D. Komunikasi Teraupetik 1. Pengertian Komunikasi Teraupetik
Komunikasi teraupetik adalah kemampuan atau keterampilan perawat atau penolong untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi masalah
psikologis, dan belajar berhubungan dengan orang lain Northouse, 1998, hal.12. Menurut Uripni dkk 2003, komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, dimana kegiatan dan tujuan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi teraupetik memiliki peranan yang penting dalam
membantu seorang klien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi teraupetik
adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya
melalui komunikasi. Komunikasi teraupetik merupakan hubungan yang memberikan dampak teraupetik yang akhirnya akan mempercepat proses kesembuhan klien
Yulifah, 2009, hal.18.
2. Tujuan Komunikasi Teraupetik
Menurut Suryani 2005, Komunikasi teraupetik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien ke arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan
pada kesembuhan klien yang meliputi : pertama, realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri. Melalui komunikasi teraupetik diharapkan terjadi
perubahan dalam diri klien. Klien yang tadinya tidak bisa menerima dirinya apa adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi teraupetik dengan perawat
akan mampu menerima dirinya. Kedua, kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial
dan saling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi teraupetik, klien
Universitas Sumatera Utara
belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur, dan menerima klien apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan
kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya Hibdon, 2000. Ketiga, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
serta mencapai tujuan yang realistis. Keempat, rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
Identitas personal disini termasuk status, peran, dan jenis kelamin. Klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri
dan mengalami harga diri rendah. Melalui komunikasi teraupetik diharapkan perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri
yang jelas.
3. Prinsip Dasar Komunikasi Teraupetik
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang terapeutik.
Berikut ini adalah prinsip dasar komunikasi teraupetik berdasarkan referensi dari Nurhasanah 2010, hal. 68.
a.
Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan teraupetik yang saling menguntungkan. Didasarkan pada prinsip “ Humanity of nurse and clients ”
didalamnya terdapat hubungan saling mempengaruhi baik pikiran, perasaan dan tingkah laku untuk memperbaiki perilaku klien.
b.
Prinsip yang sama dengan komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sifat mendukung, sikap positif dan kesetaraan.
c.
Kualitas hubungan perawat klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai manusia human.
Universitas Sumatera Utara
d.
Perawat menggunakan teknik pendekatan yang khusus untuk memberi pengertian dan merubah perilaku klien.
e.
Perawat harus menghargai keunikan klien, maka perawat perlu memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat latar belakang.
f.
Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
g.
Trust saling percaya antara perawat dan klien yang harus dicapai terlebih dahulu sebelum dilakukannya identifikasi masalah dan pemecahan masalah.
4. Tahapan Komunikasi Teraupetik