I . 1 Me m e lih ara d an / atau Me n in gkatkan D aya Be li Mas yarakat

I I I . 1 Me m e lih ara d an / atau Me n in gkatkan D aya Be li Mas yarakat

Dalam rangka m encapai pertum buhan ekonom i yang telah ditargetkan, faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi terutama konsumsi masyarakat perlu dipertahankan, dan bahkan jika m ungkin ditingkatkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka m em elihara dan m eningkatkan daya beli m asyarakat untuk m enjaga agar konsum si r um ah tan gga m am pu tum buh di atas 4,0 per sen pada tah un 20 0 9, Pem er in tah memberikan stimulus fiskal, baik dalam bentuk penurunan tarif pajak penghasilan orang pribadi (OP) dan peningkatan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) m aupun m elalui pem berian berbagai subsidi, antara lain berupa subsidi harga obat generik, serta subsidi PPN atas beberapa produk akhir untuk m inyak goreng dan bahan bakar nabati (BBN).

Dari sisi perpajakan, dalam APBN 20 0 9 telah dim asukkan penurunan tarif pajak orang pribadi sebagai hasil dari diberlakukannya am endem en UU PPh. Dengan dem ikian, pen d apatan r iil m asyar akat m e n in gk a t s e h in gga

Tabe l 10

d ih a r a p k a n a k a n m a m p u

S tim u lu s Pe n in gka ta n D aya B e li Mas yara kat, 2 0 0 9

( d alam m iliar ru p iah )

m e n d o r o n g d a ya b e li. Pen u r u n an t ar if PPh or an g

U raian

Alo ka s i

p r ib a d i m e m b e r ik a n

A. Pe rp ajaka n

p e n gu r a n ga n p e m b a ya r a n

1. P e n u ru n an Ta rif PP h N o n Miga s

p a ja k (t a x sa v in g ) seb esa r

- Penurunan tarif PPh OP (35% → 30 %) dan

Rp 2 4 ,5 t r iliu n , ya n g a ka n perluasan lapisan tarif

2 . P e n in gka ta n PTKP m e n ja d i Rp 15 ,8 ju ta 11.0 0 0 ,0

m endorong daya beli rum ah

1. S u bs id i P a jak ( D TP)

80 0 ,0 tangga (lihat Ta be l 10 ).

- PPN Minyak Goreng

- PPN Bahan Bakar Nabati (BBN)

Dalam am en dem en UU PPh

2 . S u bs id i N o n Pa jak

t elah d ilaku kan p er u bah an

- Obat Generik

m endasar pada susunan tarif

J u m lah S tim u lu s

d a n la p isa n t a r if b a gi P P h orang pribadi (OP) dan PPh badan. Stim ulus fiskal yang diberikan untuk wajib pajak (WP) OP akan m eringankan beban m asyarakat sebesar Rp24,5 triliun. Stim ulus tersebut terdiri atas penyederhanaan dan penurunan tarif per lapisan penghasilan untuk WP OP (tarif tertinggi dari 35 persen m enjadi 30 persen) m em berikan dam pak sebesar Rp13,5 triliun, dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp13,2 juta m enjadi Rp15,8 juta per individu m em berikan dam pak sebesar Rp11,0 triliun.

Di sisi belanja negara, dalam rangka m enjaga daya beli m asyarakat, dalam APBN 20 0 9 Pem erin tah telah m en etapkan kebijakan ken aikan gaji pokok PNS, TNI, Polri, dan pensiunan sebesar 15 persen dan pem berian gaji ke-13, serta pem berian BLT bagi 18 ,2 juta rum ah tangga sasaran (RTS) selam a 2 bulan dengan pem bayaran Rp10 0 .0 0 0 ,0 per bulan per RTS. Selanjutnya, Pem erintah juga telah m enyiapkan suatu paket stim ulus

Subsidi PPN (DTP) atas m inyak goreng m erupakan lanjutan dari fasilitas PPN DTP pada tahun 20 0 8 . Dalam tahun 20 0 9, subsidi PPN tersebut ditujukan bagi penjualan m inyak goreng curah dan m inyak goreng kem asan sederhana dengan m enggunakan m erek generik m ilik Pem erintah, yaitu “Minyakita”.

Subsidi PPN untuk bahan bakar nabati (BBN) ditujukan agar harga BBN lebih m urah dan dapat bersaing dengan harga bahan bakar m inyak (BBM) dari fosil yang tidak terbaharukan. Dengan pemberian subsidi ini, diharapkan produksi BBN akan dapat terus m eningkat di kem udian hari, sehingga m engurangi ketergantungan akan BBM dari fosil.

Subsidi obat gen erik atau Obat Gen erik Bersubsidi (OGS) diberikan dalam ran gka menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat di seluruh daerah sebagai antisipasi apabila terjadi resesi ekonom i. Subsidi tersebut diberikan untuk obat-obatan ya n g p a lin g d ib u t u h k a n m a s ya r a k a t ( f a s t m o v in g ) d a n o b a t - o b a t a n u n t u k m enyelam atkan nyawa (life saving). Subsidi juga diberikan bagi obat esensial, obat program kesehatan, dan obat yang tidak bernilai ekonom is tetapi sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.