Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21 Defenisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

24 BAB III PEMBAHASAN

A. Uraian Teoritis Tentang Pajak Penghasilan 1. Dasar Hukum dan Defenisi Pajak Penghasilan Pasal 21

1.1. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umumdan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhirdengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007. b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilansebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- undangNomor 36 Tahun 2008. c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor54 1KMK.042000 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 1 84PMK.032007 tentang Penentuan Tanggal JatuhTempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan TempatPembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran danPelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan PenundaanPembayaran Pajak. d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK- 254PMK.032008tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan DenganPekerjaan dan Pegawai Harian dan Mingguan serta PegawaiTidak Tetap lainnya yang tidak dikenakan Pemotongan PajakPenghasilan. e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PWR- 31PJ2009sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur JenderalPajak Nomor PER-57PJ2008 tentang Pedoman Teknis TataCara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak PenghasilanPasal 21. f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor25OIPMK. 032008 tentangPetunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Atas PenghasilanSehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegíatan OrangPribadi. g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25OPMK. 032008 tentangBesarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang dapatdikurangkan dan Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atauPensiunan.

1.2. Defenisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Pajak Penghasilan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadapsubjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilanberupa gaji,upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaanjabatan, jasa, dan kegatan. 2. Pemotongan dan Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 2.1. Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Pemotongan PPh Pasal 21 adalah Wajib Pajak orang pribadi atauWajib Pajak badan, termasuk bentuk usaha tetap, yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 26 Undang-undang Pajak Penghasilan. Pemotongan Pajak penghasilan Pasal 21 ,meliputi: a. Pemberi kerja yang terdiri dan orang pribadi dan badan, baikmerupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yangmembayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaranlain dengan nama dan dalam bentuk apapun, sebagai imbalansehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan olehpegawai atau bukan pegawai. b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendaharaatau pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusiTNIPOLRI, Pemerintah Daerah, instansi atau lembagapemerintah, lembaga- lembaga Negara laìnnya, dan KedutaanBesar Republik Indonesia di luar Negeri, yang membayar gaji,upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan namadan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan ataujabatan, jasa, dan kegiatan. c. Dana pension, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja,dan’ badan-badan lain yang membayar uang pension dantunjangan hari tua dan jaminan hari tua. d. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaanbebas serta badan yang membayar: 1 Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalansehubungan dengan jasa danatau kegiatan yang dilakukanoleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri,temasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebasdan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untukdan atas nama persekutuannya. 2 Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalansehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan olehorang pribadi dengan status Subjek Pajak luar negeri. 3 Honorariun atau imbalan lain kepada peserta pendidikan,pelatihan, dan magang. 4 Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah,organisasi yang bersifat nasional dan internasional,perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yangmenyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium,hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepadaWajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengansuatu kegiatan. 3. Subjek dan Bukan Subjek Pajak Peaghasilan PPh Pasal 21 3.1. Subjek Pajak Pengahasilan PPh Pasal 21 Penerima penghasilan yang dipotong pajak Penghasilan PPh Pasal 21 adalah orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeriyang menerima atau memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang tidak dikecualikan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, dan Pemotong PPh Pasal 21 sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang diakukan baik dalam hubungannya sebagai pegawai maupun bukan pegawai, termasuk penerima pensiun. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan: a. Pegawai b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,tunjangan hati tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilansehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lainmeliputi: a Tenaga ahlí yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri danpengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaries, penhlai,dan aktuaris. b Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintangfilm, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, fotomodel, peragawanperagawati, pemain drama, penari, pemahat,pelukis, dan seniman lainnya. c Olahragawan d Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, danmoderator. e Pengarang, peneliti, dan penerjemah. f Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik computerdan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi,ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatukepanitiaan. g Agen iklan. h Pengawas atau pengelola proyek. i Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yangmenjadi perantara. j Petugas penjaja barang dagangan. k Petugas dinas luar asuransi. l Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct sellingdan kegiatan sejenis lainnya. d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilansehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi: 1 Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lainperlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan,teknologi dan perlombaan lainnya. 2 Peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan, atau kunjungankerja. 3 Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagaipenyelenggara kegiatan tertentu. 4 Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang. 5 Peserta kegiatan lainnya.

3.2. Bukan Subjek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Dokumen yang terkait

Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011

2 67 78

Analisis Perhitungan, Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Pemko Tebing Tinggi

24 183 88

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2