Perayaan Pasar Malam Sekaten Jogjakarta

1. Perayaan Pasar Malam Sekaten Jogjakarta

a. Sekilas tentang Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta.

Di Jogjakarta ada sebuah budaya yang hingga saat ini masih terus dilestarikan yaitu Sekaten yang diselenggarakan untuk memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tanggal 12 bulan Maulud, bulan ketiga dari tahun jawa. Sekaten merupakan upacara pendahuluan dari peringatan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Diselenggarakan pada tanggal 5 hingga tanggal 12 dari bulan Maulud.

Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta meliputi “Sekaten Sepisan” yakni dibunyikannya dua perangkat gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, kemudian pemberian sedekah dari Sri Sultan HB berupa `udhik-

Masjid Agung Jogjakarta dan ditutup dengan Grebeg Mulud. Pasar Malam Perayaan Sekaten merupakan sinergi dari peristiwa religi, budaya dan ekonomi kerakyatan, sekaligus hiburan. Pasar Malam Perayaan Sekaten sengaja dipilih sebagai ajang kegiatan yang merupakan pusat bertemunya nilai-nilai tradisional yang religius dengan nilai-nilai modern sebagai pendukung kehidupan masyarakat. Sekaten sebagai bagian syiar Islam yang merupakan inti dari Pasar Malam Perayaan Sekaten ini, akan terus dipertahankan dan ditingkatkan nuansa Islaminya. Pada kegiatan keagamaan melalui pengajian-pengajian di masjid besar yang diharapkan dapat menghadirkan suasana religius yang Islami.

b. Kondisi Pasar Malam Perayaan Sekaten Jogjakarta Sekaten merupakan salah satu upacara tradisional resmi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten telah terselenggara sejak tahun 1939 Saka atau 1477 Masehi sebagai hasil kesepakatan antara Raden Patah selaku Adipati Kabupaten Demak Bintoro dengan Walisongo dalam rangka meningkatkan syiar Islam. Sebagai media dakwah dan syiar dengan pendekatan budaya. Seperangkat gamelan Kyai Sekati digunakan sebagai upaya menarik pengunjung untuk menyaksikan sekaligus memberikan wejangan tentang Islam. Usai mengikuti syiar pengunjung yang ingin masuk Islam dituntun untuk mengucapkan Syahadatain.

yaitu prosesi ritual keluarnya dua gamelan Kyai Gunturmadu dan Kyai Nogowilogo. Selama 7 hari berturut-turut kedua perangkat gamelan tersebut akan dibunyikan di Pagongan Masjid Agung Kauman hingga dilanjutkan dengan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW. Kembalinya dua perangkat gamelan pada malam tersebut dari Pagongan Masjid Agung ke Gedong Gongso Sri Manganti Kraton dilakukan dalam upacara Kondur Gongso. Puncak acara sekaten ditandai dengan upacara Garebeg. Garebeg merupakan prosesi ritual keluarnya Kagungan Dalem Pareden (Gunungan yaitu gunungan lanang, gunungan wadon, gunungan gepak, gunungan darat, dan gunungan pawohan) dari bangsal Ponconiti menuju Masjid Agung sebagai hajad dalem (sedekah) yang diperuntukkan bagi kemakmuran rakyatnya.

Tanpa mengurangi makna Sekaten sebagai ritual religi budaya, dalam perkembangannya sejak tahun 1973 untuk pertamakalinya diselenggarakan keramain pendukung dalam format Pasar Malam Perayaan Sekaten. Pasar Malam Perayaan Sekaten yang ditangani oleh Pemerintah Kota Yogyakarta ini merupakan perayaan awal yang diselenggarakan kurang lebih 35 hari (selapan). Pasar Malam Perayaan Sekaten dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi pengembangan ekonomi sekaligus hiburan bagi masyarakat. Sekaten tidak hanya sekedar tradisi budaya, namun diharapkan juga menjadi salah satu motor penggerak untuk menumbuhkembangkan perekonomian daerah.

Pada tanggal 5 bulan Maulud, kedua perangkat gamelan, Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, dikeluarkan dari tempat penyimpanannya dibangsal Sri Manganti, ke Bangsal Ponconiti yang terletak di Kemandungan Utara (Keben) dan pada sore harinya mulai dibunyikan di tempat ini. Antara pukul 23.00 hingga pukul 24.00 ke-dua perangkat gamelan tersebut dipindahkan kehalaman Masjid Agung Jogjakarta, dalam suatu iring-iringan abdi dalem jajar, disertai pengawal prajurit Keraton berseragam lengkap.

Untuk menambah kemeriahan Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta juga diadakan pasar malam yang diselenggrakan di Alun-alun Utara Kraton Jogjakarta. Biasanya pasar malam ini diselenggrakan selama Selapan atau 35 hari sebelum acara Sekaten dimulai. Selain pasar malam juga ada beraneka macam hiburan yang juga diselenggrakan di Alun-alun Utara Kraton Jogjakarta seperti rumah hantu, momedi putar, dan bermacam hiburan lainnya.

Puncak acara dari Pasar Malam Perayaan Sekaten adalah grebeg maulid, yaitu keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung setelah didoakan oleh ulama Kraton. Masyarakat percaya bahwa siapapun yang mendapatkan gunungan tersebut, biarpun sedikit akan dikaruniai kebahagiaan dan kemakmuran. Kemudian tumpeng tersebut diperebutkan oleh ribuan warga masyarakat. Mereka meyakini bahwa dengan mendapat bagian dari tumpeng akan mendatangkan berkah bagi mereka.

bahwa dengan turut berpartisipasi merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini yang bersangkutan akan mendapat imbalan pahala dari Yang Maha Kuasa, dan dianugerahi awet muda. Sebagai syaratnya, mereka harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung, terutama pada hari pertama dimulainya perayaan Sekaten. Oleh karenanya, selama diselenggarakan Pasar Malam Perayaan Sekaten itu, banyak orang berjualan sirih dengan ramuannya, nasi gurih bersama lauk-pauknya di halaman Kemandungan,di Alun-alun Utara maupun di depan Masjid Agung Jogjakarta. Bagi para petani, dalam kesempatan ini memohon pula agar panenannya yang akan datang berhasil. Untuk memperkuat tekadnya ini, mereka memberi cambuk (pecut) yang dibawanya pulang.

d. Kerjasama yang pernah dilakukan dalam Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta Dalam Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta di tangani oleh pihak perintah kota Jogjakarta sebagai penyelenggara, selain itu Pemkot Jogjakarta juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Kerjasama yang dilakukan meliputi segi pendanaan, pengisi acara, peserta stand pameran, dan para pedagang yang mengisi stand-stand pasar malam.

Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta saai ini telah berkembang menjadi suatu hiburan/ pesta rakyat yang kehadirannya telah dinantikan Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta saai ini telah berkembang menjadi suatu hiburan/ pesta rakyat yang kehadirannya telah dinantikan