Metode Analisis AHP
B. Metode Analisis AHP
1. Penyusunan hirarki Setelah permasalahan didefinisikan, langkah selanjutnya adalah
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki. Kriteria dan subkriteria dalam penelitian ini merupakan kriteria dan subkriteria yang dipakai oleh perusahaan dalam memilih supplier, yang diperoleh dari hasil wawancara pendahuluan. Masalah pemilihan supplier pada PT Cazikhal disusun dalam tiga level hirarki seperti pada gambar
IV.2. Level 0 merupakan tujuan yaitu memilih supplier terbaik (optimal), level pertama merupakan kriteria dalam pemilihan supplier, level 2 IV.2. Level 0 merupakan tujuan yaitu memilih supplier terbaik (optimal), level pertama merupakan kriteria dalam pemilihan supplier, level 2
Memilih supplier terbaik
Harga Kualitas Layanan Ketepatan Ketepatan
Pengiriman Jumlah
Supplier X
Supplier Y
Supplier Z
Gambar IV.2
Struktur Hirarki Masalah Pemilihan Supplier PT Cazikhal Sumber : Thomas L. Saaty, 1994 dimodifikasi
2. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.
a. Matriks Perbandingan Berpasangan Masing-masing Kriteria dalam Pemilihan Supplier pada PT Cazikhal
Agar diperoleh bobot penilaian dari masing-masing variabel maka dibuat tabel skala penilaian perbandingan berpasangan. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut:
Tabel IV.1
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Kriteria
Dalam Pemilihan Supplier
Ketepatan Ketepatan Kriteria
Harga Kualitas Layanan
Pengiriman Jumlah Harga
Sumber: data primer diolah
b. Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Dari Masing- masing Kriteria Dalam Pemilihan Supplier Pada PT Cazikhal
Data untuk pengukuran prioritas kepentingan dari subkriteria dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.
Agar diperoleh bobot penilaian dari masing-masing variabel maka dibuat tabel skala penilaian perbandingan berpasangan. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut:
Tabel IV.2
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria
pada Kriteria Harga
Kemampuan
Kepantasan harga
Subkriteria memberikan diskon
dengan kualitas (H1)
(H2) Kepantasan harga
1 dengan kualitas (H1)
Kemampuan memberikan diskon
1 (H2)
Sumber: data primer diolah
Tabel IV.3
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria
pada Kriteria Kualitas
Kesesuaian
Kemampuan
Penyediaan memberikan Subkriteria
barang dengan
spesifikasi
barang tanpa kualitas yang
yang
cacat (Q2)
konsisten (Q3)
ditetapkan (Q1)
Kesesuaian barang dengan
1 spesifikasi yang
ditetapkan (Q1) Penyediaan barang tanpa
1 cacat (Q2) Kemampuan memberikan
1 kualitas yang
konsisten (Q3) Sumber: data primer diolah
Tabel IV.4
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria
pada Kriteria Layanan
Cepat Kemampua Kecepatan tanggap Kemudah- n memberi- menanggap menyelesai
i Subkriteria
an untuk
kan
-kan dihubungi informasi permintaan keluhan
(S1)
secara jelas pelanggan pelanggan
(S2)
(S3) (S4)
Kemudahan untuk
1 dihubungi (S1)
Kemampuan memberikan
1 secara jelas (S2) Kecepatan menanggapi
informasi
1 permintaan
pelanggan (S3) Cepat tanggap menyelesaikan
1 keluhan
pelanggan (S4) Sumber: data primer diolah
Tabel IV.5
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria pada Kriteria Ketepatan Pengiriman
Kemampuan
Kemampuan
mengirimkan barang
Subkriteria menanganani sistem
sesuai tanggal yang
transportasi (D2)
disepakati (D1)
Kemampuan mengirimkan barang
1 sesuai tanggal yang
disepakati (D1) Kemampuan menanganani sistem
1 transportasi (D2) Sumber: data primer diolah 1 transportasi (D2) Sumber: data primer diolah
Supplier
Agar diperoleh bobot penilaian dari masing-masing variabel maka dibuat tabel skala penilaian perbandingan berpasangan. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut:
1) Kriteria Harga
Tabel IV.6
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas Barang
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.7
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
2) Kriteria Kualitas
Tabel IV.8
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kesesuaian Barang dengan Spesifikasi yang
Ditetapkan
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.9
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.10
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Kualitas yang
Konsisten
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
3) Kriteria Layanan
Tabel IV.11
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemudahan Dihubungi
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.12
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Memberikan Informasi Secara Jelas
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.13
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kecepatan Menanggapi Permintaan
Pelanggan
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.14
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Cepat Tanggap Menyelesaikan Keluhan
Pelanggan
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
4) Kriteria Ketepatan Pengiriman
Tabel IV.15
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Tanggal yang Disepakati
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
Tabel IV.16
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Dalam Menangani Sistem
Transportasi
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
5) Kriteria Ketepatan Jumlah
Tabel IV.17
Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif Kriteria Ketepatan Jumlah
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1 Supplier Y
1 Supplier Z
1 Sumber: data primer diolah
3. Menghitung bobot/prioritas kepentingan dari masing-masing variabel pada level 1 (kriteria) yaitu Harga, Kualitas, Layanan, Ketepatan Pengiriman, dan Ketepatan Jumlah.
Data untuk pengukuran prioritas kepentingan dari kriteria-kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.
Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Hasilnya ditunjukkan pada tabel
IV.18.
Tabel IV.18
Penilaian Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam
Pemilihan Supplier
Ketepatan Ketepatan Kriteria
Harga Kualitas Layanan
Pengiriman Jumlah Harga
Sumber : Hasil Pengolahan AHP Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam memilih supplier di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam table IV.19 berikut:
Tabel IV.19
Prioritas Kepentingan (Bobot) Kriteria dalam Pemilihan Supplier
Kriteria
Prioritas Harga
Bobot
II Kualitas
I Layanan
III Ketepatan Pengiriman
IV=V Ketepatan Jumlah
IV=V Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.9 di atas menunjukkan bahwa dalam memilih supplier kayu, prioritas pertama PT Cazikhal yaitu kriteria kualitas dengan bobot
0,486, selanjutnya prioritas kedua yaitu kriteria harga dengan bobot 0,277, prioritas ketiga kriteria layanan dengan bobot 0,091, prioritas selanjutnya ketepatan pengiriman dan ketepatan jumlah dengan bobot yang sama yaitu 0,073.
4. Menghitung bobot/prioritas kepentingan dari masing-masing variabel pada level 2 (subkriteria)
Data untuk pengukuran prioritas kepentingan subkriteria dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.
Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Hasilnya ditunjukkan pada tabel- tabel di bawah ini: Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Hasilnya ditunjukkan pada tabel- tabel di bawah ini:
Tabel IV.20
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Harga
dalam Pemilihan Supplier
Kemampuan
Kepantasan harga
Subkriteria memberikan diskon
dengan kualitas (H1)
(H2) Kepantasan harga
1 1,723 dengan kualitas (H1)
Kemampuan memberikan diskon
1 (H2) Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria harga di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.21 berikut:
Tabel IV.21
Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria pada Kriteria Harga
dalam Pemilihan Supplier
Prioritas Kepantasan harga
Subkriteria
Bobot
I dengan kualitas (H1)
Kemampuan memberikan diskon
II (H2) Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.21 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria harga dalam pemilihan supplier, subkriteria kepantasan harga dengan Tabel IV.21 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria harga dalam pemilihan supplier, subkriteria kepantasan harga dengan
b. Kriteria Kualitas
Tabel IV.22
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Kualitas Dalam Pemilihan Supplier
Kesesuaian
Penyediaan Kemampuan
barang memberikan Subkriteria spesifikasi yang tanpa cacat
barang dengan
kualitas yang
konsisten (Q3) Kesesuaian barang dengan
ditetapkan (Q1)
(Q2)
1 0,504 0,730 spesifikasi yang
ditetapkan (Q1) Penyediaan barang tanpa
1 1,575 cacat (Q2)
Kemampuan memberikan
1 kualitas yang
konsisten (Q3) Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria kualitas di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.23 berikut:
Tabel IV.23
Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria Pada Kriteria Kualitas dalam Pemilihan Supplier
Prioritas Kesesuaian barang dengan
Subkriteria
Bobot
III spesifikasi yang ditetapkan
(Q1) Penyediaan barang tanpa
cacat (Q2) Kemampuan memberikan
II kualitas yang konsisten (Q3) Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.23 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria kualitas, subkriteria penyediaan barang tanpa cacat (Q2) menempati prioritas pertama dalam memilih supplier dengan nilai bobot 0,466. Prioritas selanjutnya adalah subkriteria kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) dengan nilai bobot 0,305, dan prioritas terakhir adalah subkriteria kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan(Q1) dengan nilai bobot 0,229.
