Kandungan Kimia Minyak Nilam PerkembanganTeknologi Pengolahan Minyak Nilam

Minyak nilam bersifat fiksatif terhadap bahan pewangi lain, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi tersebut sehingga bau wanginya tidak cepat hilang alias lebih tahan lama.Selain itu, minyak nilam juga membentuk bau yang khas dalam suatu campuran. Karena itu, minyak nilam sendiri sebenarnya sudah bisa disebut dengan parfum karena baunya memang enak dan wangi Manoi .2007. Gambar 2.1 Tumbuhan tanaman nilam

2.1.2. Kandungan Kimia Minyak Nilam

Lingkungan tumbuh agroklimat mempengaruhi kandungan dan mutu minyak nilam. Kandungan minyak nilam dari dataran rendah lebih tinggi daripada nilam dataran tinggi. Namun, nilam dataran tinggi memiliki kandungan patchouli alkohol lebih tinggi daripada dataran rendah. Kandungan patchouli alkohol inilah yang menjadi salah satu penentu tingginya kualitas minyak nilam.Minyak nilam gambar 2.1 mengandung beberapa senyawa, antara lain kariofilen 17,29, α-patchoulien 28,28, buenesen 11,76, dan patchouli alkohol40,04. Sementara itu, kandungan minyak dalam batang, cabang, atau ranting jauh lebih kecil 0,4-0,5 daripada bagian daun 5-6. Standar mutu minyak nilam belum seragam untuk seluruh dunia. Setiap negara menentukan sendiri standar minyak nilamnya. Indonesia menetapkan standar mutu minyak nilam untuk ekspor dengan berat jenis 0,943-0,983, indeks bias 1,504-1,514, bilangan ester maksimum 10,0, bilangan asam 5,0, warna kuning muda sampai cokelat, Universitas Sumatera Utara dan tidak tercampur dengan bahan lain Tabel 2.1. Sebelum dikirim ke eksportir, biasanya minyak nilam harus diuji terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya Hayani. 2005. CH 3 OH H 3 C CH 3 H 3 C Patchouli Alkohol H 3 C H 3 C CH 3 CH 2 beta-caryophyliene O CH 3 CH 3 H 3 C H 2 C Caryophylen Oksida Gambar 2.2. Struktur molekul dari beberapa senyawa yang terdapat pada minyak nilam Tabel 2.1. Persyaratan mutu standar minyak nilam SNI 06-2385-1998 adalah sebagai berikut : Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Warna – Kuning muda sampai coklat tua 2. Bobot jenis – 0,943 – 0,983 3. Indeks bias nD 20 – 1,504 – 1,514 4. Kelarutan dalam Etanol 90 – Larutan jerni atau opalesensi ringan pada dalamsuhu 20 C ± 3 5. Bilangan asam – Maks 5,0 C perbandingan volume 1:10 6. Bilangan ester – Maks 10,0 7. Zat-zat asing 7.1. Lemak – Negatif 7.2. Minyak kruing – Tidak nyata 7.3. Alkohol tambahan – Negatif 7.4. Minyak pelican – Negatif Hayani 2005 Universitas Sumatera Utara

2.1.3. PerkembanganTeknologi Pengolahan Minyak Nilam

Minyak nilam dihasilkan melalui proses penyulingan, sebelum proses penyulinganbiasanya dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang akan disuling. Perlakuan tersebut dapat dengan beberapa cara yaitu dengan pengecilan ukuran, pengeringan atau pelayuan dan fermentasi Ketaren, 1985. Pengolahan minyak nilam dilakukan dengan proses destilasi. Proses destilasi adalah suatu proses perobahan minyak yang terikat di dalam jaringan parenchym cortex daun, batang dan cabang tanaman nilam menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berobah kembali menjadi zat cair yaitu minyak nilam.Manoi.2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen minyak nilam antara lain; jenis tanaman, umur tanaman, waktu panen perubahan bentuk daun pengecilan ukuran daun dan teknik penyulingan untuk memperoleh minyak atsiri yang memadai jumlahnya untuk diteliti. Untuk mendapatkan minyak nilam biasanya dilakukan melalui destilasi, dimana dalam hal ini ada tiga metode penyulingan yang digunakan dalam industri minyak atsiri, yaitu: 1. Penyulingan dengan air hydrodistillation 2. Penyulingan dengan air dan uap hydro and steam distillation 3. Penyulingan dengan uap langsung steam distillation 4. Perbedaan antara distilasi uap langsung dengan hidrodistilasi adalah pada distilasi uap langsung tidak terjadi kontak langsung antara sampel dengan air, sedangkan hidrodistilasi sampelnya dicelupkan ke dalam air mendidih. Dalam setiap metode penyulingan bahan tumbuhan, baik dengan penyulingan uap, penyulingan air dan uap atau penyulingan air minyak atsiri hanya dapat diuapkan jika kontak langsung dengan uap panas. Minyak dalam jaringan tumbuhan mula-mula terekstraksi dari kelenjar tanaman dan selanjutnya terserap pada permukaan bahan melalui peristiwa osmosis. Lamanya penyulingan yang dilakukan pada setiap tumbuhan tidak sama satu dengan yang lain tergantung pada mudah atau tidaknya minyak atsiri tersebut menguap, dua sampai delapan jam tersebut secara maksimal. Metode penyulingan air banyak diterapkan di negara-negara berkembang karena alatnya yang cukup Universitas Sumatera Utara sederhana dan praktis. Beberapa bahan lebih baik disuling dengan penyulingan air, misalnya bunga mawar. Bahan tersebut akan menggumpal jika disuling dengan uap, sehingga uap tidak dapat berpenetrasi kedalam bahan, uap hanya akan menguapkan minyak atsiri yang terdapat dipermukaan gumpalan. Tetapi metode penyulingan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu adanya penggunaan suhu yang tinggi Pino, 1997 yang dapat mengakibatkan dekomposisi minyak hidrolisis ester, polimerisasi . Keuntungan dari metode ini antara lain adalah tidak menggunakan pelarut yang beracun, biaya murah, mampu mengisolasi senyawa termolabil tanpa diikuti denaturasi karena dilakukan pada temperatur rendah, juga kemungkinan untuk memperoleh produk baru dengan komposisi yang biasanya diperoleh dengan teknik destilasi. Namun demikian metode ini juga mempunyai kekurangan yaitu dalam hal penentuan kondisi untuk ekstraksi minyak atsiri dari tumbuhan tertentu Manoi.2007.

2.1.4. Perkembangan Teknologi Penggunaan Minyak Nilam