133
a. Batik Lasem Sebagai Ciptaan Yang Dilindungi Berdasarkan Pasal 10
dan Pasal 12 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.
Batik Lasem adalah kain tradisional Indonesia yang merupakan warisan budaya bangsa bernilai tinggi. Sesuai dengan coraknya yang
sangat khas, Batik Lasem lahir sebagai bukti akan adanya kemampuan intelektual manusia yang yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun
demikian, sebagai warisan leluhur yang telah turun-temurun dibuat, mengenai siapa pemilik hak cipta atas Batik Lasem adalah suatu hal yang
harus dipahami oleh semua pihak baik pengrajin atau pengusaha maupun Pemerintah Kabupaten Rembang. Hal ini penting untuk dipahami
mengingat bahwa Hak Cipta menyangkut pemilik dan benda yang dimiliki dan meliputi hak kepemilikan yang berhubungan dengan benda baik secara
material maupun immaterial. Pemahaman akan kepemilikan atas Hak Cipta Batik Lasem
merupakan hal penting mengingat Batik Lasem merupakan salah satu warisan budaya yang sangat rentan untuk diklaim oleh negara lain.
Sebagai warisan budaya yang telah dibuat dan dipakai secara turun- temurun dengan corak dan tata warna yang khas mencerminkan hasil
akulturasi budaya Cina-Jawa yang begitu sempurna merupakan ciptaan yang Hak Ciptanya dipegang oleh negara.
Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menyebutkan bahwa :
134
1. Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah,
sejarah dan benda budaya nasional lainnya; 2.
Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama seperti cerita, hikayat,
dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.
Penjelasan Pasal 10 Ayat 2 Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 menjelaskan bahwa folklor dimaksudkan sebagai sekumpulan ciptaan
tradisional baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan di dalam masyarakat yang menunjukkan identitas sosial budaya
berdasarkan standart dan nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun-temurun, yang mana termasuk didalamnya :
• Cerita rakyat, puisi rakyat; • Lagu rakyat, musik instrumen tradisional;
• Tari-tarian rakyat, permainan tradisional; • Hasil seni antara lain berupa lukisan, gambar, ukir-ukiran,
pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian, intrumen musik dan tenun tradisional.
Selanjutnya didalam penjelasan Pasal 10 Ayat 2 ini juga disebutkan bahwa dalam rangka melindungi folklor dan hasil kebudayaan rakyat
lainnya, Pemerintah dapat mencegah adanya monopoli atau komersialisasi serta tindakan yang mersak atau pemanfaatan komersial tanpa seijin
negara Republik Indonesia sebagai pemegang Hak Cipta. Ketentuan ini
135
tentunya dimaksudkan untuk menghindari tindakan pihak asing yang dapat merusak nilai kebudayaan tersebut. Dengan demikian jelaslah bahwa Batik
Lasem sebagai kain tradisional yang khas merupakan ciptaan yang dikuasai oleh negara karena merupakan hasil kesenian yang termasuk
dalam folklor. Selain Pasal 10, Pasal 12 Ayat 1 huruf i telah menyebut dengan jelas
bahwa seni batik merupakan salah satu bentuk karya cipta yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 sebagai berikut :
“Dalam Undang-Undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup:
m. buku, program komputer, pamflet, perwajahan lay
out karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
n. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang
sejenis dengan itu; o.
alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
p. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
q. drama atau drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan dan pantomim; r.
seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,seni pahat, seni
patung, kolase dan seni terapan; s.
arsitektur; t.
peta; u.
seni batik; v.
fotografi; w.
sinematografi; x.
terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data base, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan”.
Penjelasan Pasal 12 menyebutkan bahwa batik yang dibuat secara konvensional dilindungi dalam Undang-Undang ini sebagai bentuk ciptaan
yang tersendiri. Karya-karya seperti itu memperoleh perlindungan karena
136
mempunyai nilai seni , baik pada ciptaan motif atau gambar maupun komposisi warnanya dan bentuk-bentuk ciptaan lain yang disamakan
dengan pengertian seni batiki adalah karya tradisional lainnya yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang terdapat di berbagai daerah
seperti seni songket, ikat dan lain-lain yang dewasa ini terus dikembangkan.
Dengan demikian sebagai batik yang dibuat dengan cara-cara yang masih sangat tradisional, maka Batik Lasem layak dilindungi oleh
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 sebagaimana yang telah disebutkan oleh Pasal 12 Ayat 1 huruf I dan penjiplakan terhadap Batik Lasem jelas
merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap Hak Cipta.
b. Penjiplakan Terhadap Batik Lasem Sebagai Bentuk Pelanggaran Hak Cipta