Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

3) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi jika setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama besar dan koefisien restitusi, e=0. Pada tumbukan jenis ini, berlaku hukum kekekalan momentum:

commit to user commit to user

Gambar 2.5 Ayunan Balistik

Gambar 2.5 merupakan gambar ayunan balistik untuk mengukur laju peluru. Ayunan terdiri dari sebuah balok kayu bermassa m 1 yang digantungkan vertikal dengan dua utas tali. Peluru bermassa m 2 ditembakkan secara mendatar

mengenai balok dan tertanam di dalamnya sehingga balok berayun. Karena kedua benda bersatu sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan:

Untuk kasus tumbukan khusus di mana salah satu bendanya mula-mula diam, dapat memperoleh hubungan rasio antara energi kinetik akhir sistem dan energi kinetik awal sistem dalam bentuk momentum. Misalnya, benda yang

datang bermassa m 1 dengan besar kecepatan v 1 dan benda kedua yang diam

bermassa m 2 . Momentum awal sistem kedua benda:

Energi kinetik awal sistem:

2m

E (2.20) Dengan mensubstitusi persamaan (2.19) dan (2.20):

commit to user

Besarnya momentum akhir sistem kedua benda:

Energi kinetik akhir sistem tersebut:

E (2.22)

Dari persamaan 2.21 dan persamaan 2.22, tampak bahwa energi akhir lebih kecil daripada energi awal. Rasio antara energi kinetik akhir dan awal sistem:

f. Prinsip Kerja Alat yang Berhubungan dengan Peristiwa Tumbukan

Roket dirancang dengan bagian-bagian penting yang terdiri dari tangki bahan bakar berisi hidrogen cair dan oksigen cair, ruang pembakaran, dan saluran gas buangan. Mula-mula oksigen cair yang masing-masing tersimpan dalam tangki bahan bakar dipompa ke ruang pembakaran. Reaksi antara keduanya dalam ruang pembakaran akan menimbulkan gas panas yang disemburkan keluar melalui saluran yang terdapat pada ekor roket. Akibat semburan gas panas, roket bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah semburan gas.

Cara kerja roket berdasarkan hukum kekekalan momentum, yaitu jumlah momentum sebelum dan sesudah gas disemburkan adalah sama.

commit to user

dengan, p

 = momentum roket sebelum gas disemburkan (kg m/s)

 = momentum roket sesudah gas disemburkan (kg m/s)

 = momentum gas buang (kg m/s)

 = kecepatan roket (m/s)

 = kecepatan gas buang (m/s)\

m = massa sistem roket (roket+gas) (kg) Δm = massa gas yang disemburkan (kg)

Roket mula-mula diam, kemudian bergerak dengan besar kecepatan v R , sehingga akan memiliki momentum yang besarnya:

R g v p Δm   (2.25)

Gas yang disemburkan memiliki momentum:

g g Δm p Δm   (2.26)

Berdasarkan persamaan di atas, momentum roket sama besar dengan momentum gas buang. Dengan adanya perubahan momentum dalam selang waktu Δt, maka akan timbul gaya dorong pada roket ( F

commit to user

Di dalam penelitian ini, mengacu pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli dan peneliti serupa sebelumnya, yaitu:

1. Arti Sriati (1994) meneliti kesulitan belajar Matematika pada siswa SMA, melalui tes diagnostik. Jenis, sumber, dan penyebab kesalahan ditentukan dengan analisis kesalahan melalui pedoman analisis dan wawancara. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan siswa yang meliputi kesalahan strategi, terjemahan, konsep, sistematik, tanda, tanpa pola, penentuan sudut di luar kuadran I, penentuan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa, dan kesalahan hitung.

2. Novia Dyah Kusuma Dewi (2011) meneliti kesalahan siswa dalam mengerjakan soal Fisika pada materi keseimbangan benda tegar. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, dan wawancara. Dari hasil penelitian, ditemukan jenis kesalahan siswa yang meliputi kesalahan strategi, terjemahan, konsep, tanda, hitung dan kesalahan trigonometri.

3. Sunarika Septyawati (2010) meneliti kesalahan siswa dalam menyelesaian soal matematika pada materi faktorisasi suku aljabar. Sumber data pada penelitian ini, diperoleh dari hasil observasi, hasil tes siswa dan hasil wawancara. Dari hasil penelitiannya, kesalahan-kesalahan siswa meliputi kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam penyusunan rencana penyelesaian, kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian, dan kesalahan dalam memeriksa jawaban.

4. Ani Rusilowati (2006) meneliti kesulitan belajar siswa pada materi kelistrikan. Kesulitan belajar didiagnosis dengan lima pendekatan, yaitu tujuan pembelajaran, pengetahuan prasyarat, profil materi, miskonsepsi, dan pengetahuan terstruktur. Kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh rendahnya penguasaan konsep, lemahnya kemampuan matematis, dan kekurangmampuan mengkonversi satuan. Penyebab kesulitan belajar dalam pengetahuan terstruktur adalah rendahnya kemampuan: verbal, menggunakan skema, membuat strategi pemecahan masalah, dan membuat algoritma.

commit to user

Momentum dan Impuls merupakan salah satu materi pokok yang dipelajari pada Semester Ganjil kelas XI SMA. Pada materi ini sering terjadi berbagai kesalahan sehingga mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls.

Langkah-langkah penelitian ini adalah melakukan observasi pada kegiatan belajar mengajar pada materi pokok Momentum dan Impuls. Selanjutnya, melakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal-soal pada materi pokok Momentum dan Impuls yang diberikan guru kepada siswa. Berdasarkan dari identifikasi jawaban siswa, kemudian dilakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan, kepada beberapa siswa.

Dari data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan triangulasi data, yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kegiatan observasi, pengerjaan soal dan wawancara untuk memperoleh data yang valid. Kemudian, tahap yang dilakukan adalah analisis data yang meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

commit to user

Penyebab Kesalahan

Jenis-jenis Kesalahan

Analisis Kesalahan

Salah

Jawaban Siswa

Soal Momentum

dan Impuls

Wawancara

Gambar 2.6 Bagan Kerangka Pemikiran