c. Kriteria Layanan
Tabel IV.24
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Layanan Dalam Pemilihan Supplier
Cepat Kemampua Kecepatan tanggap Kemudah- n memberi- menanggap menyelesai
i Subkriteria
an untuk
kan
-kan dihubungi informasi permintaan keluhan
(S1)
secara jelas pelanggan pelanggan
(S2)
(S3) (S4)
Kemudahan untuk
0,599 0,401 dihubungi
(S1) Kemampuan memberikan
1 0,265 0,226 secara jelas (S2)
informasi
Kecepatan menanggapi permintaan
1 0,774 pelanggan (S3) Cepat tanggap menyelesaika n keluhan
1 pelanggan (S4)
Sumber : Hasil Pengolahan AHP Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria layanan di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.25 berikut:
Tabel IV.25
Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria Pada Kriteria Layanan dalam Pemilihan Supplier
Prioritas Kemudahan untuk dihubungi
Kemampuan memberikan
IV informasi secara jelas (S2)
Kecepatan menanggapi
II permintaan pelanggan (S3)
Cepat tanggap menyelesaikan
I keluhan pelanggan (S4)
Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.25 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria layanan, subkriteria cepat tanggap menyelesaikan keluhan pelanggan (S4) menempati prioritas pertama dalam pemilihan supplier pada PT Cazikhal dengan nilai bobot 0,410. Prioritas kedua yaitu subkriteria kecepatan menanggapi permintaan pelanggan (S3) dengan nilai bobot 0,310. Prioritas ketiga yaitu subkriteria kemudahan untuk dihubungi (S1) dengan nilai bobot 0,204, dan subkriteria kemampuan memberikan informasi secara jelas (S2) dengan nilai bobot 0,076 merupakan prioritas terakhir dalam memilih supplier.
d. Kriteria Ketepatan Pengiriman
Tabel IV.26
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Ketepatan Pengiriman Dalam Pemilihan Supplier
Kemampuan
Kemampuan
mengirimkan barang
Subkriteria menanganani sistem
sesuai tanggal yang
transportasi (D2)
disepakati (D1)
Kemampuan mengirimkan barang
1 2,826 sesuai tanggal yang
disepakati (D1) Kemampuan menanganani sistem
1 transportasi (D2) Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria ketepatan pengiriman di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.27 berikut:
Tabel IV.27
Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria Pada Kriteria Ketepatan Pengiriman Dalam Pemilihan Supplier
Prioritas Kemampuan mengirimkan
Subkriteria
Bobot
I barang sesuai tanggal yang
disepakati (D1) Kemampuan menanganani
II sistem transportasi (D2) Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.27 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan pengiriman, subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang telah disepakati (D1) dengan nilai bobot 0,739 Tabel IV.27 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan pengiriman, subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang telah disepakati (D1) dengan nilai bobot 0,739
5. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel pada level 3 (alternatif) yaitu bobot setiap supplier dibandingkan dengan masing- masing subkriteria
Data untuk pengukuran prioritas kepentingan subkriteria dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.
Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Berikut ini bobot masing-masing alternatif terhadap subkriteria dalam pemilihan supplier : Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Berikut ini bobot masing-masing alternatif terhadap subkriteria dalam pemilihan supplier :
1) Subkriteria Kepantasan harga dengan kualitas (H1)
Tabel IV.28
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
2,918 Supplier Y
1 1,042 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kepantasan harga dengan kualitas di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.29 berikut:
Tabel IV.29
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
II=III Suppplier Z
II=III Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.29 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kepantasan harga dengan kualitas (H1), supplier X merupakan supplier yang paling memenuhi subkriteria ini dengan bobot 0,603.
Selanjutnya supplier Y dan supplier Z mempunyai nilai bobot yang sama yaitu 0,198.
2) Subkriteria Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah tertentu (H2)
Tabel IV.30
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
0,580 Supplier Y
1 0,314 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemampuan memberikan diskon di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.31 berikut:
Tabel IV.31
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
II Supplier Y
III Suppplier Z
I Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.31 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan memberikan diskon (H2), supplier Z yang paling memenuhi subkriteria ini dengan bobot 0,523. Prioritas selanjutnya pada subkriteria ini adalah supplier X dengan nilai bobot 0,321, kemudian supplier Y sebagai prioritas terakhir dengan nilai bobot 0,155.
b. Kriteria Kualitas
1) Subkriteria Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan (Q1)
Tabel IV.32
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kesesuaian Barang dengan Spesifikasi yang
Ditetapkan
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
0,494 Supplier Y
1 0,695 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.33 berikut:
Tabel IV.33
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang
Ditetapkan
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
III Supplier Y
II Suppplier Z
I Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.33 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1), supplier Z yang paling memenuhi subkriteria ini dengan nilai bobot 0,455. Prioritas selanjutnya adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,331, dan prioritas terakhir pada subkriteria ini adalah supplier X dengan nilai bobot 0,214.
2) Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat (Q2)
Tabel IV.34
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
3,954 Supplier Y
1 1,000 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria penyediaan barang tanpa cacat di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.35 berikut:
Tabel IV.35
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
0,662
II=III Suppplier Z
0,169
II=III Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.35 di atas menunjukkan bahwa supplier X dengan bobot 0,662 adalah supplier yang paling memenuhi subkriteria penyediaan barang tanpa cacat (Q2). Sedangkan supplier Y dan supplier Z merupakan prioritas selanjutnya dengan nilai bobot yang sama yaitu 0,169.
0,169
3) Subkriteria
Kualitas Yang Konsisten(Q3)
Kemampuan
Memberikan
Tabel IV.36
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1,150 Supplier Y
1 0,346 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemampuan memberikan kualitas yang konsisten di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel
IV.37 berikut:
Tabel IV.37
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Kualitas Yang
Konsisten
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
III Suppplier Z
II Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.37 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3), supplier X
c. Kriteria Layanan
1) Subkriteria Kemudahan Untuk Dihubungi (S1)
Tabel IV.38
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemudahan Untuk Dihubungi
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
2,617 Supplier Y
1 1,104 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemudahan untuk dihubungi di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.39 berikut:
Tabel IV.39
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemudahan Untuk Dihubungi
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
II Suppplier Z
III Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.39 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemudahan untuk dihubungi (S1), supplier X mempunyai prioritas pertama untuk dipilih dengan nilai bobot 0,537. Prioritas kedua adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,248. Sedangkan supplier Z menempati prioritas ketiga dengan nilai bobot 0,215.
2) Subkriteria Kemampuan Memberikan Informasi Secara Jelas Dan Mudah Dimengerti (S2)
Tabel IV.40
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Informasi Secara Jelas Dan Mudah Dimengerti
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
1,668 Supplier Y
1 0,464 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemampuan memberikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.41 berikut:
Tabel IV.41
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Informasi Secara Jelas Dan Mudah Dimengerti
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
0,537
III Suppplier Z
0,146
II Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.41 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan memberikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti (S2), prioritas pertama untuk dipilih adalah supplier X dengan nilai bobot 0,537. Prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,318. Sedangkan supplier Y menempati prioritas terakhir untuk dipilih berdasarkan subkriteria ini dengan nilai bobot 0,146.
0,318
3) Subkriteria Kecepatan Dalam Hal Menanggapi Permintaan Pelanggan (S3)
Tabel IV.42
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kecepatan Dalam Hal Menanggapi
Permintaan Pelanggan
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
0,301 Supplier Y
1 0,701 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.43 berikut:
Tabel IV.43
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kecepatan Dalam Hal Menanggapi
Permintaan Pelanggan
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
III Supplier Y
II Suppplier Z
I Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.43 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan (S3), prioritas pertama adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,503. Sedangkan prioritas kedua adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,341, dan prioritas terakhir adalah supplier X dengan nilai bobot 0,156.
4) Subkriteria Cepat Tanggap Dalam Menyelesaikan Keluhan Pelanggan (S4)
Tabel IV.44
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Cepat Tanggap Dalam Menyelesaikan
Keluhan Pelanggan
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
2,064 Supplier Y
1 0,774 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.45 berikut:
Tabel IV.45
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Cepat Tanggap Dalam Menyelesaikan
Keluhan Pelanggan
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
0,542
III Suppplier Z
0,198
II Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.45 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (S4), supplier X merupakan prioritas pertama supplier yang akan dipilih berdasarkan subkriteria ini dengan nilai bobot 0,542. Selanjutnya prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,259, dan prioritas terakhir yaitu supplier Y dengan bobot prioritas 0,198.
0,259
d. Kriteria Ketepatan Pengiriman
1) Subkriteria Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal Yang Telah Disepakati (D1)
Tabel IV.46
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal Yang Telah Disepakati
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
0,405 Supplier Y
1 0,253 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.47 berikut:
Tabel IV.47
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal Yang Telah Disepakati
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
II Supplier Y
III Suppplier Z
I Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.47 di atas menunjukkan bahwa supplier Z dengan nilai bobot 0,590 merupakan prioritas pertama untuk dipilih pada subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (D1). Sedangkan supplier X dengan nilai bobot 0,285 merupakan prioritas kedua, dan supplier Y dengan bobot kriteria 0,125 merupakan prioritas terakhir.
2) Subkriteria Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem Transportasi (D2)
Tabel IV.48
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem
Transportasi
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
0,795 Supplier Y
1 1,292 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.49 berikut:
Tabel IV.49
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem
Transportasi
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
III Supplier Y
I Supplier Z
II Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.49 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2), supplier Y dengan nilai bobot 0,423 merupakan prioritas pertama untuk dipilih. Sedangkan prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,323, dan prioritas terakhir yaitu supplier X dengan nilai bobot 0,253.
e. Kriteria Ketepatan Jumlah
Tabel IV.50
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria Ketepatan Jumlah
Supplier Y Supplier Z Supplier X
Alternatif
Supplier X
2,246 Supplier Y
1 0,492 Supplier Z
1 Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria ketepatan jumlah di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.51 berikut:
Tabel IV.51
Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Kriteria Ketepatan Jumlah
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
III Supplier Z
III Sumber : Hasil Pengolahan AHP Tabel IV.51 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria
ketepatan jumlah, prioritas pertama adalah supplier X dengan bobot 0,563. Prioritas kedua adalah supplier Z dengan bobot 0,282 dan prioritas terakhir adalah supplier Y dengan bobot 0,156.
6. Memilih Supplier Optimal Setelah masing-masing kriteria dan alternatif didapatkan kemudian dilakukan sintesis untuk mendapatkan bobot alternatif secara keseluruhan dari kriteria yang ada. Sebelumnya bobot/prioritas lokal (local priority) harus dicari nilai globalnya (global priority) terlebih dahulu. Untuk mendapatkan global priority dengan cara mengalikan local priority dengan prioritas level di atasnya (parent criterion). Secara detail, hasil pembobotan kriteria dan alternatif dapat dilihat dalam tabel IV.52 berikut :
Tabel IV.52
Prioritas Global ( Global Priority)
Bobot Alternatif Bobot (Tujuan) (Kriteria) (Subkriteria)
Supplier X 0,105 H1 0,175 Supplier Y
Harga
Supplier Z 0,035
Supplier X 0,033 H2 0,102 Supplier Y
0,016 Supplier Z
0,053 Supplier X
Q1
0,111 Supplier Y 0,037 Supplier Z
0,050 Supplier X
0,226 Supplier Y 0,038
Supplier Z 0,038 Supplier X
Q3
0,148 Supplier Y 0,018 Supplier Z
0,058 Supplier X
0,010 Memilih
0,019 Supplier Y 0,005 supplier
S1
Supplier Z 0,004 optimal Supplier X
0,004 (best
0,007 Supplier Y 0,001 supplier )
S2
Layanan
Supplier Z 0,002
Supplier X 0,004
S3
