Analisa SWOT
E. Analisa SWOT
Dari pengidentifikasian data subjek antara grebeg Maulud/Sekaten Surakarta sebagai data utama, Perayaan Pasar Malam Sekaten Jogjakarta dan Grebeg Suro dan
(kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dari ketiganya sebagai berikut:
1. Strength (Kekuatan)
No Sekaten Solo
Sekaten Jogjakarta
Festival Reog Ponorogo
a. Karena rutin diadakan tiap
tahun,
sudah
memiliki citra yang kuat di benak masyarakat.
Karena rutin diadakan tiap
tahun,
sudah
memiliki citra yang kuat di benak masyarakat.
Satu-satunya bentuk Festival Reog yang diselenggrakan dalam skala nasional
b. Didukung
dengan
kegiatan-kegiatan sejenis yang menambah kemeriahan event.
Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta dikemas lebih modern dan terorganisir dengan rapi.
Sudah memiliki pangsa pasar tersendiri baik di Ponorogo
maupun nasional.
c. Karena
merupakan
sebuah perayaan budaya dan religi yang juga merupakan pesta rakyat, sudah memiliki pangsa pasar tersendiri.
Sekaten sudah dikenal masyarakat luas sejak jaman kerajaan Mataram Islam
Berbentuk sebuah Festival
yang menyediakan
hadiah bagi pemenang festival sangat menarik minat masyarakat
untuk mengikuti acara.
2. Weakness (Kelemahan)
No Sekaten Surakarta
Sekaten Jogjakarta
Festival Reog Ponorogo
a. Promosi dan Publikasi mengenai isi perayaan Sekaten masih dilakukan secara Klasik,sehingga kurang menarik bagi masyarakat awam.
Merupakan
Event
Tradisi dan Budaya, sehingga
dianggap
kurang bergengsi.
Kurangnya promosi yang
dilakukan, dengan
belum tergarapnya
semua media promosi.
b. Kurangnya terobosan- terobosan baru dalam hal penambahan acara pendukung yang lebih bersifat edukatif dan informatif.
Penarikan tiket masuk yang dirasa relatif mahal bagi
masyarakat
ekonomi lemah.
Infrastruktur pendukung
masih sangat kurang.
c. Sebagai perayaan yang besifat budaya, religi dan hiburan, dalam penyampaiaan
unsur
religi kurang mengena
Sebagai perayaan yang besifat budaya, religi dan hiburan, dalam penyampaiaan
unsur
religi kurang mengena
Karena hanya dianggap
sebagai hiburan
rakyat, menjadikan Festival Reog Nasional
ini ini
3. Oportunity (Peluang)
No Sekaten Surakarta
Sekaten Jogjakarta
Festival Reog Ponorogo
a Sekaten mampu menjadi salah satu tujuan wisata tradisi, religi dan budaya baik lokal, nasional maupun internasional, karena sudah menjadi Event
yang lebih terorganisir dan sistem yang lebih modern dapat menarik simpati
pengunjung
yang lebih kompleks (golongan ekonomi atas, tengah dan bawah)
Karena merupan satu- satunya event tradisi budaya di Ponorogo, sangat potensial untuk menarik pengunjung yang besar.
b Dengan jargon “Solo Kota Budaya” image
sekaten
yang
mengangkat nilai tradisi, budaya dan religi juga semakin kuat.
Sekaten di Jogjakarta akan
lebih
mudah
dikenal dengan image kota Jogjakarta sebagai kota Pelajar.
Kota
Ponorogo menjadi lebih dikenal sacara luas dengan kesenian Reog-nya.
satu peluang bisnis dalam
dunia
pariwisata,hiburan dan juga kehidupan beragama (Relegius)
menjadi tujuan wisata budaya tradisi baik lokal, nasional maupun internasional,
karena
sudah menjadi Event tahunan.
kesenianReog Ponorogo, dalam skala besar
4. Threat (Ancaman).
No Sekaten Surakarta
Sekaten Jogjakarta
Festival Reog Ponorogo
a. Kurangnya minat dari masyarakat
menyaksikan event ini.
Dengan
masukknya
unsur-unsur modernisasi dalam Pasar Malam Perayaan Sekaten di Jogjakarta,mengakibatkan unsur-unsur
budaya,
religi kurang terangkat.
Kesenian Reog dianggap
sebagai kesenian yang sudah ketinggalan Jaman.
b. Masuknya pembangunan
Mall
(swalayan) di Kota Solo
Dengan penarikan tiket masuk yang relatif mahal bagi masyarakat kecil
Kurangnya promosi
yang
dilakukan sehingga kegiatan ini
Malam Perayaan Sekaten bukan lagi Pesta Rakyat, tetapi lebih berorientasi pada keuntungan.
menyebabkan popularitas
Festival
Reog
ini kurang terangkat.
c. Tergerusnya nilai-nilai tradisi, budaya,dan religi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pemikiran manusia.
Kurangnya promosi dan publikasi yang dilakukan sehingga
kurang
mengkomunikasikan keberadaan dari Pasar Malam Perayaan Sekaten ini.
Kurangnya promosi
yang
dilakukan sehingga kegiatan ini kurang terekspos dan menyebabkan popularitas
Festival
Reog
ini kurang terangkat.