hardman, 1999. 2. Tujuan Assesment
Assessment adalah suatu proses yang dilakukan oleh pratikan untuk mencari data terkait dengan klien, keluarga klien, dan lingkungan sekitar klien. Assessment
juga disebut sebagai pengungkapan dan pemahaman masalah merupakan kegiatan pengkajian pemeriksaan aspek fisik, mental, sosial vokasional klien serta kondisi
klien dan lingkungan masyarakat untuk mendapatkan kejelasan kondisi objektif. Praktikan menggunkan proses assessment untuk mempermudah menganalisis
masalah klien dan menentukan program pelayanan pada rehabilitasi sosial yang berhasil dan berdaya guna untuk proses penyelesaian masalah klien.
E. MASALAH KEBERFUNGSIAN