Masalah Keberfungsian Nama Praktikan : Bagus Firmansyah

Tujuan Praktikan melakukan proses assesment adalah untuk suatu penilaian yang di buat oleh individu, keluarga dan lingkungan di sekitar Klien DS, baik di lingkungan asrama maupun sekolah, assement juga di sebut pengakuan dan pemahaman masalah juga merupakan kegiatan pengkajian baik pemeriksaan aspek psikis, fisik, mental, dan sosial, dan vokasional klien DS. Permasalahan potensi dan sumber sasaran sebagai acuan adalah tempat-tempat terapi yang berkaitan dengan kebutuhan Klien DS.

E. Masalah Keberfungsian

1. Keberfungsian Aspek Biologis Dari hasil wawancara praktikan dengan pihak pengasuh asrama, menunjukan bahwa Klien yang lahir dari pasangan bapak AP dan ibu SW yang di lahirkan di salah satu rumah sakit yang berada di gresik, dan klien dinyatakan oleh doktor mengidap penyakit polio, yang menyebabkan Klien mengalami kelumpuhan di bagian kaki dan tangannya. Secara psikis dinyatakan normal , akan tetapi Klien akan mengalami kelumpuhan pada bagian kaki dan tangan. Ciri-ciri klien saat ini: kulit kuning, anggota tubuh mengalami kelumpuhan di bagian kaki dan tangan, sehingga menggunakan alat bantu kursi roda, rambut lurus, badan besar. a. Kemampuan dasar imitasi Kemampuan dasar imitasi bertaraf cukup, karena saat teraphis praktikan menyuruh Klien untuk menirukan terapis atau praktikan dan Klien mampu merespon dengan baik. b. Kemampuan dasar persepsi 61 Kemampuan dasar persepsi klien sangat baik dikarenakan klien dapat memahami lingkungannya dengan baik dan dapat bersosialisasi baik dengan teman, anak asuh, bahkan dengan orang-orang baru. c. Kemampuan motorik kasar Kemampuan motorik kasar Klien bertaraf cukup, karena tidak semua motorik kasar dapat di lakukan oleh Klien. Motorik kasar yang sudah dapat di lakukan oleh Klien adalah mengangkat kedua tangan, mengerakan tangan ke kiri dan ke kanan dan lain-lain. Motorik kasar yang tidak bisa dilakukan klien adalah menaruh kedua telapak tangan dengan lurus, dan meluruskan kedua kakinya. d. Kemampuan tangan Kemampuan tangan klien bertaraf cukup, karena meskipun polio menyerang tangan klien, tetapi klien masih mampu untuk menulis, memegang sendok, dan mendorong kursi rodanya sendiri. Sedangan yang tidak dapat di lakukan klien seperti melepas pakaian, melepas sepatu, dan menyusun puzzle. e. Kemampuan performen kognitif Kemampuan performen kognitif klien bertaraf cukup, karena klien sudah mengenal kelompok hewan, buah dan warna meskipun masih tidak semua warna, sedangkan klien masih binggung ketika berhitung angka baik pengurangan maupun penambahan angka, 1-10, dan menulis dan membaca masih perhuruf. f. Kemampuan kognitif verbal 62 Kemampuan kognitif verbal Klien bertaraf cukup di karenakan klien sudah mampu menanyakan kembali apa yang sudah di samampaikan praktikan dan guru SDLB. 2. Aspek mental psikologis Pada saat ini aspek mental Klien tidak stabil, terkadang kelihatan bahagia, terkadang kelihatan sedih, suka marah gak jelas ke temannya, suka usil, dan selalu bergantung terhadap orang lain. 3. Aspek spiritual Keluarga klien semuanya beragama islam, kegiatan yang sering di lakukan oleh klien, saat akan belajar dan sesudah belajar membaca doa, sebelum dan sesudah makan membaca doa, melakukan sholat meskipun hanya di kursi roda. 4. Aspek mental intektual Klien yang berkebutuhan khusus, secara intelektual cukup baik, hanya malas untuk mengasah kemapuan belajar yang sudah di miliki, klien sudah dapat menulis dan membaca meskipun hanya perhuruf. Pengetahuan umum anak asuh cukup baik, yang mampu memjawab beberapa pertannyaan mata pelajaran IPS dengan baik, meskipun klien masih belum bisa mewarna dengan baik dan benar. 5. Aspek sosial a. Kemampuan realisasi diri. Klien dapat mengenal diri sendiri, keluarga, guru SDLB, pengasuh asrama, pihak terapi, dan praktikan. Kemampuan perawatan seperti mandi, kebersian, kerapian, kesehatan masih membutuhkan bantuan pihak pengasuh asrama dan temannya. 63 b. Kemampuan relasi sosial Klien sudah mampu menempatkan dirinya pada kelompok, hal tersebut terlihat bahwa klien dapat menyesuaikan diri baik dengan teman asrama, teman sekolah, dengan praktikan , pengasuh asrama , klien dapat menyesuaikan diri dengan cukup baik. c. Kemampuan integrasi sosial Klien sudah dapat melakukan kegiatan kemasyrakatan dengan baik, meskipun masih perlu pendampingan, hal tersebut dapat terlihat saat praktikan mendampingi klien ke kampung kids batu, klien mampu berkomunikasi dengan orang baru dan ketika belanja di suatu supermarket klien mampu membayar sendiri di kasir, meskipun masih memerlukan pendampingan. 6. Aspek vokasional Klien masih belum bisa melakukan pekerjaan seperti membersikan dirinya sendiri, dalam melakukan aktivitas klien masih membutuhkan bimbingan baik dari pihak asrama, guru, pihak terapi baik fisioterapi maupun OT.

F. Keadaan klien sebelum di lembaga