hal tersebut sehingga seakan-akan proses kesembuhan merupakan tanggung jawab petugas kesehatan.
Tahap terakhir dalam komunikasi teraupeik adalah tahap terminasi, tahap ini merupakan tahap dimana perawat mengakhiri pertemuan dalam menjalankan
tindakan keperawatannya serta mengakhiri interaksinya dengan klien. Terminasi dilakukan agar klien menyadari bahwa ada pertemuan dan perpisahan, dimana
hubungan yang dibangun hanya sebatas hubungan perawat dan klien. Menurut Nurjannah, 2001 dalam Nasir, dkk, hal.175 Kegiatan yang dilakukan perawat
adalah mengevaluasi seputar hasil kegiatan yang telah dilakukan sebagai dasar untuk tindak lanjut yang akan datang. Untuk itu kegiatan pada tahap terminasi merupakan
kegiatan yang tepat untuk mengubah perasaan dan memori serta untuk mengevaluasi kemajuan klien dan tujuan yang telah dicapai.
5. Teknik Komunikasi Teraupetik.
Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan teknik berkomunikasi yang berbeda pula. Berikut adalah teknik komunikasi berdasarkan
refrensi dari Shives 1994, Stuart Sundeen 1950, dan Wilson Kniel 1920. a.
Mendengarkan, perawat mau mendengarkan keluhan klien dengan seksama dan penuh perhatian. Dengan demikian, kepercayaan klien terhadap
kemampuan perawat akan terjaga. b.
Menunjukkan penerimaan, perawat tidak perlu menampakkan penolakan maupun keraguan terhadap apa yang disampaikan klien yang membuat klien
merasa tidak bebas dalam mengutarakannya. c.
Menanyakan pertanyaan terbuka. Tujuan perawat bertanya dengan pertanyaan terbuka adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai kondisi
riil dari klien.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan
mengulang kembali ucapan klien, Menurut Stuart and Sundeen 1995, Penggulangan adalah penggulangan pikiran utama yang diekspresikan klien.
Tujuannya adalah memberikan penguatan dan memperjelas pada pokok bahasan atau isi pesan yang telah disampaikan oleh klien, sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan diperhatikan. e.
Klarifikasi, menurut Geldard, dalam Suryani 2006 Klarifikasi merupakan upaya untuk mendapatkan persamaan persepsi antara klien dan perawat
tentang perasaan yang dihadapi dalam rangka memperjelas masalah untuk memfokuskan perhatian.
f. Memfokuskan, metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan
pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti, sehingga hanya tertuju pada topic pembicaraan saja.
g. Humor, memberikan humor dapat membantu mengurangi ketegangan dan
rasa sakit yang ibu rasakan. h.
Memberikankan informasi, hal ini bertujuan untuk menambah rasa percaya klien terhadap perawat, karena perawat terkesan menguasai masalah yang
dihadapi klien. i.
Menyimpulkan, membantu perawat mengulang aspek penting dalam interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan selanjutnya.
j. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan, sehingga
klien Berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.
k. Refleksi, menganjurkan klien untuk mengemukan dan mengembalikan ide
serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
l. Diam, bertujuan untuk menunggu respon klien untuk mengungkapkan
perasaannya. m.
Membagi persepsi, klien bebas untuk menguraikan persepsinya sehingga perawat dapat melihat segala sesuatu yang diharapkan klien.
n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, dimaksudkan untuk
mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.
o. Menawarkan diri adalah menawarkan kehadiran, perhatian, dan pemahaman
tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa pamrih. p.
Memberikan penguatan, untuk meningkatkan motivasi kepada klien agar dapat berbuat lebih baik lagi.
6. Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Melahirkan