Analisisa Hasil Pengujian Kekerasan

B. Analisisa Hasil Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan makro menggunakan metode vickers, alat yang digunakan adalah Macro Hardness Tester dengan penetrator piramida intan. Beban penekanan 40 kg dengan waktu 10 detik. Pengujian dilakukan pada 5 lokasi titi uji dari bagian inti ke tepi dengan variasi jarak 3 mm antara titik. Untuk menghitung nilai kekerasan vikers digunakan rumus persamaan kekerasan vikers, dimana :

P = 40 (kg)

D = 0.345 (mm)

Penyelasaian :

Hv = 1,854 x 2

623,3 kg/mm 2

Keterangan :

Hv : nilai kekerasan P

: beban identor

D : dimeter jejak pengujian Tabel 7 . Hasil pengujian kekerasan Raw Material Grinding Ball hasil pengecoran.

No Posisi

titik

d . d d 㦀030 㦀030 Kekerasan

( VHN )

Kekerasan rata - rata

Tabel 8. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 800°C media quenching oli SAE 20.

No Posisi titik dari sumbu

d . d d 㦀030 㦀030 Kekerasan ( VHN )

Kekerasan rata - rata

Tabel 9. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 800°C media quenching oli SAE 30.

No Posisi titik dari

sumbu

d . d d 㦀030 㦀030 Kekerasan ( VHN )

Kekerasan rata - rata

1 0 mm

2 3 mm

3 6 mm

4 9 mm

5 12 mm

Tabel 10. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 800°C media quenching oli SAE 40.

No Posisi titik dari sumbu

d . d d 㦀030 㦀030 Kekerasan ( VHN )

Kekerasan rata - rata

Tabel 11. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 850°C media quenching oli SAE 20.

No

Posisi titik dari sumbu

d 1 d 2 d rata-rata

Kekerasan (VHN)

Kekerasan rata - rata

Tabel 12. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 850°C media quenching oli SAE 30.

No

Posisi titik dari sumbu

d 1 d 2 d rata-rata

Kekerasan (VHN)

Kekerasan Rata - rata

Tabel 13. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 850°C media quenching oli SAE 40.

No

Posisi titik dari sumbu

d 1 d 2 d rata-rata

Kekerasan (VHN)

Kekerasan Rata - rata

1 0 mm

2 3 mm

3 6 mm

4 9 mm

5 12 mm

Tabel 14. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 900°C media quenching oli SAE 20.

No

Posisi titik dari sumbu

d 1 d 2 d rata-rata

Kekerasan

(VHN)

Kekerasan Rata – rata

Tabel 15. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 900°C media quenching oli SAE 30.

No

Posisi titik dari sumbu

d 1 d 2 d rata-rata

Kekerasan (VHN)

Kekerasan Rata – rata

Tabel 16. Hasil pengujian kekerasan Makro Grinding Ball hasil pengecoran dengan pemanasan 900°C media quenching oli SAE 40.

No

Posisi titik dari sumbu

d 1 d 2 d rata-rata

Kekerasan

(VHN)

Kekerasan Rata – rata

Dari data tabel hasil kekerasan diatas dapat diketahui nilai kekerasan pada tiap spesimen yang mengalami perlakuan Hardening dengan media pendingin ( Quenching ) Oli . Maka untuk lebih jelas dalam pembacaan hasil nilai kekerasan dibuatlah diagram batang histogram, seperti terlihat pada gambar diagram dibawah ini :

Gambar 14. Diagram Histogram variasi media pendingin / Quenching dengan temperatur pemanasan.

Hasil pengujian diperoleh dari alat penguji kekerasan dengan menggunakan metode kekerasan Vikers dengan beban 40 kg/mm² pada benda uji menunjukkan bahwa tanpa proses Heat Tretment nilai kekerasannya 600,1 kg/mm². Proses Heat Treatment pada spesimen uji pemanasan sampai 800°C dan ditahan selama ¼ jam, kemudian dilanjutkan dengan pencelupan ( Quenching ) dalam media Oli SAE 20 = 428,0 kg/mm², SAE 30 = 416,6 kg/mm², SAE 40 = 360,9 kg/mm²

Sedangkan pada proses heat treatment pada spesimen uji pemanasan sampai 850°C dan ditahan selama ¼ jam, kemudian dilanjutkan dengan pencelupan ( Quenching ) dalam media Oli SAE 20 = 729,0 kg/mm², SAE 30 = 586,5 kg/mm², SAE 40 = 777,2 kg/mm²

Diagram Histogram Hasil Pengujian

Kekerasan

SAE 20 SAE 30 SAE 40

Dan pada proses heat treatment pada spesimen uji pemanasan sampai 900°C dan ditahan selama ¼ jam, kemudian dilanjutkan dengan pencelupan ( Quenching ) dalam media Oli SAE 20 = 561,0 kg/mm², SAE 30 = 656,3 kg/mm², SAE 40 = 729,2 kg/mm² dan SAE 30 – 40 = 573,7 kg/mm². Dari hasil pengujian kekerasan tersebut bahwa dengan heat treatment sebagian besar dapat meningkatkan kekerasan pada spesimen benda uji. Dan dari data diatas nilai kekerasan tertinggi terjadi pada pemanasan 850°C yang ditahan selama ¼ jam dengan pencelupan ( Quenching ) dalam media Oli SAE 40 = 777,2 kg/mm², kekerasan terendah pada suhu 800°C yang ditahan selama ¼ jam dengan pencelupan ( Quenching ) dalam media Oli SAE 40 = 360,9 kg/mm² pada besi tuang putih martensitik ASTM A532 – 75a class II type A.

Pengaruh laju pendinginan yang cepat, suhu yang sesuai dan nilai kekentalan yang tinggi maka spesimen akan semakin keras, dilihat dari struktur martensit besi tuang putih martensitik ASTM A532 – 75a class II type A, karena semakin banyak struktur martensit maka nilai kekerasannya semakin tinggi.