77
dapat dihilangkan atau dihapus dengan alasan apapun, sekalipun dalam hal hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Hak Moral
melindungi kepentingan pribadi atau reputasi pencipta yang menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama baik,
kemampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta. Hak Moral tidak dapat dipisahkan dari pencipta karena bersifat pribadi
dan kekal, artinya bahwa hak moral melekat pada pencipta selama hidupnya bahkan setelah meninggal dunia
69
. Termasuk dalam Hak Moral adalah sebagai berikut
70
: 1.
Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta untuk tetap mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya;
2. Hak untuk tidak melakukan perubahan pada ciptaan tanpa
persetujuan pencipta atau ahli warisnya; 3.
Hak pencipta untuk mengadakan perubahan pada ciptaan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kepatutan masyarakat.
c. Prinsip-prinsip Hak Cipta
Didalam Hak Cipta terkandung prinsip-prinsip sebagai berikut
71
: 1.
Bahwa yang dilindungi oleh Hak Cipta adalah ide yang telah berwujud atau bentuk ekspresi dari ide dan bersifat asli
orisinil. Dari prinsip ini terkandung beberapa prinsip lainnya yaitu :
69
Ibid, Hal. 21. Hak Moral diatur dalam Pasal 6 Konvensi Bern, sedangkan dalam UUHC No. 19 Tahun 2002 Pasal 24.
70
Loc. Cit.
71
Ibid, Hal. 22
78
a. Suatu ciptaan harus mempunyai keaslian orisinil untuk
dapat menikmati hak-hak yang diberikan oleh Undang- undang;
b. Suatu ciptaan mempunyai hak cipta jika ciptaan yang
bersangkutan diwujudkan dalam bentuk tulisan atau bentuk material yang lain;
c. Hak Cipta adalah hak yang bersifat khusus, maka tidak ada
orang lain yang boleh menikmati hak tersebut kecuali dengan ijin dari pencipta.
2. Hak Cipta muncul secara otomatis atau muncul dengan
sendirinya; 3.
Suatu ciptaan tidak selalu perlu untuk diumumkan untuk memperoleh Hak Cipta;
4. Hak Cipta atas suatu ciptaan merupakan suatu hak yang diakui
oleh hukum legal right yang harus dipisahkan atau dibedakan dari penguasaan secara fisik suatu ciptaan;
5. Hak Cipta bukan hak mutlak absolut.
d. Ruang Lingkup Hak Cipta
Pada dasarnya yang dilindungi oleh Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta adalah pencipta yang atas inspirasinya
menghasilkan setiap karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Dalam hal ini
ditekankan perlu adanya keahlian pencipta untuk dapat meciptakan
79
karya cipta yang dilindungi oleh Hak Cipta, yaitu bahwa ciptaan yang lahir harus mempunyai bentuk yang khas dan menunjukkan keaslian
atas dasar kemampuan dan kreativitas yang bersifat pribadi dari diri si pencipta. Adapun bidang-bidang yang dilindungi Hak Cipta
berdasarkan ketentuan Pasal 12 Ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta adalah :
“Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup:
a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan lay out
karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis
dengan itu; c.
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan
dan pantomim; f.
Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,seni pahat, seni patung, kolase dan
seni terapan; g.
Arsitektur; h.
Peta; i.
Seni batik; j.
Fotografi; k.
Sinematografi; l.
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data base, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan”.
Khusus mengenai seni batik yang akan menjadi objek pembahasan dalam penulisan ini, mulai mendapat perlindungan Hak Cipta di
Indonesia sejak Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1987, Undang- Undang Hak Cipta Tahun 1997 hingga Undang-Undang Hak Cipta
Tahun 2002.
80
e. Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta