D am p ak Pe ru bah an In d ikato r Eko n o m i Makr0 Te rh ad ap P e n d a p a ta n N e ga ra

Pe n e rim a a n Pe rp a ja ka n

Melem ahnya pertum buhan ekonom i pada tahun 20 0 9 akan berdam pak pada turunnya pendapatan secara nasional karena aktivitas kegiatan ekonom i yang berkurang. Secara langsung, hal ini akan berpengaruh pada m enurunnya penerim aan PPh nonm igas, baik PPh orang pribadi (OP) m aupun PPh badan. Penerim aan PPh tahun 20 0 9 diperkirakan m enjadi Rp319,6 triliun, yang berarti turun Rp37,8 triliun dari rencananya dalam APBN

20 0 9. Penurunan penerim aan PPh tersebut selain berasal dari penurunan penerim aan PPh nonm igas sebagai akibat perkiraan perlam batan laju pertum buhan ekonom i, juga disebabkan oleh perkiraan penurunan penerim aan PPh m igas. Penerim aan PPh m igas diperkirakan akan m en jadi Rp38 ,8 triliun , yan g berarti turun Rp18 ,0 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Menurunnya perkiraan penerim aan PPh m igas tersebut terutam a disebabkan oleh lebih rendahnya perkiraan harga m inyak m entah Indonesia dari US$ 8 0 per barel dalam APBN 20 0 9 m enjadi US$ 45 per barel.

Seiring dengan menurunnya tingkat pendapatan nasional, tingkat konsumsi dalam negeri akan m engalam i penurunan, baik konsum si Pem erintah, konsum si swasta m aupun konsum si rum ah tangga. Secara langsung, hal ini akan berpengaruh pada turunnya penerim aan PPN yang sangat erat kaitannya dengan tingkat konsum si nasional. Sejalan dengan perkiraan turunnya tingkat konsum si nasional pada tahun 20 0 9, penerim aan PPN d ip er kir akan akan m en jad i Rp 233,6 t r iliu n at au t u r u n Rp 15,9 t r iliu n d ar i rencananya dalam APBN 20 0 9.

Penurunan target penerimaan perpajakan juga terjadi pada penerimaan PBB dan BPHTB, yan g d ip er kir akan m en jad i Rp 31,0 tr iliu n , yan g ber ar ti tu r u n Rp 5,6 tr iliu n jika dibandingkan dengan rencananya dalam APBN 20 0 9. Penurunan perkiraan penerimaan PBB dan BPHTB tersebut terutam a berasal dari perkiraan penurunan penerim aan PBB m igas sebagai im bas dari lebih rendahnya asum si harga m inyak m entah Indonesia.

Di sisi lain, menurunnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yan g cukup besar terhadap pen capaian target pen erim aan cukai pada tahun 20 0 9. Bahkan sebagai dam pak adanya kebijakan kenaikan tarif cukai rata-rata 7 persen pada

a wa l t a h u n 2 0 0 9 , p en er im a a n cu ka i t a h u n 2 0 0 9 d ip er kir a ka n a ka n m en ja d i

20

Rp54,4 triliun. Perkiraan penerim aan cukai tersebut berarti m engalam i peningkatan Rp4,9 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9.

Selanjutnya, krisis keuangan global yang berim bas pada terjadinya krisis ekonom i global m enyebabkan kegiatan perdagangan internasional diperkirakan m engalam i penurunan. J umlah ekspor dan impor, baik dari sisi volume maupun nilainya diperkirakan mengalami penurunan. Keadaan tersebut berpengaruh pada penerim aan bea m asuk dan bea keluar. Untuk itu, target penerim aan bea m asuk tahun 20 0 9 disesuaikan m enjadi Rp17,2 triliun atau turun Rp2,0 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Sedangkan penerim aan bea keluar tahun 20 0 9 diperkirakan akan m enjadi Rp2,4 triliun atau turun Rp7,0 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9.

Terkait dengan penurunan perkiraan penerim aan bea m asuk, selain disebabkan oleh perkiraan m en urun n ya volum e dan n ilai im por, juga m em pertim ban gkan adan ya kesepakatan kerjasam a di bidang perdagangan internasional yang berdam pak pada m en urun n ya (h arm on isasi) tarif bea m asuk un tuk baran g-baran g terten tu dan di wilayah-wilayah tertentu. Sem entara itu, turunnya rencana penerim aan bea keluar pada tahun 20 0 9 terutam a dipengaruhi oleh adanya kebijakan penurunan tarif bea keluar untuk Crude Palm Oil (CPO) m enjadi nol persen sejak bulan Oktober 20 0 8 . Tarif bea keluar CPO tersebut diperkirakan tidak akan banyak mengalami perubahan dalam tahun

Pe n e rim a a n N e ga ra Bu ka n Pa ja k

Di samping penurunan penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga m engalam i penyesuaian m enjadi Rp18 5,9 triliun atau turun Rp73,1 triliun jika diban din gkan den gan targetn ya dalam APBN 20 0 9. Pen urun an tersebut utam an ya dipengaruhi oleh penurunan ICP secara signifikan dari US$ 80 / barel dalam APBN 20 0 9 m en jad i US$ 45/ bar el. PNBP yan g m en galam i p en u r u n an t er besar t er jad i p ad a penerim aan sum ber daya alam (SDA) m igas dan penerim aan dari dividen BUMN.

Dengan adanya penyesuaian asum si ICP dari US$ 80 per barel m enjadi US$ 45 per barel dan penyesuaian asum si nilai tukar rupiah dari Rp9.40 0 / US$ m enjadi Rp11.0 0 0 / US$ m aka penerim aan SDA m igas diperkirakan akan m enjadi Rp92,0 triliun atau turun Rp70 ,1 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Penurunan perkiraan penerim aan SDA m igas tahun 20 0 9 tersebut bersum ber dari perkiraan pen urun an pen erim aan minyak bumi sebesar Rp60 ,7 triliun dan penurunan penerimaan gas bumi sebesar Rp9,4 triliun.

Penurunan harga m inyak yang cukup tajam di akhir tahun 20 0 8 serta dam pak dari krisis ekonomi global juga mempengaruhi perubahan perkiraan laba BUMN dalam tahun

20 0 8 yang diperkirakan lebih rendah dari yang direncanakan sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu faktor dilakukannya penyesuaian rencana penarikan dividen dari laba BUMN dalam tahun 20 0 9 m enjadi Rp26,1 triliun. Perkiraan dividen dari laba BUMN tersebut berarti m engalam i penurunan Rp4,7 triliun dari yang direncanakan dalam APBN 20 0 9.