Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo

2. Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo

a. Sekilas tentang Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo.

Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara

20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan

pembarongnya.

Seorang pembarong, harus memiliki kekuatan ekstra. Dia harus

bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 50-an kilogram selama masa pertunjukan. Konon kekuatan gaib sering dipakai pembarong untuk menambah kekuatan ekstra ini, salah satunya dengan cara memakai susuk, di leher pembarong. Untuk menjadi pembarong tidak cukup hanya dengan tubuh yang kuat. Seorang pembarong pun harus dilengkapi dengan sesuatu yang disebut kalangan pembarong dengan wahyu yang diyakini para pembarong sebagai sesuatu yang amat penting dalam hidup.

Grebeg suro dan Festival Reog Nasional digelar di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Berbagai macam atraksi berupa tarian tradisional dan aneka hiburan serta pesta kembang api akan meramaikan perayaan Grebeg Suro yang juga merupakan hari lahir Kota Ponorogo. Setiap tanggal 1 Muharam atau Bulan Suro, di kota Ponorogo diselenggarakan Grebeg Suro. Acara ini bukan sekadar hiburan masyarakat. Tapi juga untuk promosi pengenalan objek wisata budaya, wisata alam dan religi. Kesemuanya diharapkan bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat dan pendapatan asli daerah.

Dalam acara Grebeg Suro ini juga diadakan Kirab Pusaka yang biasa diselenggarakan sehari sebelum tanggal 1 Muharram. Kirab Pusaka adalah prosesi napak tilas, berjalan kaki dari Kota Lama menuju Kota Baru. Pusaka peninggalan pemimpin Ponorogo jaman dahulu (masa Kerajaan Wengker) seperti biasanya diarak bersama-sama dari kalangan pelajar, masyarakat hingga

Kabupaten Ponorogo.

Selain itu, festival reog nasional juga digelar di alun-alun kota Ponorogo. Adapun peserta dalam festival reog Ponorogo dari sebanyak 42 daerah yang ada di tujuh provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Riau dan lainya. Selain itu, rangkaian acara grebeg suro selanjutnya diikuti Larung Do`a di Telaga Ngebel, dimana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama do`a ke tengah-tengah Danau Ngebel. Grebeg Suro bertujuan meningkatkan rasa persatuan diantara masyarakat Ponorogo dan juga memupuk etos kerja.

b. Kondisi Acara Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional adalah Even tahunan yang dilaksanakan oleh dinas pariwiasata Ponorogo untuk seluruh warga Ponorogo dan Indonesia pada umumnya. Sebuah event yang menggabungkan seni, budaya, wisata religi, dan hiburan ini merupakan kegiatan rutin Ponorogo dalam menyambut 1 Muharam (1 Suro).

Acara ini akan dipusatkan di Alun-alun Ponorogo dan pada acara penutupannya akan diadakan Larung Risalah Doa di Danau Ngebel. Larung

Risalah Do‟a adalah prosesi do‟a bersama yang dilaksanakan di Telaga Ngebel. Dulunya acara ini bernama Larung Sesaji. Tapi karena dianggap musyrik, maka

nama dan acaranya diganti, hanya tempatnya yang masih sama.

tersebut, beberapa acara pendukung juga digelar di lokasi yang sama, diantaranya:

1) Pameran Bonsai

2) Pameran Industri Kecil dan Produk Unggulan

3) Pameran Adenium

4) Pameran Lukisan

5) Pameran Tanaman Hias

6) Pameran Potensi Pariwisata

c. Pelaksanaan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional Festival Reog Nasional ini diadakan setahun sekali, dan waktu pelaksanaannya bertepatan dengan momentum menyambut bulan Muharram (Suro). Pemilihan bulan Muharram (Suro) didasari pada mitologi jawa yang menempatkan bulan Muharram (Suro) sebagai salah satu bulan yang penuh dengan peristiwa-peristiwa besar. Selain itu bulan Suro (Muharram) adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa dan penanggalan Islam. Sehingga banyak yang berkeyakinan malam pergantian tahun merupakan malam yang patut dirayakan dengan penuh optimisme dan semangat baru.

Kegiatan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasioanal di Ponorogo yang berlangsung pada bulan Suro (Muharram) ini dipusatkan di Alun-alun Kegiatan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasioanal di Ponorogo yang berlangsung pada bulan Suro (Muharram) ini dipusatkan di Alun-alun

1) Dinas Pariwisata Ponorogo sebagai pelaksana Event tahunan ini.

2) Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

3) Pihak-pihak swasta/Perusahaan Swasta sebagai Sponsorship.

4) Event Organizer yang mau bekerjasama dalam mengemas Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional serta acara-acara pendukungnya.

d. Anggaran Dana Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional Dalam pelaksanaan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional ini pembiayaan diambil dari APBD daerah dan juga sejumlah dana dari pihak sponsorship. Anggaran tersebut akan digunakan untuk semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional di Ponorogo. Dengan jumlah anggran yang terbatas dan beragamnya hiburan yang ditawarkan membuat Dinas Pariwisata Ponorogo dan Pemerintah Ponorogo harus melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk menjadi sponsorship dalam pendanaan event ini.