MENGATASI DAMPAK KRISIS GLOBAL MELALUI PROGRAM STIMULUS FISKAL APBN 2009

MEN GATASI D AMPAK KRISIS GLOBAL MELALU I PROGRAM STIMU LU S FISKAL APBN 2 0 0 9

I. P EN D AH U LU AN

Krisis finansial global yang m enyebabkan m enurunnya kinerja perekonom ian dunia secara drastis pada tahun 20 0 8 diperkirakan m asih akan terus berlanjut, bahkan akan m eningkat intensitasnya pada tahun 20 0 9. Perlam batan pertum buhan ekonom i dunia, selain m enyebabkan volum e perdagangan global pada tahun 20 0 9 m erosot tajam , juga akan berdam pak pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jum lah pengangguran dunia. Bagi n egara-n egara berkem ban g dan em ergin g m arkets, situasi in i dapat m erusak fundam ental perekonom ian, dan m em icu terjadinya krisis ekonom i.

Kekhawatiran atas dam pak negatif pelem ahan ekonom i global terhadap perekonom ian di negara-negara em erging m arkets dan fenom ena flight to quality dari investor global di tengah krisis keuangan dunia dewasa ini, telah m em berikan tekanan pada m ata uang seluruh dunia, term asuk Indonesia dan m engeringkan likuiditas dolar Am erika Serikat di pasar dom estik banyak negara. Hal ini m enyebabkan pasar valas di negara-negara m aju m au pu n ber kem ban g cen d er u n g ber gejolak d i ten gah ketid akpastian yan g m eningkat.

Sebagai negara dengan perekonom ian terbuka, m eskipun Indonesia telah m em bangun m om entum pertum buhan ekonom i yang cukup tinggi, tidak akan terlepas dari dam pak n egatif per lem ah an ekon om i d u n ia ter sebu t. Kr isis keu an gan global yan g m u lai berpengaruh secara signifikan dalam triwulan III tahun 20 0 8, dan second round effect- nya akan m ulai dirasakan m eningkat intensitasnya pada tahun 20 0 9, diperkirakan akan berdam pak negatif pada kinerja ekonom i m akro Indonesia dalam tahun 20 0 9 baik di sisi neraca pem bayaran dan neraca sektor riil, m aupun sektor m oneter dan sektor fiskal (APBN).

Dam pak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonom ian global adalah pada sektor keuangan m elalui aspek sentim en psikologis m aupun akibat m erosotnya likuiditas global. Penurunan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) m encapai sekitar 50 ,0 persen, dan depresiasi nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas yang m eningkat. Sepanjang tahun 20 0 8, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 17,5 persen. Kecenderungan volatilitas nilai tukar rupiah tersebut m asih akan berlanjut hingga tahun 20 0 9 dengan m asih berlangsungnya upaya penurunan utang (deleveraging) dari lem baga keuangan global.

Berbagai kondisi tersebut di atas diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap p er lam bat an p er t u m bu h an ekon om i, p en yed iaan kesem p at an ker ja, d an u p aya pengurangan kem iskinan. Pertum buhan ekonom i diperkirakan akan m enurun ke level 4,5 persen terutam a disebabkan oleh (1) perlam batan in vestasi yan g diperkirakan Berbagai kondisi tersebut di atas diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap p er lam bat an p er t u m bu h an ekon om i, p en yed iaan kesem p at an ker ja, d an u p aya pengurangan kem iskinan. Pertum buhan ekonom i diperkirakan akan m enurun ke level 4,5 persen terutam a disebabkan oleh (1) perlam batan in vestasi yan g diperkirakan

Dengan berbagai perkem bangan tersebut, peningkatan pengangguran tenaga kerja dan jum lah m asyarakat m iskin m erupakan dam pak berikutnya yang akan segera dialam i oleh perekonom ian nasional akibat krisis perekonom ian global. Saat ini, fenom ena pem utusan hubungan kerja (PHK) telah terjadi pada industri-industri yang berorientasi ekspor, m enyusul kem udian rencana PHK pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan kertas, dan rencana m erum ahkan tenaga kerja pada industri perkayuan dan industri perkebunan. Selain itu, resesi global juga akan m engakibatkan PHK atas sebagian dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, dan pem ulangan m ereka ke Indonesia. Hal ini tidak saja akan m enam bah berat tekanan pada pasar tenaga kerja di Indonesia, tetapi juga akan m en guran gi pen dapatan devisa dari pen gh asilan m ereka di luar n egeri (rem ittances).

Berkaitan dengan itu, dalam rangka m em perkecil dam pak negatif dari krisis keuangan global tersebut, Pem erintah perlu m elakukan langkah-langkah penyesuaian darurat di bidang fiskal, guna menyelamatkan perekonomian nasional tahun 20 0 9 dari krisis global, an tara lain den gan m em perluas program stim ulus ekon om i m elalui APBN 20 0 9, m elakukan perubahan terhadap beberapa asum si ekonom i m akro yang dirasakan sudah tidak lagi realistis, dan penyesuaian berbagai besaran pendapatan negara, belanja negara, serta defisit dan pem biayaan anggaran.

Kebijakan stim ulus fiskal dilakukan m elalui tiga cara dan sekaligus untuk tiga tujuan: (a) m em per tah an kan dan / atau m en in gkatkan daya beli m asyar akat u n tu k dapat m en jaga laju pertum buh an kon sum si di atas 4,0 persen ; (b) m en cegah PH K dan m eningkatkan daya tahan dan daya saing usaha m enghadapi krisis ekonom i dunia; dan (c) m en a n ga n i d a m p a k P H K d a n m en gu r a n gi t in gka t p en ga n ggu r a n d en ga n m eningkatkan belanja infrastruktur padat karya. Peningkatan daya beli m asyarakat dilakukan m elalui penurunan tarif PPh Orang Pribadi dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak, pem berian subsidi harga untuk obat generik, dan PPN untuk produk akhir ditanggung Pem erintah (DTP), penurunan harga BBM, kenaikan gaji PNS, TNI, Polri dan pensiunan, guru/ dosen, dan pemberian bantuan langsung tunai (BLT). Peningkatan daya saing dan daya tahan usaha ditem puh m elalui penurunan tarif PPh Badan dan perusahaan terbuka, pem berian fasilitas bea m asuk DTP, PPh pasal 21 dan 25 DTP, PPN DTP, potongan tarif listrik untuk industri, penurunan harga solar, subsidi bunga bagi perusahaan air bersih, dan penyertaan m odal negara (PMN) dalam rangka kredit usaha rakyat. Penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan dam pak PHK dilakukan m elalui penam bahan anggaran untuk infrastruktur yang terkait dengan bencana alam , Kebijakan stim ulus fiskal dilakukan m elalui tiga cara dan sekaligus untuk tiga tujuan: (a) m em per tah an kan dan / atau m en in gkatkan daya beli m asyar akat u n tu k dapat m en jaga laju pertum buh an kon sum si di atas 4,0 persen ; (b) m en cegah PH K dan m eningkatkan daya tahan dan daya saing usaha m enghadapi krisis ekonom i dunia; dan (c) m en a n ga n i d a m p a k P H K d a n m en gu r a n gi t in gka t p en ga n ggu r a n d en ga n m eningkatkan belanja infrastruktur padat karya. Peningkatan daya beli m asyarakat dilakukan m elalui penurunan tarif PPh Orang Pribadi dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak, pem berian subsidi harga untuk obat generik, dan PPN untuk produk akhir ditanggung Pem erintah (DTP), penurunan harga BBM, kenaikan gaji PNS, TNI, Polri dan pensiunan, guru/ dosen, dan pemberian bantuan langsung tunai (BLT). Peningkatan daya saing dan daya tahan usaha ditem puh m elalui penurunan tarif PPh Badan dan perusahaan terbuka, pem berian fasilitas bea m asuk DTP, PPh pasal 21 dan 25 DTP, PPN DTP, potongan tarif listrik untuk industri, penurunan harga solar, subsidi bunga bagi perusahaan air bersih, dan penyertaan m odal negara (PMN) dalam rangka kredit usaha rakyat. Penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan dam pak PHK dilakukan m elalui penam bahan anggaran untuk infrastruktur yang terkait dengan bencana alam ,

