METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif (Jogiyanto, 2004).

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus (case study design ). Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini (Sekaran, 2006). Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan kontraktor, yaitu PT Cazikhal. Objek yang diteliti adalah proses pengambilan keputusan dalam menentukan supplier kayu yang akan dipilih.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dari penelitian ini adalah pengambil keputusan dan manajemen PT Cazikhal sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan judgment sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Hal ini dikarenakan metode AHP mensyaratkan ketergantungan pada sekelompok ahli sesuai dengan jenis spesialis terkait Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dari penelitian ini adalah pengambil keputusan dan manajemen PT Cazikhal sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan judgment sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Hal ini dikarenakan metode AHP mensyaratkan ketergantungan pada sekelompok ahli sesuai dengan jenis spesialis terkait

1. Pihak-pihak yang mempunyai kewenangan mengambil keputusan (decision makers) dalam hal pemilihan supplier, yaitu direktur utama, direktur teknik, manager representatif, kepala bagian pembelian dan pergudangan, dan kepala bagian keuangan.

2. Karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang menerima barang secara langsung dari supplier sehingga mengetahui secara langsung kinerja dari supplier.

C. Sumber Data

1. Data Pimer Data Primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengumpulan kuesioner (Sekaran, 2006). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan kuesioner yang dibagikan kepada responden.

2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain (Sekaran, 2006). Data sekunder yang dikumpulkan antara lain profil perusahaan (company profile), studi pustaka, dan catatan-catatan atau dokumen perusahaan.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Dari hasil wawancara pendahuluan didapatkan variabel-variabel (kriteria) yang digunakan dalam pemilihan supplier kayu pada PT Cazikhal, yaitu sebagai berikut:

1. Harga (Price) Harga adalah nilai benda/barang diukur dengan satuan uang (rupiah), diukur dengan Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan. Harga di sini meliputi 2 subkriteria:

a. Kepantasan harga dengan kualitas barang yang dihasilkan (H1)

b. Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah tertentu (H2)

2. Kualitas (Quality) Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan. Kualitas barang (kayu) diukur dengan kepadatan kayu, warna kayu, diameter, tingkat kekeringan, ada tidaknya kecacatan, serta kelurusan batang, diukur dengan Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan. Kualitas di sini meliputi 3 subkriteria:

a. Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q1)

b. Penyediaan barang tanpa cacat (Q2)

c. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten(Q3)

3. Layanan (Service) Layanan adalah pelayanan, bantuan dan kemudahan yang diberikan supplier kepada konsumen (pihak perusahaan), diukur dengan Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan. Layanan di sini meliputi 4 subkriteria:

a. Kemudahan untuk dihubungi (S1)

b. Kemampuan memberikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti (S2)

c. Kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan (S3)

d. Cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (S4)

4. Ketepatan Pengiriman (Delivery) Ketepatan pengiriman yaitu kemampuan supplier dalam menangani permintaan perusahaan sehingga dapat mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan diukur dengan Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan. Ketepatan pengiriman di sini meliputi 2 subkriteria:

a. Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (D1)

b. Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2)

5. Ketepatan Jumlah (Quantity) Ketepatan jumlah yaitu ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman, diukur dengan Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada contoh kuesioner dalam Saaty, 1994. Sedangkan item-item yang dibandingkan dalam kuesioner adalah kriteria, subkriteria, dan alternatif (supplier) yang digunakan dalam pemilihan supplier pada PT Cazikhal. Kuesioner ini dibagikan kepada para responden.

2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada pihak perusahaan, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dimana pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang ditujukan pada pihak perusahaan. Wawancara terstruktur digunakan dalam wawancara pendahuluan untuk menentukan variabel- variabel yang akan digunakan dalam penelitian yaitu menentukan kriteria- kriteria dan subkriteria yang digunakan oleh perusahaan dalam pemilihan supplier .

3. Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka merupakan metode yang digunakan untuk mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang dilakukan. Landasan teoritis digunakan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba.

F. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Perhitungan bisa dilakukan secara manual menggunakan Microsoft excel maupun dengan bantuan software expert choice . Langkah-langkah dalam pemilihan supplier adalah sebagai berikut:

1. Menyusun struktur hirarki masalah Dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki. Kriteria dan subkriteria dalam penelitian ini merupakan kriteria dan subkriteria yang dipakai perusahaan dalam memilih supplier. Masalah pemilihan supplier pada PT Cazikhal disusun dalam tiga level hirarki seperti pada gambar 2. Level 0 merupakan tujuan, level pertama merupakan kriteria dalam pemilihan supplier, level 2 merupakan subkriteria, sedangkan level 3 merupakan alternatif, supplier mana yang sebaiknya dipilih.

Memilih supplier terbaik

Harga Kualitas Layanan Ketepatan Ketepatan

Pengiriman Jumlah

Supplier X

Supplier Y

Supplier Z

Gambar III.1 Struktur Hirarki Masalah Sumber : Thomas L. Saaty, 1994 dimodifikasi

2. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.

3. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel pada level 1 (kriteria) yaitu Harga, Kualitas, Layanan, Ketepatan Pengiriman, dan Ketepatan Jumlah. Langkah-langkahnya:

a. Membuat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria

b. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan geometric mean /rata-rata geometri. Hal ini dilakukan karena AHP b. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan geometric mean /rata-rata geometri. Hal ini dilakukan karena AHP

ij = (Z 1 ,Z 2 ,Z 3 , …. ,Z n ) n ……..(III.1)

Dengan

a ij = Nilai rata-rata perbandingan berpasangan criteria A i dengan A j untuk n partisipan

Z i = Nilai perbandingan antara A i dengan A j untuk partisipan i, dengan i=1, 2, 3, …, n

= jumlah partisipan

c. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison).

d. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai jumlah kolom tersebut

e. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan vector eigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris terhadap lima kriteria. Perhitungan di atas menunjukkan vector eigen yang merupakan bobot prioritas keempat kriteria terhadap tujuan.

f. Menghitung Rasio konsistensi dengan langkah sebagai berikut:

1) Kalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot

2) Kalikan jumlah baris dengan bobot

3) Menghitung λ maks dengan menjumlahkan hasil perkalian di atas dibagi dengan n.

λ maks

………. (III.2)

4) Menghitung Indeks konsistensi Dalam persoalan pengambilan keputusan, penting untuk mengetahui konsistensi dari sebuah persepsi. Adapun indikator dari konsistensi dapat diukur melalui CI yang dirumuskan :

CI = (λ maks – n) / (n – 1) ………….. (III.3) Dengan

CI = indeks konsistensi λ maks = eigenvalue maksimum

= orde matriks

5) Menghitung Rasio Konsistensi AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi yang dirumuskan :

CR

= CI / RI ………. (III.4)

Dengan :

CR

= Rasio Konsistensi

= Indeks random Dimana nilai RI dapat dilihat pada tabel II.3. Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang diberikan responden. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-

RI RI

4. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel pada level 2 (subkriteria) dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier seperti langkah 3 di atas. Kemudian ditentukan global priority/prioritas global dengan cara mengalikan local priority/prioritas dari masing-masing subkriteria dengan prioritas kriteria.

5. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel pada level 3 (alternatif) yaitu bobot setiap supplier dibandingkan dengan masing- masing subkriteria seperti langkah 3 di atas.

6. Setelah mengetahui bobot dari masing-masing subkriteria dan bobot dari masing-masing supplier kemudian ditentukan supplier yang akan dipilih. Nilai keseluruhan dari masing-masing supplier yaitu jumlah keseluruhan dari perkalian bobot supplier dengan bobot subkriteria. Supplier yang dipilih adalah supplier yang memiliki nilai paling tinggi.