0,028 Supplier Y 0,010 Supplier Z
0,014 Supplier X
S4
0,037 Supplier Y 0,007 Supplier Z
0,010 Supplier X
0,015 D1 0,054 Supplier Y
Ketepatan
Supplier Z 0,032
Pengiriman
Supplier X 0,005
D2 0,019 Supplier Y 0,008 Supplier Z
0,006 Supplier X
Ketepatan Jumlah (0,073)
Supplier Y 0,011 Supplier Z
0,021 Sumber : Hasil pengolahan AHP
Setelah global priority didapatkan, bobot masing-masing alternatif secara keseluruhan dapat dihitung dengan menjumlahkan semua bobot keseluruhan (global priority) pada masing-masing supplier, hasilnya ditunjukkan pada tabel IV.53 di bawah ini :
Tabel IV.53
Bobot Alternatif secara Keseluruhan
Prioritas Supplier X
Alternatif
Bobot
I Supplier Y
III Supplier Z
II Sumber : Hasil Pengolahan AHP
Tabel IV.53 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan, supplier
X dengan nilai bobot 0,467 merupakan prioritas pertama untuk dipilih sebagai supplier kayu pada PT Cazikhal. Prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,336, sedangkan prioritas terakhir adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,198.
Pemilihan supplier jika didasarkan pada masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel IV.54 berikut ini:
Tabel IV.54
Bobot Alternatif (Supplier) Berkenaan dengan Kriteria
Kriteria
Supplier Y Supplier Z Harga
Supplier X
0,251 0,334 Ketepatan pengiriman
0,156 0,282 Sumber : data primer diolah Tabel IV.54 di atas menunjukkan bahwa supplier X unggul pada beberapa kriteria yaitu kriteria harga dengan bobot 0,490, kriteria kualitas dengan bobot 0,479, kriteria layanan dengan bobot 0,479, dan kriteria ketepatan jumlah dengan bobot 0,563. Sedangkan supplier Z unggul pada kriteria ketepatan pengiriman dengan bobot 0,502.
Ketepatan jumlah
Tabel IV.54 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria harga, supplier
X menempati prioritas pertama untuk dipilih dengan nilai bobot 0,490. Selanjutnya prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,329, dan prioritas terakhir adalah supplier Y.
Tabel IV.54 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria kualitas, prioritas pertama adalah supplier X dengan nilai bobot 0,479, sedangkan prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,322. Sedangkan prioritas terakhir adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,198.
Tabel IV.54 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria layanan, prioritas pertama adalah supplier X dengan nilai bobot 0,415. Sedangkan prioritas kedua adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,334 dan prioritas terakhir adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,251.
Tabel IV.54 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan pengiriman, prioritas pertama adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,502. Prioritas kedua adalah supplier X dengan nilai bobot 0,274, dan prioritas terakhir adalah supplier Y dengan nilai bobot 0,224.
Tabel IV.54 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan jumlah, prioritas pertama adalah supplier X dengan nilai bobot 0,563. Prioritas selanjutnya adalah supplier Z dengan nilai bobot 0,282, dan prioritas terakhir pada supplier Y dengan nilai bobot 0,156.
7. Konsistensi Dengan model AHP yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya maka ketidakkonsistenan mungkin terjadi karena manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau harus membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.
Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang diberikan responden. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang diberikan responden. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan
Tabel IV.55
Consistensi Ratio (CR) Penilaian Responden Perbandingan Berpasangan
CR Keterangan
Antar kriteria (level 1) 0,02 Konsisten Antar subkriteria harga
0,00 Konsisten Antar subkriteria kualitas
0,00 Konsisten Antar subkriteria layanan
0,02 Konsisten Antar subkriteria ketepatan pengiriman
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria H1
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria H2
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria Q1
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria Q2
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria Q3
0,01 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria S1
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria S2
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria S3
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria S4
0,00 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria D1
0,03 Konsisten Antar alternatif terhadap subkriteria D2