Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil 1.

sebesar Rp. 1.882.306.915, dan jumlah PPh 21 yang dipotong adalah sebesar Rp. 63.802.143.Dan telah kita lihat pada tabel diatas bahwa pada bulan maret adalah dimana sektor bendaharawan pemerintah yang paling banyak melaporkan SPT kepada KPP Pratama Lubuk Pakam yaitu sebanyak 28 dengan jumlah pegawai yang dipotong 775, jumlah penghasilan bruto sebesar Rp. 1.618.387.841, dan jumlah PPh 21 yang dipotong sebesar Rp. 56.204.055.Begitu juga pada bulan desember dimana jumlah SPT yang dilaporkan oleh sektor bendaharawan pemerintah adalah sebanyak 25, jumlah pegawai yang dipotong sebanyak 1.685, jumlah penghasilan bruto sebesar Rp. 81.546.998.185.Dibulan desember mi semua sektor bendaharawan pemerintah menghitung kembali jumlah penghasilan bruto dan masa pajak januari sampai akhir tahun dan dilaporkan ke KPP Pratama Lubuk Pakam untuk dilakukan pengurangan PTKP. Dan sesuai dengan hasil riset saya, jumlah pengurangan PTKP diakhir tahun adalah sebesar Rp. 7.772.421.508, dan jumlah PPh 21 yang dipotong sebesar Rp. 10.999.228.675.

C. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil 1.

PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil PNS Tidak banyak yang menyadari bahwa sebenamya setiap penghasilan PNS yang berupa gaj i dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan gaji dikenakan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21.Yang dimaksud dengan tunjangan yang terkait dengan gaji adalah tunjangan yang sifatnya tetap yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipi PNS, termasuk tunjàngan keluarga, tunjangan strukturalfungsional, tunjangan pangan dan tunjangan khusus. Akan tetapi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2010 tanggal 20 Desember 2010, Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi kerja. Artinya setiap PNS akan menerima gaji secara utuh tanpa dipotong PPh Pasal 21. Ketentuan ml berlaku bagi setiap PNS, golongan I sampai IV. Pengecualian bagi PNS yang tidak mempunyai NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang dibebankan pada APBN atau ABPD dikenai tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20 dua puluh persen daripada tarif yang diterapkan. Pemotongan dilakukan pada saat penghasilan tetap dan teratur setiap bulan dibayarkan tidak ditanggung pemerintah.

1. PPh Pasal 21 atas Honorarium Imbalan yang diterima oleh PNS

Selain menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan, terkadang PNS menerima honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, salah satu contoh : uang makan. Pemotongan dilakukan oleh bendahara pemerintah yang dibayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan berupa honorarium atau imbalan Lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD sebagai berikut: Tabel 4.1 Tarif PPh Pasal 21 atas HonorariUmRmI’I’ yang diterima PNS Penerima Penghasilafl Tarif Tarif PNS Golongan 1 dan Golongan 11, Anggota TN dan Anggota POLR1 Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiun an nya PNS Golongan 111, Anggota TN dan AnggOta POLRI Golongan Panjkat Perwita Pertama, dan PensiuflaflflYa 5 Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, clan PensiuflaflflYa 15 Peraturan pemerintah No. 80 Tahun 2010 PPh atas Honorarium 2. Pemotong PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil PNS Bendaharawan wajib emotOflg PPh Pasal 21 atas pembaYarafl penghaSilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperolth Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaafl atau jabatafl, jasa, dan kegiatafl. BerdaSarkan PP No. 80 tahun 2010 bahwa Pajak PenghaSilafl Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TN1, dan AnggOta POLRI, Pensiunan setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah atas beban APBN atau APBD. Apabila sumber dananya berasal dan selain APBNAPBD, maka perlakuannya adalah ketentuan pemungutanpemotongan yang berlaku umum. Penghasilan berupa honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan nama apapun yang sumber dananya berasal dan APBNAPBD, maka tata caranya adalah sebagaimana juga diatur dalam PP No.80 tahun 2010. Apabila penerima penghasilan tersebut Non Pejabat NegaraJPNSABRI, maka tata cara pemotonganpemungutan adalah tata cara yang berlaku umum Perdirjen Pajak No. 31PJ2009 sebagaimana diubah datam Perdirjen Pajak No. 5PJ2009.

3. Bukti Pemotongan

Atas pemotongan PPh Pasal 21 Bendaharawan wajib membuat: a. Formulir 1721-A2 atas pemotongan PPh Pasal 21 selama satu tahun, paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya tahun pajak, untuk PNSTNIPOLRI, dan Pejabat Negara. b. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 form F.1.1.33.0l, setiap terjadi pemotongan PPh ala upahhonorkomisiimbalan lainnya termasuk kepada tenaga ahli, untuk pegawai tidak tetap. c. l3ukti Pemotongan PPh Pasal 21 Final form F.l.1.33.02, setiap terjadi pemotongan PPh untuk penghasilan berupa honorimbalan yang berasal dan APBNAPBD yang dibayarkan kepada PNSTNIPOLRIPejabat Negara dan uang pesangon dan tebusan pensiun yang dibayar sekaligus. Bukti-bukti pemotongan tersebut dipergunakan oleh penerima penghasilan sebagai kredit pajak dalam melaporkan penghasilan dan pajak terutang ke dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi masing-masing.

D. Sistem Pemotongan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil PNS di KPP Pratama Lubuk Pakam

Dokumen yang terkait

Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011

2 67 78

Analisis Perhitungan, Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Pemko Tebing Tinggi

24 183 88

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2