LANDASAN TEORI

4. Kekerasan Bahan

Pengertian umum kekerasan ialah penolakan suatu bahan atau material melawan desakan suatu bahan lain. (Schonmetz, 1990: 195). Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai, karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang relatif kecil tanpa kesukaran mengenai spesifikasi.

Ada beberapa cara untuk mengukur kekerasan suatu material, diantaranya adalah pengujian kekerasan Brinell, Vickers dan Rockwell:

a. Pengujian Kekerasan Vickers (HV) Dalam pengujian kekerasan vickers peran sebagai badan pendesak dimainkan oleh pucuk sebuah piramid intan yang bertekanan tanpa kejutan pada segenap benda uji yang benar – benar rata dan polos. Beban normal: 3,5; 10; 30; dan

60 dan, lama pembebanan 30 detik. Semakin tipis benda uji, maka semakin kecil pula beban yang dipilih. Dampak tekan yang berbentuk bujur sangkar tersebut didalam mesin uji diperesar dan ditamplkan dalam layar. Ukuran sisi – sisi miringnya dapat dibaca dengan sebuah alat ukur halus dengan ketepatan 0,001 mm. dari nilai rata – ratanya dan besar beban, dicari angka kekerasan dari tabel yang telah distandarisasi dalam DIN 50.133 (Schonmetz, 1990: 197).

Nilai kekerasan dari suatu bahan dinyatakan dengan angka kekerasan yang berlainan untuk setiap pengujian. Ada beberapa cara untuk mengukur nilai kekerasan bahan biasanya digunakan metode pengukuran ketahanan terhadap penetrasi bola kecil, kerucut atau piramida. Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test) ialah pengujian kekerasan terhadap bahan (logam), dimana dalam Nilai kekerasan dari suatu bahan dinyatakan dengan angka kekerasan yang berlainan untuk setiap pengujian. Ada beberapa cara untuk mengukur nilai kekerasan bahan biasanya digunakan metode pengukuran ketahanan terhadap penetrasi bola kecil, kerucut atau piramida. Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test) ialah pengujian kekerasan terhadap bahan (logam), dimana dalam

Pengujian kekerasan sistem Vickers ini ialah pemakaian Indentornya menggunakan piramida intan dengan sudut puncak piramida adalah 136°, Bentuk indentor yang relative tajam dibanding dengan Brinell yang menggunakan bola baja, Vickers mamberikan pembebanan yang sangat kecil yakni dengan tingkatan beban 5; 10; 20; 30; 50 dan 120 kg, bahkan untuk pengujian microstruktur hanya ditentukan 10

g, sehingga pengujian kekerasan Vickers cocok digunakan pada bahan yang keras dan tipis.

B. Kerangka Pemikiran

Grinding ball merupakan bola penggiling yang digunakan dalam proses pembuatan semen yang disyaratkan mempunyai karakteristik keras (tahan aus) sekaligus tangguh (tidak mudah pecah) dan tahan korosi. Grinding ball berfungsi sebagai bahan pengisi yang berfungsi untuk menghancurkan bahan baku semen. Untuk mendapatkan bahan dengan persyarat-an kekuatan yang harus dipenuhi oleh Grinding ball, maka bahan baku yang sesuai adalah logam yang mengandung Fe, yaitu besi dan baja. Besi dan baja memiliki sifat yang bervariasi, mulai.dari sifat yang paling lunak hingga paling keras serta memiliki sifat mampu bentuk yang baik dalam proses pengecoran sehingga berbagai macam bentuk coran dapat dibuat dengan pengecoran.

Tingkat kekerasan grinding ball hasil pengecoran dapat ditentukan dengan media pendingin dan temperatur pemanasan. Pada penelitian ini digunakan benda kerja bahan logam hasil pengecoran.

Untuk mengetahui secara pasti ada tidaknya pengaruh media pendingin oli dan temperatur pemanasan terhadap tingkat kekerasan grinding ball hasil pengecoran, maka dilakukan pengujian kekerasan.

Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran ini dapat digambarkan dalam paradigma berikut :

Keterangan :

A : variasi media pendingain

B : variasi temperatur pemanasan

X : tingkat kekerasan

C. Hipotesis Penelitian

A ﻈ.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh variasi media pendingin oli terhadap tingkat kekerasan grinding ball hasil pengecoran.

2. Adakah pengaruh variasi temperatur pemanasan terhadap tingkat kekerasan grinding ball import.

3. Adakah pengaruh interaksi bersama variasi media pendingin oli dan temperatur pemanasan terhadap tingkat kekerasan grinding ball hasil pengecoran.

4. Didapat nilai kekerasan yang optimal dari interaksi antara media pendingin dan temperatur pemanasan pada grinding ball hasil pengecoran.