Panduan Lund: Beberapa Rekomendasi untuk Merekonsiliasi Demokrasi dengan Kemajemukan

Ikhtisar 9 Panduan Lund: Beberapa Rekomendasi untuk Merekonsiliasi Demokrasi dengan Kemajemukan

Guidelines for Effective Participation of National Minorities in Public Life 1999 (Panduan Partisipasi Efektif Kaum Minoritas dalam Kehidupan Bermasyarakat 1999) - yang disusun oleh High Commissioner for National Minorities in Europe (Komisaris Tertinggi bagi Kaum Minoritas Nasional) untuk Organization for Security and Cooperation in Europe (Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa atau OSCE) - memuat tinjauan yang cukup luas dan seksama mengenai berbagai rekomendasi spesifik demi menyelaraskan demokrasi dengan kemajemukan masyarakat. Panduan ini, yang sering disebut sebagai “Panduan Lund”, menyajikan menu-menu spesifik mengenai berbagai langkah yang harus ditempuh untuk meningkatkan partisipasi kaum minoritas di dalam institusi-institusi kemasyarakatan dan pada proses-proses pengambilan keputusan. Berikut adalah petikan beberapa bagian yang terpenting:

Hak Suara dan Pemilu Proses pemilu harus memberi ruang bagi partisipasi kaum minoritas di dalam

politik. Negara berkewajiban melindungi hak setiap warga anggota kelompok minoritas untuk berperan serta dalam menjalankan berbagai urusan publik, termasuk melaksanakan hak untuk memberikan suara serta menduduki suatu jabatan tanpa ada diskriminasi.

Peraturan-peraturan menyangkut pembentukan serta aktivitas partai-partai politik harus dibuat sesuai dengan kaidah-kaidah hukum internasional mengenai kebebasan berserikat. Kaidah ini juga mencakup kebebasan mendirikan partai politik berdasarkan identitas komunal serta berdasarkan hal-hal lain yang belum diatur khusus yang menyangkut kepentingan kelompok masyarakat tertentu.

Sistem pemilu harus menyediakan fasilitas bagi perwakilan dan pengaruh kaum minoritas.

Batas-batas geografis distrik pemilihan harus menyediakan fasilitas yang setara bagi perwakilan kaum minoritas nasional.

Transparansi Struktur dan proses pengambilan keputusan dari para pejabat regional dan

lokal harus bersifat terbuka dan dapat diakses sehingga mendorong partisipasi kaum minoritas.

K EMAJEMUKAN DAN D EMOKRASI

Lembaga-lembaga Penasihat dan Konsultasi Negara harus membentuk lembaga-lembaga penasihat dan konsultasi dalam

kerangka institusional yang tepat, yang dapat dijadikan saluran dialog antara badan-badan pemerintah dan kaum minoritas nasional. Badan-badan seperti itu dapat juga memuat panitia-panitia khusus yang dibentuk untuk menangani isu-isu spesifik, misalnya masalah perumahan, urusan pertanahan, pendidikan, bahasa, dan kebudayaan. Susunan lembaga-lembaga itu harus benar-benar mencerminkan tujuan yang sesungguhnya, dan memberikan kontribusi efektif dalam mengkomunikasikan dan lebih mengakomodasi kepentingan kaum minoritas.

Badan-badan itu harus dapat menyampaikan isu-isu terkait kepada para pengambil keputusan, mempersiapkan berbagai rekomendasi, merumuskan produk hukum dan proposal-proposal lainnya, memantau perkembangannya, dan memberikan pandangan terhadap keputusan-keputusan pemerintah yang mungkin langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan atau kepentingan kelompok-kelompok minoritas. Para pejabat pemerintah harus secara reguler berkonsultasi dengan lembaga-lembaga itu dalam hal produk hukum dan langkah-langkah yang diambilnya demi memenuhi kebutuhan dan keluhan kaum minoritas, sekaligus membangun kepercayaan mereka. Agar dapat berfungsi efektif, lembaga-lembaga penasihat atau konsultasi itu harus memiliki sumber daya yang diperlukan.

Pemerintahan Otonom Partisipasi efektif kelompok-kelompok minoritas dalam kehidupan masyarakat

mungkin perlu disertai peluang bagi mereka untuk melakukan semacam pemerintahan otonom yang bersifat teritorial, non-teritorial, atau perpaduan dari keduanya. Dalam kasus-kasus seperti ini, negara berkewajiban menyediakan segala sumber daya yang diperlukan.

Sistem pemerintahan otonom non-teritorial merupakan cara yang bagus untuk membangun dan melestarikan identitas dan kebudayaan kaum minoritas. Isu-isu yang perlu pengaturan seksama dalam konteks pemerintahan otonom ini antara lain pendidikan, kebudayaan, penggunaan bahasa minoritas, agama, dan perkara-perkara lain yang sangat krusial maknanya bagi keutuhan identitas dan cara hidup kaum minoritas.

Dengan tetap memperhatikan atau mengacu pada kewenangan para pejabat pemerintah untuk menyusun standar pendidikan, lembaga-lembaga kaum minoritas dapat menyusun kurikulum pengajaran bahasa minoritas, Dengan tetap memperhatikan atau mengacu pada kewenangan para pejabat pemerintah untuk menyusun standar pendidikan, lembaga-lembaga kaum minoritas dapat menyusun kurikulum pengajaran bahasa minoritas,

Dalam konteks pemerintahan otonom (oleh kaum minoritas) di atas, diantara fungsi-fungsi yang dapat mereka jalankan dengan kewenangan besar dan efekif adalah urusan pendidikan, kebudayaan, penggunaan bahasa minoritas, masalah lingkungan, perencanaan pembangunan lokal, sumber-sumber alam, pembangunan ekonomi, fungsi polisi lokal, serta pemukiman, kesehatan dan pelayanan sosial lainnya.

Pelaksanaan pemerintahan otonom ini perlu diatur sebaik-baiknya oleh undang-undang, dan pada umumnya produk undang-undang khusus itu tidak mudah diamandemen seperti produk hukum yang lain. Tatacara meningkatkan peranserta kaum minoritas dalam pengambian keputusan dapat diatur oleh undang-undang atau perangkat lainnya.

Penanganan Konflik Peran serta efektif kaum minoritas dalam kehidupan masyarakat harus

disertai oleh saluran-saluran konsultasi yang mapan untuk menghindarkan konflik dan menyelesaikan pertikaian, atau jika perlu dibentuk pula panitia- panitia ad hoc atau mekanisme yang sejenis. Metode-metode itu meliputi:

penyelesaian konflik lewat jalur hukum, misalnya dengan menempuh semacam judicial review (tinjauan hukum) terhadap produk legislatif atau melalui pengadilan tata usaha negara, yang mengharuskan negara memiliki sistem kehakiman yang independen, mudah diakses, tidak memihak, dan keputusannya dihormati semua pihak, dan mekanisme-mekanisme penyelesaian konflik lain yang meliputi:

perundingan, pencarian fakta, mediasi, arbitrasi, ombudsman bagi kaum minoritas, dan, komisi-komisi khusus yang dapat menjadi fokus utama dan mekanisme-

mekanisme lainnya untuk menyelesaikan keluhan kaum minoritas perihal masalah-masalah pemerintahan.

P K ERANAN EMAJEMUKAN DAN K EBIJAKAN D P UBLIK EMOKRASI