Konteks Nasional

2.1 Konteks Nasional

n Konteks yang melatarbelakangi perkembangan demokrasi lokal senantiasa dipengaruhi oleh hambatan atau dukungan yang berasal dari peraturan-peraturan yang dibuat pada tingkat nasional . Skala administrasi pemerintahan lokal secara langsung dipengaruhi oleh tinggi

atau rendahnya tingkat sentralisasi di sebuah negara. Konteks nasional itu juga menentukan substansi keputusan yang dibuat di tingkat lokal berhadapan dengan keputusan-keputusan yang ditentukan (atau dihambat) oleh keputusan atau kebijakan yang ditetapkan pada tingkat pemerintahan nasional atau regional. Di antara pemerintahan daerah yang satu dan pemerintahan daerah lainnya – bahkan di dalam sebuah negara yang sama -- terdapat perbedaan-perbedaan yang besar menyangkut tingkat pelimpahan wewenang dan jenis tanggung jawab pemerintahan yang dijalankan di tingkat lokal. Ukuran fisik, fungsi, dan tantangan- tantangan yang dihadapi sebuah kota dunia (global city) seperti New York tentu berbeda jauh dengan kondisi di daerah-daerah pedusunan di Tanzania. Wilayah- wilayah prefektur di Prancis yang relatif sentralistis dengan sejarah pemerintahan lokalnya yang mandiri, tentu, jauh berbeda dibandingkan daerah-daerah metropolis, seperti di Afrika Selatan, yang belum lama menyatu (newly- amalgamated ), dengan penduduk yang tengah mengalami masa transisi.

Berbagai macam konteks nasional yang melatarbelakangi pembuatan keputusan pemerintah lokal antara lain adalah sebagai berikut:

Sistem politik satu partai yang sangat sentralistik, seperti di Cina;

Sistem politik yang terintegrasi dan relatif homogen, seperti di Norwegia atau Jepang;

Negara-negara yang relatif kecil, seperti Austria atau Senegal, yang ditandai oleh pengambilan keputusan yang cukup signifikan di tingkat distrik;

Sistem federal seperti di Australia, Brasil, India atau Amerika Serikat, yang memberi peranan besar kepada negara-negara bagian;

Sistem politik terdesentralisasi dengan kekuasaan pemerintahan lokal yang amat besar, seperti di Swiss;

Sistem politik terdesentralisasi dengan pelimpahan kekuasaan cukup besar kepada minoritas etnis atau kelompok-kelompok agama seperti pemerintahan otonom masyarakat adat di Kanada;

Pemerintah lokal otonom dalam konteks pemerintah nasional yang sentralistik, seperti di Hong Kong; atau

Situasi perebutan kedaulatan wilayah seperti yang melanda wilayah Sudan, Rusia (Chechnya), atau Yugoslavia (Kosovo).

Menyadari adanya konteks nasional tertentu di suatu wilayah, ada baiknya dipertimbangkan beberapa pertanyaan menyangkut rancangan demokrasi lokal, yang antara lain:

Masalah otoritas . Apakah struktur pemerintah daerah itu berhak membuat kebijakan dan menentukan keputusan penting, atau apakah struktur itu semata- mata hanya menerapkan kebijakan yang telah diperdebatkan dan digariskan di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, misalnya oleh parlemen di pemerintah nasional atau propinsi (atau pada kasus negara federal, oleh pemerintah negara bagian)?

Kapasitas finansial . Bagaimanakah pola arus pendapatan dan bentuk otoritas keuangan di dalam pemerintahan? Siapa yang mengendalikan anggaran?

Kapasitas mengimplementasikan kebijakan . Apakah struktur dan pelaksanaan tugas pemerintahan lokal itu memberikan ruang politik bagi organisasi- organisasi masyarakat madani dan semua pemain utama? Dan dalam menyikapi suatu isu, apakah semua aktor itu dijamin hak dan peranannya dalam proses pengambilan keputusan di tingkat lokal?

Pelimpahan kekuasaan ke tingkat yang tepat. Seberapa besarkah wewenang/ kekuasaan di dalam struktur pemerintahan lokal yang dilimpahkan ke dalam forum yang tepat, misalnya desentralisasi pengambilan keputusan kepada pemerintah distrik, kelompok masyarakat, atau panel-panel khusus?

Ikhtisar 5

Pemerintahan Lokal dalam Federasi Rusia

Pelajaran penting mengenai desain sistem pemerintahan lokal dapat dipetik dari pengalaman negara Rusia. Cikal bakal dari sistem demokrasi lokal di negara Rusia sesungguhnya adalah Konstitusi tahun 1993, yang mendeklarasikan adanya unit- unit pemerintah lokal yang tidak terikat oleh pemerintah sentral. Ini sungguh- sungguh merupakan perubahan yang amat dramatis dari era Uni Soviet, di mana saat itu semua pemerintah dan pejabat lokal langsung berada di bawah otoritas Moskow dan Partai Komunis dalam tradisi “sentralisme demokrasi”. Kebanyakan desain sistem pemerintah lokal di Rusia diciptakan oleh desainer konstitusi dari pemerintah pusat. Dr. Liudmila Lapteva dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia mencatat bahwa pemerintahan lokal bukannya berakar dari inisiatif warga masyarakat, melainkan sebagai hasil tindakan pemerintah federal. Mendekati tahun 1997, para pejabat Rusia telah membentuk tidak kurang dari 12.000 unit pemerintah kotapraja. Namun tidak semua pejabat pemerintah kotapraja itu dipilih

M ENDESAIN S IST EM D EMOKRASI L OKAL

oleh penduduk lokal, sebab di beberapa wilayah pejabat kotaprajanya ditunjuk langsung oleh pemerintah Federasi Rusia. Lebih dari itu, beberapa penguasa itu tidak memiliki independensi finansial dan wewenang yang penuh, dan hal itu jelas-jelas menunjukkan ketergantungannya pada tingkat pemerintahan federal yang lebih tinggi. Masalah itu diperburuk oleh ambiguitas produk-produk perundangan federal yang memberi kekuasaan kepada para penguasa wilayah atau kotapraja itu.

Aspek penting yang diperlukan untuk memperkokoh demokrasi lokal di Rusia adalah pembangunan masyarakat yang aktif bersemangat, yang kelak akan dapat menciptakan tuntutan arus bawah menuju terwujudnya demokrasi lokal. Ketiadaan masyarakat madani yang kuat jelas membatasi peran serta masyarakat dalam mengatasi persoalan-persoalan lokal, sekaligus menghambat partisipasi warga dalam pembahasan masalah-masalah penting, misalnya penyusunan anggaran untuk masalah-masalah kemasyarakatan. Untuk membangun masyarakat madani, diperlukan dukungan pengalaman dari organisasi-organisasi semacam komite perumahan, gerakan-gerakan pemuda dan perusahaan swasta lokal. Pemerintah- pemerintah wilayah Novgorod, St. Petersburg, dan Moskow telah berhasil membangun kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan; dan sebagai hasilnya mereka berhasil mengembangkan proses-proses perencanaan komunitas yang partisipatoris beserta seluruh implementasinya. Agar tunas-tunas demokrasi di Rusia ini dapat terus bertahan hidup, diperlukan penguatan melalui pelatihan serta peningkatan kemampuan bagi pemerintah-pemerintahan lokal hasil reformasi politik itu, sehingga pada gilirannya akan membantu para penguasa atau pejabat lokal bisa bekerja sama secara lebih efektif dengan organisasi-organisasi masyarakat madani yang seiring dengan itu mereka bangun dan bina.