Tehnik Analisis Perekonomian Wilayah
2.9. Tehnik Analisis Perekonomian Wilayah
a. Model Analisis shift – share
Menurut Budiharsono (2005), analisis shift – share merupakan suatu pendekatan dalam analisis ekonomi wilayah yang mencoba untuk mengkaji perubahan berbagai komponen atau variabel kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah seperti misalnya kegiatan produksi dan kesempatan kerja, sehingga dari hasil analisis akan dapat diketahui bagaimana tingkat perkembangan suatu sektor dalam suatu perekonomian wilayah, apakah bertumbuh lebih cepat atau relatif lamban. Selain itu hasil analisis shift – share juga dapat memperlihatkan bagiamana dinamika perkembangan suatu kawasan (wilayah) dibandingkan dengan kawasan atau wilayah lainnya, apakah bertumbuh secara cepat atau sebaliknya. Dalam analisis shift – share ada asumsi pokok yang menyatakan perubahan variabel tenaga kerja atau variable produksi pada suatu wilayah diantara tahun dasar dan tahun akhir analisis dapat dibagi menjadi tiga antara lain : komponen pertumbuhan nasional (national growth componen) disingkat PN, komponen pertumbuhan proporsional (proportional or industrial mix growth component) disingkat PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional share growth componen), disingkat PPW. Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan kesempatan kerja atau produksi suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional, atau perubahan dalam hal – hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah. Sementara itu, komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri, dan perbedaan dalam peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Ketiga komponen tersebut secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut :
∆Yij = Pnij + PPjj + PPWij
Atau secara rinci dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y'ij – Yij = ∆Yij=Yij (Ra- 1 ) + (Ri – Ra) + Yij (ri + Ri)
Dimana :
∆ Yij = perubahan dalam kesempatan kerja / produksi sektor i
wilayah ke i pada wilayah ke j
Yij = produksi . tenaga kerja pada sektor i pada wilayah ke j
pada tahun dasar
Y'ij = produksi / tenaga kerja dari sektor i pada wilayah ke j pada
tahun akhir analisis
m
Yi = ∑ Yij = Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
i =1 nasional dari sektor i pada tahun dasar analisis
m
Y’i. = ∑ Y’ij = Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
i=1 nasional dari sektor i pada tahun akhir analisis
n m
Y.. = ∑∑ Yij = Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
I=1 j=1 nasional tahun dasar analisis
n m
Y’.. = ∑ ∑ Y’ij = Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
I=1 j=1 nasional pad tahun akhir analisis
rii = Y’ij/Yij
Ri = Y’i/Yi.
Ra = Y’../Y..
(ri – 1) = persentase perubahan PDRB / tenaga kerja pada sektor i
provinsi ke j
(Ra – 1) = PNij = persentase perubahan PDRB / tenaga kerja yang
disebabkan komponen pertumbuhan nasional
(Ri – Ra) = PPij = persentase perubahan PDRB / tenaga kerja yang
disebabkan komponen pertumbuhan proporsional
(ri – Ri) = PPWij = persentase perubahan PDRB / kesempatan
kerja yang disebabkan komponen pertumbuhan pangsa
wilayah
Alat ukur berikutnya yang digunakan untuk mendeteksi ketimpangan pembangunan wilayah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Williamson (Williamson Index). Adapun rumus Indeks Williamson adalah sebagai berikut : (Daryanto dan Hafizrianda, 2010)
Keterangan
CVw = Indeks Williamson
fi = Jumlah penduduk Provinsi (jiwa)
n = Jumlah penduduk Indonsia (jiwa)
Yi = PDRB per kapita Provinsi ke-i (Rupiah)
͞y = PDB per kapita Indonesia (Rupiah)
Indeks Wiiliamson berkisar antara 0 < IW < 1, dimana semakin mendekati nol artinya wilayah tersebut semakin merata. Bila mendekati satu maka semakin timpang wilayah yang diteliti (Kuncoro, 2013) Selain penggunaan indeks williamson, akan di appikasikan juga pendekatan lainnya itu indeks theil. Tidak seperti indeks – indeks tang lain, indeks Theil penggunaannya akan memungkinkan kita untuk membuat perbandingan selama waktu tertentu dan menyediakan secara rinci sub unit geografis yang lebih kecil. Menurut Kuncoro (2013), indeks Theil atau Indeks entropi Theil memiliki 2 kegunaan antara lain pertama untuk menganalisis kecenderungan konsentrasi geografis selama periode tertentu, dan kedua, untuk mengkaji secara lebih rinci mengenai kesenjangan spasial, sebagai contoh kesenjangan antar daerah dalam suatu negara dan antar sub unit daerah dalam satu wilayah atau kawasan
Adapun rumus indeks entropi Theil adalah sebagai berikut :
Dimana :
I (y) adalah indeks entropi keseluruhan atas kesenjangan spasial di Indonesia, yi adalah pangsa provinsi i terhadap total PDB Indonesia, N adalah jumlah keseluruhan Provinsi yang ada di pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Penggunaan indeks theil menurut Sjafrijal (2008) memiliki beberapa keuntungan diantaranya pertama indeks ini dapat mengukur ketimpangan dalam daerah dan antar daerah sekaligus, sehingga cakupan analisis menjadi lebih luas, dan kedua dengan menggunakan indeks ini, dapat pula dihitung kontribusi (dalam persentase) masing – masing daerah terhadap ketimpangan pembangunan wilayah secara keseluruhan sehingga dapat memberikan implikasi kebijakan yang cukup penting.
Selain penggunaan alat –alat analisis diatas, dalam penelitian ini juga dicoba untuk ditampilkan tipologi klassen (klassen typology). Alat analisis tipologi yang dikenal dengan tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur tentang pertumbuhan ekonomi masing – masing daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata – rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata – rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat kualifikasi (kuadran) masing – masing-menjadi : daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low income), daerah berkembang cepat (high growth but low income), daerah relatif tertinggal (low growth and low income).
Adapun kriteria yang digunakan untuk membagi provinsi di pulau sumatera dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh yaitu daerah (provinsi) yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan rata – rata pendapatan perkapita yang lebih tinggi (diatas) dibanding rata – rata Indonesia. (2) daerah maju tapi tertekan yaitu daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih rendah, namun pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan rata – rata Indonesia. (3) daerah berkembang cepat yaitu daerah yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi tinggi, namun pendapatan per kapita lebih rendah dibandingkan rata – rata Indonesia. (4) daerah relatif tertinggal, yaitu daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya dan pendapatan perkapitanya lebih rendah bila dibandingkan dengan rata – rata Indonesia.
Keterangan : r = rata – rata pertumbuhan ekonomi Indonesia
Y = Pendapatan per kapita Indonesia
Yi = Pendapatan perkapita Provinsi di pulau
Sumatera atau Jawa
Ri = Pertumbuhan ekonomi Provinsi di pulau
Sumatera atau pulau Jawa
Sumber : Kuncoro, 2004