Selain ditujukan untuk m eredam dam pak krisis global, langkah-langkah penyesuaian darurat di bidang fiskal tersebut juga dim aksudkan untuk m em persiapkan fondasi yang lebih kuat dalam rangka m em percepat laju pertum buhan ekonom i yang berkelanjutan, ser t a m elet a kka n d a sa r -d a sa r ya n g leb ih ku a t d a n m em p er kokoh sen d i-sen d i perekonom ian nasional. Hal ini dilakukan dengan m eneruskan reform asi di seluruh kem enterian negara/ lem baga (K/ L).

Lan gkah-lan gkah pen yesuaian darurat di bidan g fiskal tersebut telah disam paikan kepada Pan itia An ggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik In don esia, dan telah dibahas serta disetujui bersam a, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 23 Undang- Undang Nom or 41 Tahun 20 0 8 tentang APBN Tahun 20 0 9, yang m enyatakan sebagai berikut:

“Dalam keadaan darurat, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. penurunan pertum buhan ekonom i di bawah asum si dan deviasi asum si ekonom i m a kr o la in n ya ya n g m en yeb a b ka n t u r u n n ya p en d a p a t a n n ega r a , d a n / a t a u m eningkatnya belanja negara secara signifikan;

b. kenaikan biaya utang, khususnya imbal hasil Surat Berharga Negara, secara signifikan; dan/ atau

c. krisis sistem ik dalam sistem keuangan dan perbankan nasional yang m em butuhkan tambahan dana penjaminan perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Pem erintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dapat m elakukan langkah- langkah:

1. pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan/ atau pengeluaran m elebihi pagu yang ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 20 0 9;

2. pergeseran an ggaran belan ja an tarprogram , an tarkegiatan , dan / atau an tarjen is belanja dalam satu kementerian negara/ lembaga dan/ atau antarkementerian negara/ lem baga;

3. pen ghem atan belan ja n egara dalam ran gka pen in gkatan efisien si, den gan tetap m enjaga sasaran program / kegiatan prioritas yang tetap harus tercapai;

4. penarikan pinjam an siaga dari kreditur bilateral m aupun m ultilateral; dan

5. penerbitan Surat Berharga Negara melebihi pagu yang ditetapkan dalam APBN tahun yang bersangkutan.”

Sesuai dengan penjelasan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nom or 41 Tahun 20 0 8 tentang APBN Tahun 20 0 9, keadaan darurat tersebut terjadi apabila:

1. Prognosa pertum buhan ekonom i paling rendah 1% (satu persen) di bawah asum si, sedangkan prognosa indikator ekonom i m akro lainnya m engalam i deviasi paling 1. Prognosa pertum buhan ekonom i paling rendah 1% (satu persen) di bawah asum si, sedangkan prognosa indikator ekonom i m akro lainnya m engalam i deviasi paling

2. Posisi nom inal dana pihak ketiga di perbankan nasional m enurun secara drastis.

3. Ken aikan im bal h asil (y ield) surat berh arga n egara (SBN) yan g m en yebabkan tam bahan biaya penerbitan SBN secara signifikan, tercerm in dalam (a) tidak adanya y ield penawaran yang dim enangkan dalam benchm ark Pem erintah dalam 2 (dua) kali lelang berturut-turut; dan/ atau (b) terjadi kecenderungan peningkatan y ield sekurang-kurangnya sebesar 30 0 basis points (bps) dalam 1 (satu) bulan.

Berdasarkan penilaian (assessm ent) dan pem antauan yang dilakukan secara intensif terhadap dam pak krisis global terhadap prospek perekonom ian nasional, dan proyeksi APBN 20 0 9 setelah ditetapkan dengan Undang-Undang Nom or 41 Tahun 20 0 8 , dapat disim pulkan bahwa beberapa asum si ekonom i m akro dan berbagai besaran, sasaran, serta pagu alokasi anggaran yang telah ditetapkan dalam APBN 20 0 9 dipandang sudah tidak realistis lagi. Pertama, asumsi pertumbuhan ekonomi diperkirakan 1,5 persen lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN 20 0 9 sebesar 6,0 persen m enjadi 4,5 persen. Kedua, deviasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Am erika Serikat yang diperkirakan m encapai lebih dari 17,0 persen, yaitu dari Rp9.40 0 per dolar Am erika Serikat seperti ditetapkan dalam APBN 20 0 9 m enjadi Rp11.0 0 0 per dolar Am erika Serikat. Ketiga, asum si harga m inyak m entah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) diperkirakan m engalam i deviasi lebih dari 43,8 persen, yaitu dari perkiraan sem ula sebesar US$ 8 0 per barel seperti ditetapkan dalam APBN 20 0 9 m enjadi sekitar US$ 45 per barel.

Penurunan pertum buhan ekonom i akan ditransm isikan ke dalam turunnya penerim aan pajak dan dividen BUMN dalam APBN. Di lain pihak, penurunan harga m inyak yang san gat drastis akan berpen garuh pada sisi pen dapatan n egara, berupa pen urun an penerim aan m igas, dan juga pada sisi belanja negara, berupa penurunan beban subsidi, khususnya subsidi energi, dan dana bagi hasil m igas. Sem entara itu, perlem ahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asin g akan berpen garuh pada kom pon en APBN, baik pen dapatan n egara, belan ja n egara m aupun pem biayaan an ggaran yan g m em iliki kan dun gan (con ten t) valuta asin g, seperti pen erim aan pin jam an luar n egeri, serta pem bayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri.

Di sisi lain, belanja negara, baik belanja Pem erintah pusat, terutam a subsidi energi dan bunga utang m aupun transfer ke daerah, khususnya DBH m igas diperkirakan juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Di samping sebagai dampak dari perubahan asum si m akro, terutam a penurunan harga m inyak m entah Indonesia dan depresiasi nilai tukar rupiah, perubahan belanja negara tersebut juga sebagai akibat dari perluasan program stim ulus fiskal.

Dengan perubahan yang terjadi, baik di sisi pendapatan negara m aupun belanja negara tersebut m aka defisit anggaran diperkirakan akan m engalam i peningkatan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, untuk m em enuhi kebutuhan pem biayaan anggaran yang lebih besar akibat m eningkatnya defisit tersebut m aka perlu dilakukan penyesuaian pem biayaan untuk m enutup kenaikan defisit anggaran dalam tahun 20 0 9.

Selanjutnya, m engacu pada ketentuan dalam ayat (2) Pasal 23 UU Nom or 41 Tahun

20 0 8 tentang APBN Tahun 20 0 9 m aka pelaksanaan dari langkah-langkah penyesuaian APBN tahun 20 0 9 tersebut akan disam paikan oleh Pem erintah kepada DPR dalam Laporan Sem ester I Pelaksanaan APBN dan/ atau Laporan Keuangan Pem erintah Pusat (LKPP) Tahun 20 0 9.

II. D AMPAK KRISIS GLOBAL TERH AD AP PEREKON OMIAN

D AN PEN D APATAN N EGARA TAH U N 2 0 0 9

Situasi perekonom ian sejak pertengahan 20 0 7 diwarnai oleh berbagai faktor eksternal yan g pen uh ketidakpastian (un certain ty ) dan sulit diprediksikan (un predictable). Kehancuran pasar uang global telah berdam pak pada sektor riil dim ana banyak industri besar terancam bangkrut atau setidak-tidaknya terjadi penurunan kapasitas produksi. Akibatnya, ancam an akan terjadinya lonjakan jum lah pengangguran dunia akan sulit dihindari. Bagi negara-negara berkem bang dan em erging m arkets, situasi ini dapat m erusak fundam ental perekonom ian dan m em icu terjadinya krisis ekonom i. Banyak negara yang terpaksa harus m em inta bantuan lem baga keuangan internasional untuk m enyediakan likuiditas guna m enyelam atkan ekonom inya dari kehancuran, seperti Turki, Pakistan, Islandia, dan negara-negara Eropa Tim ur lainnya.

Krisis finansial global yang terus berlangsung saat ini m enyebabkan m acetnya sistem keuangan dunia sehingga menyebabkan merosotnya aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan menurunnya pertumbuhan volume perdagangan dunia telah terjadi sejak pertengahan tahun 20 0 7. Volum e perdagangan dunia dalam tahun 20 0 9 terus m erosot, ditunjukkan dengan

Gra fik 1

p r o ye k s i I M F m e n ge n a i

P erkiraa n P e rtu m b u h a n Volu m e P e rd agan ga n Du n ia

volu m e p er d a ga n ga n d u n ia Tah u n 2 0 0 9

mengalami beberapa kali revisi, 4 ,1

u h a b 2,1 2

dari 6,9 persen yaitu proyeksi

yang dibuat pada bulan J anuari m

tu 0 er

20 0 8 m enjadi 2,1 persen pada

-2 P

bulan Novem ber 20 0 8 , dan -2,8 -4

20 0 9 pr oyeksi per tum buh an volum e perdagangan dunia direvisi kem bali m enjadi negatif 2,8 persen (lihat Grafik 1). Hal ini tentunya akan memberikan dampak langsung yang signifikan bagi negara-negara yang perekonom iannya ditopang oleh ekspor seperti Cina, J epang, Korea, dan negara- negara ASEAN, term asuk Indonesia.

Melihat perkem bangan yang m akin m em buruk pada triwulan terakhir tahun 20 0 8 , seluruh lem baga keuangan dan ekonom i dunia seperti IMF, OECD, World Bank, dan ADB m elakukan revisi ke bawah tin gkat pertum buh an perekon om ian dun ia. IMF

Ta be l 1

m is a ln ya , m e n ya m p a ik a n

Pe rkira a n Pe rtu m bu h a n PD B ta h u n 2 0 0 9

bahwa pertum buhan ekonom i

dunia tahun 20 0 9 diperkirakan

perkiraannya direvisi m enjadi

N o ve m b e r 2 0 0 8 , d a r i sebelum n ya 3,0 persen pada

bulan Oktober 20 0 8 . Nam un pada J anuari 20 0 9, IMF kem bali m elakukan revisi ke bawah atas proyeksi pertum buhan ekonom i dunia m enjadi 0 ,5 persen (lihat Ta be l 1).

Mer osot n ya p er ekon om ia n d u n ia in i t en t u n ya a ka n sa n ga t b er p en ga r u h p a d a perkem bangan perekonom ian Indonesia. Antisipasi yang dilakukan oleh Pem erintah dalam m enyikapi kondisi ini adalah m elakukan beberapa penyesuaian besaran asum si m akro sebagaim ana disajikan pada Ta be l 2 .

Ta be l 2 Pe rke m ba n ga n In d ika to r Eko n o m i Ma kro

2009 In d ikato r Eko n o m i Makro

Targe t

Re alis as i

Pertum buhan Ekonom i (%)

6,0 Suku Bunga SBI 3 bl (%)

7,5 Nilai Tukar (Rp/ US$ )

11.0 0 0 Harga Minyak ICP (US$ / barel)

45,0 Lifting Minyak (MBCD)

II.1 D a m p a k Pe n u ru n a n Pe rtu m bu h a n Eko n o m i d a n D e p re s ia s i N ilai Tu kar te rh ad ap Pe re ko n o m ian

II. 1. 1 Pe n u ru n a n Pe rtu m bu h a n Eko n o m i d a ri 6 ,0 Pe rs e n m e n ja d i

4 ,5 Pe rs e n

Terjadinya resesi yang sangat dalam dan cepat di negara-negara m aju akan m em berikan dam pak negatif pada kinerja ekonom i m akro yang m enjadi landasan perhitungan APBN

20 0 9. Pem erintah telah dan terus m elakukan antisipasi kebijakan dalam m enghadapi perkem ban gan tersebut. Proyeksi pertum buh an ekon om i direvisi dari 6,0 persen m enjadi 4,5 persen. Hal ini sejalan dengan lem baga-lem baga keuangan internasional yan g telah m elakukan r evisi ke bawah ter h adap pr oyeksi per tum buh an ekon om i Indonesia dari rata-rata 5,9 persen pada Mei 20 0 8 , m enjadi 4,3 persen pada J anuari

20 0 9 (lihat Ta be l 3 ). Penyebab terjadinya revisi ke bawah karena situasi krisis hingga J anuari 20 0 9 m asih m enunjukkan proses pem burukan sektor keuangan dan volum e

Tabe l 3 Pro ye ks i Pe rtu m b u h an ( %)

Danareksa Securities

4,8 H SBC Econom ics

3,8 Bank Danam on

4,3 J P Morgan Chase

3,6 Global Insight

3,8 Standard Chartered

4,5 Bahana Securities

4,8 Asia Devt Bank

5,5 World Bank

3,5 Rata-rata Consensus

perdagangan dunia yang m akin m erosot tajam dan pertum buhan ekonom i di sem ua negara m aju m enunjukkan kontraksi (negatif) yang cepat dan dalam . Negara-negara m aju di Am erika Serikat, Eropa, dan J epan g bahkan sudah m en yebut tan da-tan da depresi ekonom i, bukan lagi sekedar resesi ekonom i.

Pen urun an proyeksi ekon om i In don esia terutam a disebabkan oleh revisi ke bawah t er h a d a p p er t u m b u h a n eksp or d a n in vest a si seb a ga i d a m p a k d a r i m er osot n ya pertum buhan ekon om i dun ia. Sem en tara itu, pertum buhan kon sum si m asyarakat

diperkirakan m en capai sekitar 4,0

Tabe l 4

p e r s e n ( lih a t Ta b e l 4 ) . To t a l

Laju Pe rtu m bu h an Eko n o m i d ari S is i Pe rm in taan ( %)

kon su m si d ip er kir akan m en cap ai

penurunan tarif PPh Orang Pribadi

Konsum si Masyarakat

Konsum si Pem erin tah

In vestasi

d it u n ju kka n oleh m en in gka t n ya

lem b a ga , p er b a ika n p en gh a sila n

a p a r a t u r n ega r a , b ela n ja m od a l untuk pem bangunan infrastruktur, dan belanja untuk PNPM. Selain itu, peningkatan pertum buhan konsum si Pem erintah pada tahun 20 0 9 juga didorong oleh luncuran kegiatan tahun anggaran 20 0 8 .

Di sisi produksi, proyeksi penurunan terjadi pada semua sektor. Kondisi ini sebagai akibat dari m elam batnya perm intaan dunia m aupun dom estik. Tiga sektor yang m em punyai p er an cu ku p besar d alam p em ben t u kan PDB sep er t i sekt or p en golah an , sekt or perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan diperkirakan mengalami perlambatan masing-masing dari 3,8 persen menjadi

2,5 persen; dari 7,8 persen m enjadi 5,8 persen; dan dari 4,9 persen m enjadi 2,8 persen. Sektor lain yang diperkirakan juga m engalam i perlam batan antara lain sektor keuangan dan sektor bangunan, yang m asing-m asing tum buh 5,0 persen dan 6,0 persen dalam tahun 20 0 9 (lihat Ta be l 5 ).

Tabe l 5

Pe rtu m bu h an Eko n o m i Se kto ral ( %)

APBN P ro ye ks i

- Pertan ian , Petern akan , Kehutan an dan Perikan an

4,9 2,8 - Pertam bangan dan Penggalian

0 ,6 1,1 - In dustri Pen golahan

3,8 2,5 - Listrik, Gas dan Air Bersih

6,8 6,0 - Perdagangan, H otel dan Restoran

7,8 5,8 - Pen gan gkutan dan Kom un ikasi

15,3 12,0 - Keuangan, Persewaan, dan J asa Perusahaan

5,7 5,0 - J asa-jasa

Penurunan pertum buhan ekonom i diperkirakan akan m em berikan dam pak yang cukup signifikan baik pada sisi ekspor maupun investasi. Untuk ekspor misalnya, sejalan dengan p er lam bat an p er ekon om ian Am er ika Ser ikat d an n egar a p a r t n er d agan g, p ola perdagangan dan perekonomian internasional diperkirakan akan terpengaruh, yang pada gilirannya berdam pak terhadap kinerja ekspor Indonesia. Dari sisi perm intaan agregat, perkiraan pertum buhan ekspor tahun 20 0 9 akan m elam bat dari perkiraan sebelum nya sebesar 7,8 persen dalam APBN 20 0 9 m enjadi nol persen. Melihat pem burukan yang m asih terus berlangsung di negara-negara tujuan ekspor m aka kem ungkinan ekspor m engalam i stagnasi atau bahkan kontraksi tidak dapat direm ehkan.

Perlam batan pertum buhan ini, selain disebabkan oleh penurunan perm intaan dunia, juga karena turunnya harga kom oditas internasional. Harga m inyak m entah per barel m isalnya, kini hanya sekitar US$ 40 atau sepertiga dari harganya yang tertinggi sekitar US$ 145 pada tahun yang lalu. Dem ikian juga dengan harga hasil-hasil pertam bangan seperti tem baga, nikel, tim ah, alum inium , dan batubara m aupun hasil pertanian seperti kelapa sawit dan karet sudah tinggal seperlim a dari harga tertingginya pada satu atau dua tahun yang lalu. Perlam batan ekonom i negara tujuan ekspor utam a Indonesia akan berdam pak signifikan terhadap penurunan ekspor nonm igas Indonesia, dengan urutan dam pak terbesar berasal dari Sin gapura, Am erika Serikat, J epan g, dan Cin a (lihat Ta b e l 6 ).

Resesi p er ekon om ian d an p en in gkat an t in gkat p en gan ggu r an global ju ga akan berpengaruh pada perm intaan akan ekspor barang-barang hasil industri pengolahan

m aupun kerajinan. Pada tahap selanjutnya, penurunan ekspor

Tabe l 6

PD B N e gara-N e gara Tu ju an Eks p o r ( %)

akan d iiku t i oleh p en u r u n an p r o d u k s i s e h in gga p a d a

N e gara

PD B ( y-o -y) 2008

akh ir n ya r asion alisasi ten aga

Am e rika Se rikat

kerja sulit dihindari.

Selain ekspor, faktor lain yang

m engalam i perlam batan adalah

in vestasi. Sem akin ker in gn ya likuiditas di pasar global akan

m engakibatkan sem akin ketatnya persaingan dalam upaya untuk m endapatkan dana dari luar negeri. Krisis kepercayaan atas kem erosotan indeks harga saham dunia telah m en doron g m asyarakat un tuk m em in dahkan kekayaan n ya (flight to quality ) pada ben tuk in vestasi yan g dirasakan lebih am an . Kon disi in i akan berpen garuh pada kurangnya m inat investor asing untuk m enanam kan m odalnya di em erging m arkets term asuk Indonesia, yang dianggap m em iliki risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara m aju. Sejalan dengan kondisi ini, dalam tahun 20 0 9 perlam batan investasi diperkirakan akan m encapai sekitar 4,0 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelum nya sebesar 7,5 persen. Sum ber investasi yang diperkirakan akan m engalam i perlambatan antara lain penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio. Namun, penurunan ini akan dikom pensasi dengan pertum buhan investasi Pem erintah berupa belanja barang m odal yang m eningkat, sejalan dengan kebijakan Pem erintah untuk m em berikan stim ulus kepada perekonom ian. Suku bunga yang cenderung m enurun juga akan m em bantu m encegah perlem ahan investasi lebih lanjut.

II. 1. 1. 2 D a m p a k Pa d a PH K d a n Ke m is kin a n

Peningkatan pengangguran dan jum lah m asyarakat m iskin m erupakan dam pak ketiga yan g akan seger a kit a alam i. Sejalan d en gan n egar a-n egar a lain , sekt or -sekt or perkebunan, pertam bangan, industri pengolahan dan konstruksi, serta industri jasa di Indonesia, term asuk lem baga-lem baga keuangan, sudah m ulai m engurangi kegiatan dan penyerapan tenaga kerjanya. Sam pai dengan J anuari 20 0 9 m isalnya, PHK telah terjadi pada in dustri-in dustri yan g berorien tasi ekspor, m en capai seban yak 24.790 orang, sedangkan yang dirumahkan mencapai 11.70 3 orang. Menyusul kemudian rencana PH K yan g akan dilakukan ter h adap lebih dar i 25 r ibu ten aga ker ja dan r en can a dirum ahkan terhadap lebih dari 19 ribu orang lainnya. Bagian terbesar PHK terjadi di industri TPT, sem entara bagian terbesar pegawai yang dirum ahkan terjadi di industri perkayuan. Rencana PHK terbesar akan terjadi di industri TPT dan industri kertas. Rencana pegawai dirum ahkan sebagian besar akan terjadi di industri perkebunan.

Di sisi lain , resesi global sekaligus akan m em utuskan hubun gan kerja ten aga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan m em ulangkan m ereka ke Indonesia. Pem utusan Di sisi lain , resesi global sekaligus akan m em utuskan hubun gan kerja ten aga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan m em ulangkan m ereka ke Indonesia. Pem utusan

60 .0 14 orang di Saudi Arabia, ham pir 18 ribu orang bekerja di Taiwan, sedangkan di Uni Em irat Arab dan Kuwait m asing-m asing m enyerap ham pir 11 ribu orang, lebih dari

9 ribu orang bekerja di Hong Kong, dan 8 ribu orang bekerja di Singapura. Sejak tahun 20 0 5, secara konsisten tingkat pengangguran di Indonesia m enunjukkan

kecenderungan yang terus m enurun dari 11,2 persen dalam Novem ber 20 0 5 m enjadi

8 ,39 persen dalam Agustus 20 0 8 . Menurunnya tingkat pengangguran ini tidak terlepas dari relatif tingginya laju pertum buhan ekonom i yang didukung oleh pertum buhan sektor industri, yang pada gilirannya dapat m em perluas lapangan kerja. Dalam tahun

20 0 7 – 20 0 8, setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen akan menyerap 450 ribu hingga 525 ribu tenaga kerja.

