2. Proses Terjadinya Persalinan
Persalinan terjadi karena adanya : a penurunan kadar estrogen dan progesteron, dimana progesteron merupakan penenang otot-otot rahim dan estrogen
meningkatkan kontraksi otot. Selama kehamilan kadar progesteron dan estrogen seimbang di dalam darah tetapi di akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his, menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai, b oksitosin meningkat sehingga timbul
kontraksi rahim, c dengan majunya kehamilan maka otot-otot rahim semakin menegang dan timbul kontraksi untuk mengeluarkan janin, d hipofise dan kadar
suprarenal janin memegang peranan penting sehingga pada ancephalus kelahiran sering lebih lama, e kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15
hingga aterm terutama saat persalinan menyebabkan kontraksi miometrium Prawirohardjo, 2002, hal. 181.
3. Tahapan Persalinan Kala I Kala I
Pada Kala I Persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya timbulnya his dan disertai dengan keluarnya lendir bersemu darah bloody
show. Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-
pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his
terdiri dari 2 fase : 1.
Fase Laten : Dari awal kontraksi hingga pembukaan 3 cm, durasi 20-30 detik, tidak terlalu mulas, berlangsung 7-8 jam
Universitas Sumatera Utara
2. Fase Aktif : Pembukaan dari 4 cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah
janin, durasi 40 detik atau lebih dengan frekuensi 3x10 menit atau lebih dan sangat mulas, berlangsung 6 jam, dibagi atas 3 subfase :
Fase akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 3-4 cm
Fase dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4-9 cm
Fase deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 9 cm sampai
lengkap Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida, pada multigravida pun terjadi
akan tetapi terjadi lebih pendek Prawirohardjo, 2005, hal. 182.
C. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi