Hidrokarbon Karbon Monoksida CO Karbon Dioksida CO Oksigen O

ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO 2 dan O 2 , termasuk Indonesia. Amril. 2010.

2.7.1. Hidrokarbon

Hidrokarbon yang didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya BBM yang tidak terbakar dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna bereaksi dengan oksigen maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida CO 2 dan air H 2 O. Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bahan bakarsudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja sebagian dari BBM seolah-olah tetap dapat “bersembunyi” dari api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada ujung knalpot cukup tinggi. Naibaho.2009

2.7.2. Karbon Monoksida CO

Gas karbonmonoksida adalah gas yang relative tidak stabil dan cenderung bereaksi dengan unsur lain. Karbon monoksida, dapat diubah dengan mudah menjadi CO 2 dengan bantuan sedikit oksigen dan panas. Saat mesin bekerja dengan AFR yang tepat, emisi CO pada ujung knalpot berkisar 0.5 sampai 1 untuk mesin yang dilengkapi dengan sistem injeksi atau sekitar 2.5 untuk mesin yang masih menggunakan karburator. Dengan bantuan air injection sistem atau CC, maka CO dapat dibuat serendah mungkin mendekati 0. Naibaho.2009

2.7.3. Karbon Dioksida CO

2 Konsentrasi CO 2 menunjukkan secara langsung status proses pembakaran di ruang bakar. Semakin tinggi maka semakin baik. Saat AFR berada di angka ideal, emisi CO 2 berkisar antara 12 sampai 15. Apabila AFR terlalu kurus atau terlalu kaya, maka emisi CO 2 akan turun secara drastis. Apabila CO 2 berada dibawah 12, maka kita harus melihat emisi lainnya yang menunjukkan apakah AFR terlalu kaya atau terlalu kurus. Perlu diingat bahwa sumber dari CO 2 ini hanya ruang bakar dan CC. Apabila Universitas Sumatera Utara CO 2 terlalu rendah tapi CO dan HC normal, menunjukkan adanya kebocoran pipa pembuangan. Naibaho.2009.

2.7.4. Oksigen O

2 Konsentrasi dari oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi CO 2 . Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon. Dalam ruang bakar, campuran udara dan bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna apabila bentuk dari ruang bakar tersebut melengkung secara sempurna. Kondisi ini memungkinkan molekul bahan bakar dan molekul udara dapat dengan mudah bertemu untuk bereaksi dengan sempurna pada proses pembakaran. Tapi sayangnya, ruang bakar tidak dapat sempurna melengkung dan halus sehingga memungkinkan molekul bahan bakar seolah-olah bersembunyi dari molekul oksigen dan menyebabkan proses pembakaran tidak terjadi dengan sempurna. Naibaho.2009.

2.7.5. Pengendalian Emisi Gas Buang