Melem ah n ya perekon om ian dun ia sejak 20 0 8 telah berdam pak pada terbatasn ya penciptaan lapangan kerja yang pada akhirnya melemahkan permintaan pekerja di pasar tenaga kerja domestik. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan menurunnya permintaan tenaga kerja di pasar internasional sebagai akibat memburuknya kinerja ekonomi global. Den gan m en ggun akan pen dekatan elastisitas pen ciptaan lapan gan kerja terhadap pertum buhan ekonom i pascakrisis dan penyesuaian dengan m em asukkan faktor-faktor PHK yang telah terjadi di beberapa sektor, serta tam bahan penciptaan lapangan kerja sebagai hasil dari stimulus fiskal, dalam kondisi normal tanpa krisis, tingkat pengangguran di Indonesia tahun 20 0 9 diperkirakan turun m enjadi 7,44 persen. Nam un dalam situasi perekonomian dunia dan domestik yang semakin kurang kondusif, tingkat pengangguran di Indonesia tahun 20 0 9 akan sangat sulit untuk ditekan. Apabila Pem erintah tidak segera mengambil langkah antisipatif, tingginya tingkat pengangguran dan naiknya angka kem iskinan tidak dapat dielakkan lagi. J ika dibandingkan dengan bulan Agustus 20 0 8 , tingkat pengangguran tahun 20 0 9 diperkirakan akan m eningkat cukup tajam m enjadi 8,87 persen. Sebaliknya, langkah antisipatif yang telah disiapkan oleh Pemerintah melalui ber bagai paket kebijakan d iper kir akan akan m am pu m er ed am tin ggin ya tin gkat pengangguran, sehingga pada Agustus 20 0 9 tingkat pengangguran terbuka diharapkan akan tetap turun m enjadi 8 ,34 persen. Hal ini dapat dilihat dalam Gra fik 2 .

II. 1. 2 Ko re ks i N ilai Tu kar Ru p iah d ari Rp 9 .4 0 0 m e n jad i Rp 11.0 0 0 p e r D o lar Am e rika Se rikat

Nilai tukar rupiah yang cenderung stabil sam pai Agustus 20 0 8 ditopang oleh kinerja neraca transaksi berjalan yang solid serta kebijakan ekonom i m akro yang konsisten dan cukup prudent. Nam un, sejak Septem ber 20 0 8 , intensitas krisis keuangan global meningkat sehingga rupiah terdepresiasi sangat tajam dengan volatilitas yang meningkat. Kekhawatiran dam pak negatif pelem ahan ekonom i global terhadap perekonom ian di

Grafik 2 Pe rkiraan D am p ak Pe n gan ggu ran Te rbu ka, 2 0 0 5-2 0 0 9

20 0 9 Tan pa Krisis

Krisis Tan pa Kebijakan

Krisis Den gan Kebijakan

em erging m arkets dan fenom ena flight to quality dari investor global di tengah krisis keuan gan dun ia dewasa in i telah m em berikan tekan an pada m ata uan g kawasan term asuk Indonesia. Perilaku ini dalam skala besar telah m engeringkan likuiditas dolar AS di pasar dom estik di banyak negara. Selain ketat, pasar valas baik di negara m aju m au p u n ber kem ban g ju ga cen d er u n g ber gejolak d i t en gah ket id akp ast ian yan g m eningkat.

Mata uang won Korea m isalnya, pada tahun 20 0 8 m elem ah 34,66 persen. Dem ikian juga dengan m ata uang yang lain seperti rin ggit Malaysia terkoreksi 5,0 1 persen ,

Gr a fi k 3

dolar Singapura turun 0 ,22 persen, baht

Kor e k s i Ma t a U a n g d a n In d e k s H a r ga S a h a m N e ga r a -N e ga r a Be r k e m b a n g Ta h u n 2 0 0 8

Th ailan d turun 17,90 persen , dan peso

Ph ilip in a t u r u n 14 ,8 2 p er sen . Ru p ia h -0.22

Sin g a p u r a

s e n d ir i s e p a n ja n g t a h u n 2 0 0 8 t e la h -5.01

Ma la y sia

terdepresiasi sebesar 17,5 persen (lihat - 14 . 8 2

Ph ilip p in e s

Gra fik 3 ). Depresiasi nilai tukar rupiah - 17 . 9

berlanjut hingga tahun 20 0 9. Oleh karena -3 4 . 6 7

Br a zil

it u , d alam t ah u n 20 0 9 , r at a-r at a n ilai -3 4 . 6 6 t u ka r r u p ia h d ip er kir a ka n m en ca p a i

Rp 11.0 0 0 p e r US$ , le b ih t in ggi d a r i perkiraan dalam APBN 20 0 9 sebesar Rp9.40 0 per US$ .

Dalam kondisi krisis keuangan dan ekonom i di Am erika Serikat yang m asih belum m em baik, sehingga m engakibatkan kondisi fiskal akan m engalam i beban utang akibat biaya p en an gan an kr isis yan g san gat besar , ser t a m er osot n ya kon d isi in d u st r i m anufaktur yang m enyebabkan neraca perdagangan Am erika Serikat m engalam i defisit m aka nilai keseim bangan dolar Am erika Serikat terhadap m ata uang dunia m asih akan bergerak dan secara teoritis seharusnya cenderung m enjadi lebih lem ah. Ketidakpastian nilai dolar Am erika Serikat m asih akan m em bayangi nilai tukar rupiah dan m ata uang di seluruh dunia hingga tahun 20 10 .

II. 1. 2 . 1 D a m p a k Te r h a d a p N e r a c a P e r d a g a n g a n d a n Ca d a n g a n

D e vis a

Dam pak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonom ian global adalah pada sektor keuangan. Volum e m odal dunia yang m engalir ke negara berkem bang m enurun tajam dari di atas US$ 60 0 m iliar pada tahun 20 0 8 diperkirakan hanya m enjadi sekitar US$ 195 m iliar. Keluarnya m odal asing dari em erging m arkets baik dalam rangka deleveraging m aupun untuk m engatasi kesulitan keuangan kantor pusat di n egara asaln ya lan gsun g m en urun kan in deks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kem erosotan indeks harga saham yang tercepat di BEI, sebesar 22,17 persen terjadi selam a tiga hari, yaitu pada tanggal 6– 8 Oktober 20 0 8 .

Sejalan den gan keluarn ya m odal asin g tersebut, n ilai tukar rupiah terhadap dolar Am erika Serikat sem pat m erosot tajam walaupun akhirnya terjadi koreksi m em asuki akhir tahun 20 0 8 . J um lah cadangan devisa telah m enurun dari US$ 56,9 m iliar pada akhir Desem ber 20 0 7 m enjadi sekitar US$ 51,6 m iliar pada akhir Desem ber 20 0 8 , atau cukup untuk m em biayai sekitar 4 bulan im por ditam bah pem bayaran utang luar negeri pem erintah. Penurunan cadangan devisa terjadi antara lain karena derasnya aliran keluar m odal asing, khususnya di pasar SUN dan SBI, dan adanya intervensi untuk m enstabilkan nilai tukar rupiah. Walaupun dem ikian, jum lah cadangan devisa tersebut kem ungkinan m asih am an karena m asih lebih tinggi daripada kewajiban pem bayaran pinjaman luar negeri berjangka pendek. Untuk tahun 20 0 9, cadangan devisa diperkirakan m asih akan tertekan karena kinerja ekspor Indonesia diprediksikan m enurun, sehingga neraca transaksi berjalan 20 0 9 diperkirakan mengalami defisit. Dengan kondisi tersebut, cadangan devisa 20 0 9 diperkirakan m enjadi sekitar US$ 50 ,9 m iliar, setara dengan 4,7 bulan im por dan pem bayaran utang luar negeri Pem erintah.

Dari sisi penyaluran kredit, selam a Oktober dan Novem ber 20 0 8 pertum buhan kredit san gat kecil. Pada akh ir Oktober 20 0 8 posisi kredit m en capai Rp1.343,6 triliun , sem entara pada akhir Novem ber 20 0 8 m encapai Rp1.371,9 triliun. Mem asuki tahun

20 0 9 , laju kr ed it d ip er kir akan m asih su lit ber t u m bu h m eskip u n BI r a t e t ela h diturunkan. Hal ini dikarenakan aliran likuiditas m asih tergolong kering. Di sisi lain, sekt or p er ban kan m asih kh awat ir d en gan p en in gkat an kr ed it ber m asalah (n on perform in g loan / NPL) sehingga am at hati-hati dalam m enyalurkan kredit. NPL 20 0 9 diperkirakan akan cen derun g m en in gkat dan akan berada pada level 5,0 persen , m eningkat dari posisi saat ini sebesar 4,0 persen. Perm asalahan selanjutnya adalah bahwa m odal bank cenderung tergerus sebagai akibat m engim bangi risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional yang kian m eningkat.

Dampak lanjutan dari krisis keuangan ini adalah melemahnya nilai ekspor neto Indonesia karena penurunan daya beli luar negeri dan semakin mahalnya bahan baku impor sebagai akibat d ar i p er lem ah an n ilai tu kar r u p iah . Per lem ah an n ilai tu kar r u p iah akan m enyebabkan biaya untuk m elakukan im por bahan baku m enjadi lebih tinggi, sehingga akan terjadi peningkatan biaya produksi secara signifikan. J ika tren perlem ahan rupiah terhadap dolar terus berlanjut m aka dam paknya akan sem akin terasa pada industri

Grafi k 4

t in ggi, k a r e n a a k a n

Nilai Eksp o r

Nila i I m p o r

Per t m . Eksp o r

industri tersebut. Sebagaim ana

dapat dilih at pada Gra fik 4 ,

ekon om i global p ad a kin er ja 6.0 0 0

ekspor im por Indonesia m ulai

terasa di kuartal keem pat tahun

2 0 0 8 . La ju p e r t u m b u h a n ekspor kum ulatif (y ear to date) yang bergerak pada kisaran 30 ,0 persen pada tiga kuartal pertam a 20 0 8 m ulai m elam bat, hingga akhirnya hanya m encapai 19,9 persen di bu lan Desem ber 20 0 8 . Pen u r u n an kin er ja ekspor in i ter u tam a didor on g oleh perlambatan laju ekspor produk manufaktur dan pertanian yang masing-masing memiliki kontribusi sekitar 8 0 ,0 persen dan 5,0 persen dari total ekspor nonm igas. Berdasarkan statistik BPS (data per Desem ber 20 0 8 ), perlam batan ekspor tersebut an tara lain disebabkan oleh penurunan perm intaan dari negara-negara kawasan Eropa, J epang, dan ASEAN. Sem entara itu, ekspor Indonesia ke Am erika Serikat m asih m enunjukkan peningkatan m eskipun dengan laju yang sem akin m oderat/ m elem ah.

Per la m b a t a n la ju p er t u m b u h a n ju ga t er lih a t p a d a p er kem b a n ga n im p or . La ju pertum buhan im por kum ulatif (y ear to date) berada pada kisaran di atas 50 persen selam a tiga kuartal pertam a, m enurun hingga m encapai 41,2 persen di akhir tahun

20 0 8. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku dengan total kontribusi sekitar 8 5 persen dari total im por. Dengan kondisi tersebut pertum buhan ekspor diperkirakan akan m engalam i perlem ahan yang cukup tajam atau bahkan stagnan atau negatif.

II.2 Kin e rja In d ikato r Eko n o m i Makro Lain n ya

II. 2 . 1 In fl a s i

Men in gkatn ya h arga m in yak m en tah dan kom oditi pan gan di pasar global telah m e n ye b a b k a n in fla s i d a la m n e ge r i ce n d e r u n g m e n in gk a t s e ja k a wa l 2 0 0 8 . Kecenderungan m eningkatnya harga m inyak m entah yang m encapai di atas US$ 135/ barel, telah m em aksa Pem erintah m engam bil kebijakan untuk m enaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir bulan Mei 20 0 8 . Kenaikan harga BBM tersebut, telah m em icu laju inflasi pada J uni hingga m encapai 2,46 persen, yang m erupakan inflasi bulanan tertinggi selam a tiga tahun terakhir. Dengan kondisi tersebut, inflasi tahunan pada J uni

20 0 8 m encapai 11,0 3 persen dan inflasi kum ulatif dari J anuari — J uni 20 0 8 m encapai 7,37 persen. Pada bulan-bulan berikutnya laju inflasi cenderung m eningkat hingga m encapai 12,14 persen pada Septem ber 20 0 8 . Tingginya inflasi ini selain dipicu oleh kenaikan harga sebagai dam pak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga

Sejalan dengan m ulai m enurunnya harga m inyak m entah di pasar dunia serta berbagai kebijakan yang dilakukan Pem erintah dan Bank Indonesia dalam rangka pengendalian inflasi, secara berangsur inflasi cenderung m enurun, bahkan terjadi deflasi sebesar 0 ,0 4 persen pada bulan Desem ber 20 0 8 . Terjadinya deflasi pada Desem ber 20 0 8 tersebut terutam a disebabkan oleh turunnya harga prem ium dalam negeri dari Rp6.0 0 0 / liter m en jad i Rp 5.50 0 / liter p er 1 Desem ber 20 0 8 d an m en jad i Rp 5.0 0 0 / liter p er 15 Desem ber 20 0 8 , serta turunnya harga solar dalam negeri dari Rp5.50 0 / liter m enjadi Rp4.8 0 0 / liter per 15 Desem ber 20 0 8 . Beberapa kom oditi lainnya seperti daging ayam ras, m inyak goreng, dan bawang m erah juga m engalam i penurunan harga pada bulan Desem ber 20 0 8. Dengan kondisi tersebut inflasi pada akhir tahun 20 0 8 m encapai 11,0 6 persen (lihat Gra fik 5 ).

Gra fik 5 Pe rke m ba n ga n La ju In fla s i Ta h u n 2 0 0 7 - 2 0 0 9

3,0 bu lanan

tahu nan (axis kan an)

Mem asuki tahun 20 0 9, penurunan harga m inyak m entah dan beberapa kom oditas prim er di pasar global terus berlanjut. Sejalan dengan hal itu, Pem erintah kem bali m enurunkan harga BBM khususnya solar dan prem ium pada tanggal 15 J anuari 20 0 9 menjadi Rp4.50 0 / liter. Penurunan harga BBM ini berhasil mendorong penurunan harga barang dan jasa secara signifikan. Dengan dem ikian, pada bulan J anuari kem bali terjadi deflasi sebesar 0 ,0 7 persen. Untuk tahun 20 0 9, tekanan inflasi diperkirakan m enurun ke kisaran 6,0 persen, seiring dengan turunnya im ported inflation dengan m elem ahnya harga kom oditi dunia dan m elam batnya perm intaan dom estik sehingga tekanan dari ou t p u t g a p m en jad i lebih r en d ah , ter ken d alin ya eksp ektasi in flasi, m in im aln ya adm in istered prices , serta terjaganya pasokan dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok. Nam un, yang perlu diwaspadai adalah adanya potensi tekanan inflasi terkait dengan penyelenggaraan Pem ilu 20 0 9.

I I . 2 . 2 Su ku Bu n ga SBI 3 Bu lan

Masih tingginya laju inflasi pada tahun 20 0 8 m enyebabkan Bank Indonesia m asih m em p er tah an kan BI ra te p ad a level 9,50 p er sen p ad a Novem ber 20 0 8 . H al in i m enyebabkan suku bunga SBI 3 bulan m asih berada pada level 11,5 persen. Suku bunga SBI 3 bulan yang m asih relatif tinggi ini m erupakan cerm in dari ketatnya likuiditas

Penurunan BI rate ini diharapkan akan diikuti dengan penurunan suku bunga SBI 3 bulan. Pada J anuari 20 0 9, suku bunga SBI 3 bulan rata-rata berada di level 10 ,29 persen. Sedangkan suku bunga SBI 3 bulan rata-rata pada bulan Februari 20 0 9 kem bali m engalam i penurunan m enjadi 9,29 persen. Sam pai dengan akhir tahun 20 0 9 rata- rata SBI 3 bulan diperkirakan berada pada sekitar 7,5 persen, sam a dengan perkiraan dalam APBN 20 0 9. Penurunan suku bunga ini diharapkan akan m em bawa pengaruh positif pada kegiatan investasi dan pada akhirnya m endorong pertum buhan sektor riil.

I I . 2 . 3 H arga d an Lift in g Min yak Me n tah In d o n e s ia

Sejak Desem ber 20 0 7, pen awaran m in yak m en tah telah m elebihi perm in taan n ya. Sebagai gam baran, pada bulan Desem ber 20 0 8 , jum lah penawaran m inyak m entah dunia m encapai 86,7 juta barel, sem entara perm intaannya hanya m encapai sebesar 84,6 juta barel. Meskipun terdapat over supply , tapi pada kenyataannya harga di pasar global m asih cukup tinggi, bahkan pernah m enyentuh US$ 145 per barel pada tanggal 3 J uli

20 0 8 . Hal ini ditengarai adanya aksi spekulasi.

Grafik 6 Pe rke m ban gan Pe n aw aran d an Pe rm in taan Min yak D u n ia 2 0 0 7-2 0 0 8

-0 7 b- 07 7 r-0 7 07 -0 7 ar-0 7 -0

M ar-0

t-08 D Agus es Sep- Ok t-08 Nop-

TOTAL PERMINTAAN TOTAL PENAWARAN

Masih berlan jutn ya pelem ahan ekon om i dun ia m en yebabkan perm in taan terhadap minyak mentah diperkirakan menurun sehingga menyebabkan penurunan harga minyak m entah dunia (lihat Gra fik 6 ). Mem asuki akhir tahun 20 0 8 , harga m inyak m entah internasional W est Texas Interm ediate (WTI) turun drastis, sehingga m encapai titik

Sejalan den gan m en in gkatn ya harga m in yak m en tah dun ia, harga m in yak m en tah Indonesia (ICP/ Indonesian Crude Price) juga m engalam i kenaikan hingga m encapai pun cakn ya di bulan J uli 20 0 8 den gan harga rata-rata sebesar US$ 134,9 per barel. Den ga n kecen d er u n ga n h a r ga m in ya k in t er n a sion a l ya n g sem a kin t u r u n p a d a s em es t er I I 2 0 0 8 m a ka I CP ju ga m en ga la m i p en u r u n a n .

tahun 20 0 8 m encapai US$ 96,8

Bren t

perlam batan ekonom i global di 105,00

ICP

tahun 20 0 9 m aka perm in taan Nym ex Fu t u res akan m inyak m entah juga akan 90,00

m en galam i pen urun an . H arga

m in ya k m e n t a h WTI d a la m tahun 20 0 9 diperkirakan akan 60,00

mengalami harga keseimbangan

baru, yakni pada kisaran US$ 40

J a a bar el. Un t u k it u , Pem er in t ah J perlu m en yesuaikan ICP pada

harga rata-rata US$ 45 per barel (lihat Gra fik 7). Meskipun dem ikian, m elihat kondisi tahun 20 0 6– 20 0 8 dim ana harga m inyak m entah dunia dapat m elonjak dalam waktu singkat dan dengan tingkat yang sangat tinggi maka sangat penting bagi Indonesia untuk selalu siap dengan segala kem ungkinan skenario harga m inyak m entah, baik tinggi ataupun rendah, dan ketahanan energi Indonesia perlu dibangun dan terus diperkuat.

Realisasi volum e lifting m inyak m entah dalam tahun 20 0 8 m encapai 0 ,931 juta barel per hari, lebih tin ggi dari asum si APBN-P 20 0 8 sebesar 0 ,927 juta barel per hari. Tingginya volum e lifting m inyak ini terkait dengan program revitalisasi sum ur m inyak yang ada sehingga akhir tahun 20 0 8 diharapkan dapat m enyum bang kenaikan produksi m in yak n asion al yan g lebih besar pada tahun m en datan g. Den gan perkem ban gan tersebut, lifting m inyak m entah tahun 20 0 9 diasum sikan sebesar 0 ,960 juta barel per hari.

II.3 Ke n a ika n bia ya u ta n g, kh u s u s n ya a ta s im ba l h a s il s u ra t

be rh a rga n e ga ra , s e ca ra s ign ifika n

Krisis keuangan global telah m enyeret kejatuhan berbagai perusahaan terkem uka dan m enyebabkan perlam batan pertum buhan ekonom i dunia. Bursa saham di berbagai

Hal tersebut m endorong kenaikan suku bunga pinjam an, term asuk obligasi Pem erintah. Walaupun ban yak ban k sen tral n egara m aju telah m en urun kan suku bun ga acuan kebijakan, tetapi kenaikan suku bunga obligasi secara signifikan di pasar internasional tetap terjadi.

Pen arikan dan a asin g dari In don esia sebagai dam pak krisis keuan gan global telah m enyebabkan peningkatan perm intaan terhadap dolar AS sehingga m enekan nilai tukar rupiah. Melam batnya pertum buhan dana pihak ketiga (DPK) dan keluarnya dana asing m engakibatkan kelangkaan likuiditas di pasar dom estik sehingga m endorong kenaikan suku bunga pinjaman. Secara umum imbal hasil (y ield) obligasi Pemerintah pada J anuari

2 0 0 9 t e la h n a ik cu k u p s ign ifik a n d ib a n d in gk a n Ta be l 7

Yie ld S U N ( %)

dengan akhir tahun 20 0 7 (lihat Ta b e l 7 ) . Seb a ga i con t oh ,

y ield SUN 10 tahun pada 27 J anuari 20 0 9 telah m eningkat

m e n ja d i 11,9 7 p e r s e n

d iban d in gkan d en gan akh ir

Desem ber 20 0 7 sebesar 10 ,0 2

persen . Dem ikian pula yan g

t e r ja d i d e n ga n o b liga s i internasional Pem erintah dalam dolar AS. Yield obligasi internasional Pem erintah pada akhir tahun 20 0 7 m asih sebesar 6,27 persen, m eningkat m enjadi 11,14 persen pada 27 J anuari 20 0 9. Kenaikan y ield obligasi Pem erintah m em bawa konsekuensi terhadap peningkatan beban bunga pinjam an yang harus dibayarkan.

Sentim en negatif investor m enyebabkan credit default sw ap (CDS) obligasi negara- negara berkem bang term asuk Indonesia naik secara signifikan (lihat Gra fik 8 ). CDS obligasi Pem erintah untuk jangka waktu 10 tahun m encapai 1.236,38 bps di atas LIBOR pada tanggal 24 Oktober 20 0 8 . Hal tersebut berpengaruh terhadap kenaikan im bal hasil yang diharapkan investor pada obligasi Pem erintah. Investor m engharapkan y ield obligasi Pem erintah yang lebih tinggi untuk m enutup biaya CDS.

Grafik 8 Sp re ad CD S 10 Tah u n

Ph ilippin a

I n don esia

Vietn am

Malaysia

Th ailan d

Ch in a

J ul-0 8 Agust-0 8

J an-0 9

Yield obligasi internasional Pem erintah dalam dolar AS untuk jangka waktu 10 tahun naik dengan cepat, m encapai 14,8 1 persen pada tanggal 27 Oktober 20 0 8 , yang diikuti dengan kenaikan y ield obligasi dom estik SUN 10 tahun yang juga naik m enjadi 20 ,96 persen. Seiring dengan m em baiknya kepercayaan investor, CDS obligasi Pem erintah untuk jangka waktu 10 tahun secara berangsur-angsur telah m enurun m enjadi 638 ,57 bps di atas LIBOR pada tanggal 27 J anuari 20 0 9. Hal tersebut m em bawa dam pak positif pada y ield obligasi Pem erintah yang juga telah ikut m enurun.

M e m a s u ki t a h u n 2 0 0 9 , kin e r ja s u r a t b e r h a r ga n e ga r a ( SBN ) m e n u n ju kka n kecenderungan yang positif. Hasil lelang surat utang negara pada tanggal 13 J anuari

20 0 9 m isalnya, berhasil m enyerap dana sebanyak Rp5,95 triliun, atau 65,1 persen dari total penawaran yang m asuk sebesar Rp9,137 triliun. Hasil yang diperoleh dalam lelang tersebut melebihi jumlah indikatif yang ditetapkan sebesar Rp3,0 triliun, sehingga secara keseluruh an bid to cov er ratio m en capai 1,54. H al tersebut m en un jukkan bah wa likuiditas untuk ditem patkan pada obligasi Pem erintah m asih tersedia.

Nam un dem ikian, kondisi pasar obligasi global akan sem akin sulit dan m ahal, akibat banyaknya negara-negara m aju yang telah m ulai m elakukan stim ulus untuk m endorong pergerakan sektor riil yang terutam a akan dibiayai m elalui utang. Persaingan untuk m e m p e r e b u t k a n lik u id it a s ya n g m e m a n g s u d a h k e t a t a k a n s e m a k in b e r a t . Konsekuensinya, beban biaya yang mesti dipikul dalam penerbitan obligasi akan menjadi sem akin m ahal. Pem erintah akan terus m enjaga m anajem en utang secara hati-hati dan bijaksana. Diversifikasi instrum en dan sum ber utang yang paling m urah dan berisiko rendah, serta dengan syarat yang tidak m engikat secara politis akan terus dilakukan.

II.4 D am p ak Pe ru bah an In d ikato r Eko n o m i Makr0 Te rh ad ap P e n d a p a ta n N e ga ra

Berubahnya besaran indikator-indikator ekonomi makro sebagai akibat terjadinya krisis keuangan global menyebabkan target pendapatan negara yang telah disusun dalam APBN

20 0 9 menjadi berubah. Berdasarkan perubahan besaran-besaran tersebut, pendapatan

Dalam p r oyeksi r ealisasi APBN 20 0 9, p er h it u n ga n p en er im a a n p er p a ja ka n Gra fi k 9

Pe n d a p a t a n Ne ga ra d a n H i ba h

m e n ggu n a k a n a s u m s i p e r t u m b u h a n Triliun Rp

ekonomi 4,5 persen dengan pertimbangan Hi b a h

bahwa kebijakan stim ulus fiskal efektif

dilaksanakan. Nam un, apabila kebijakan 1000

stim u lu s fiskal ter sebu t tid ak ber jalan

s e s u a i d e n ga n h a r a p a n s e h in gga 600 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai di 400

b a wa h 4 ,5 p er sen m a ka p en er im a a n 725,8 658,7

perpajakan akan berpotensi lebih rendah 200 dari target proyeksi realisasi APBN 20 0 9.

P e n e r im a a n p e r p a ja ka n d it a r ge t ka n 2009

menjadi Rp661,8 triliun atau turun Rp64,1 triliun bila dibandingkan dengan targetnya dalam APBN 20 0 9. Penyesuaian penerimaan perpajakan tersebut telah m em perhitungkan pula stim ulus fiskal yang akan diberikan, baik yang telah dicanangkan dalam APBN 20 0 9 m aupun stim ulus yang baru, seperti PPh pasal 21 untuk karyawan. Sem entara itu, target PNBP disesuaikan m enjadi Rp185,9 triliun, yang berarti Rp73,1 triliun lebih rendah dari target APBN 20 0 9 (lihat Grafik 9 ).

Secara lebih rinci, perubahan setiap indikator ekonom i m akro m em punyai dam pak yang berbeda terhadap penerimaan perpajakan dan PNBP. Penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen m enyebabkan penerim aan dalam negeri m enurun Rp12,7 triliun, yang sem uanya berasal dari penurunan penerim aan perpajakan di luar PPh m igas, sedangkan PPh m igas tidak m engalam i perubahan. Penurunan pertum buhan ekonom i tersebut juga tidak berpengaruh pada perubahan target PNBP 20 0 9.

Sem entara itu, penurunan ICP sebesar US$ 10 per barel m engakibatkan penerim aan dalam negeri turun Rp33,9 triliun, yang terdiri atas penurunan penerim aan PPh m igas Rp7,2 triliun dan penurunan PNBP dari SDA m igas Rp26,7 triliun. Depresiasi nilai tukar rupiah sebesar Rp1.0 0 0 / US$ m enyebabkan naiknya penerim aan dalam negeri sebesar Rp24,7 triliun, yang terdiri atas peningkatan penerim aan perpajakan Rp6,6 triliun dan PNBP sebesar Rp18 ,1 triliun. Peningkatan penerim aan perpajakan tersebut terdiri atas peningkatan penerim aan perpajakan nonm igas sebesar Rp0 ,6 triliun dan penerim aan PPh m igas Rp6,0 triliun (lihat Ta be l 8 ).

Ta be l 8 Se n s itivita s Pe n e rim a a n D a lam N e ge ri ( d ala m triliu n ru p ia h )