Pengangkutan Paksa TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Hak asasi manusia dalam Hukum Internasional

penghujan yang mengakibatkan banjir dan longsor pada akhir Juni, khususnya daerah Maungdaw Utara dan Buthidaung Utara. Kedua hal tersebut menjadi alasan kuat untuk pelaksanaan kerja paksa sejak juni 2012. Di daerah yang tidak terkena dampak langsung dari kerusuhan, Bagian Utara Kota Maungdaw dan Buthidaung. Kerja paksa berlangsung sama seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan lebih intensif di beberapa daerah. Tugas Jaga, Pengangkutan Paksa, dan Penuntunan meningkat di Maungdaw Utara dan Buthidaung Utara. Kerja paksa dalam jumlah besar, termasuk anak-anak di bawah umur diperintahkan untuk membersihkan jalanan dan perbaikan kamp-kamp darurat yang rusak akibat hujan. 97

3. Pengangkutan Paksa

Penggunaan buruh pengangkutan secara paksa telah digambarkan sebagai “penyalahgunaan tanda tangan” oleh SPDC State Peace Development Council. Biasanya terjadi secara teratur, kepala desa atau pemimpin kota ditunjukkan permintaan tertulis untuk buruh pengangkutan dalam jumlah tertentu, tetapi terkadang juga termasuk saat tentara merekrut penduduk desa dari peternakan atau pinggiran jalan, pada saat dan ketika mereka membutuhkannya. Seperti bentuk- bentuk lain dari kerja paksa di Burma, laporan pemaksaan pengangkutan ini juga mempekerjakan perempuan dan anak-anak serta orang tua. Penggunaan tahanan sebagai buruh pengangkutan juga kerap terjadi. 98 97 Ibid. 98 Human Rights Documentation Unit of the National Coalition Government of the Union of Burma, “Burma Human Rights Yearbook 2008, Chapter 7: Forced Labour and Forced Conscription”, 2009, hal 297. Meskipun prakteknya tetap meluas, sejumlah organisasi telah mencatat sedikit penurunan pada laporan pengangkutan paksa selama setahun atau lebih. Telah ada juga perubahan pada pola pengangkutan dengan penduduk desa dimintai untuk menjalankan tugas yang lebih pendek dan dilepaskan ketika pengganti telah tersedia, yakni pada desa atau kota selanjutnya. Ini bagaimanapun, merupakan kecenderungan umum dan prakteknya cenderung lebih berat pada daerah tertentu di negara tersebut. 99 Jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang-orang Rohingya ketika mereka direkrut untuk tugas pengangkutan. Rata-rata berat yang harus diangkut oleh orang Rohingya berkisar 16-40 kg. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh laki-laki Rohingya, namun dalam banyak laporan, anak-anak laki-laki berumur 10 tahun juga diikutsertakan dalam tugas pengangkutan ini. 100 Sebuah laporan terbaru oleh Amnesty Internasional AI meneliti penggunaan paksa buruh pengangkutan sebagai bagian dari penyelidikan atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Burma timur. Laporan mereka menguraikan kesaksian dari para pengungsi dan IDP Internally Displaced People yang mengatakan mereka sering dipaksa untuk bertindak sebagai buruh pengangkutan untuk tentara SPDC dan berbagai kelompok gencatan senjata yang beroperasi di wilayah tersebut. 99 Ibid. 100 Irish Centre for Human Rights, Op. Cit., hal 42. Selain membawa amunisi, air, makanan dan kayu bakar, warga desa sering juga diminta untuk bertindak sebagai penyapu ranjau, penjaga atau pemandu. Mereka dilaporkan membawa barang bawaan yang beratnya mencapai 40 Kg dan diminta untuk bekerja dengan frekuensi mulai dari sekali sebulan sampai hampir setiap hari. Kebutuhan rata-rata adalah sekali atau dua kali per minggu nya. Kondisi pekerjaan kuli pengangkutan barang bisa menjadi sangat sulit. Seperti yang dijelaskan oleh ILO, bebannya bisa termasuk: Umumnya mereka membawa barangnya dengan tenunan tebu atau keranjang bambu, dengan tali pengikat di bahu dan tali tambahan di dahi mereka. Ketika beban berlebihan dibawa untuk waktu yang lama, tali keranjang dan keranjang itu sendiri menekan ke dalam daging bagian bahu dan punggung mereka, menyebabkan luka yang serius dan terkadang mengekspos tulang mereka. Luka pada kaki juga biasa terjadi. 101 Namun bagaimanapun aspek paling berbahaya dari pemaksaan pengangkutan barang, adalah ketika pengangkutan itu terjadi di daerah pertempuran dan penduduk desa digunakan sebagai perisai manusia atau penyapu ranjau. 102

4. Panen Bahan Bakar-Bio

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS STATUS KEWARGANEGARAAN TERHADAP ORANG YANG TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN (STATELESS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

0 3 8

ANALISIS YURIDIS STATUS KEWARGANEGARAAN TERHADAP WARGA NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN (STATELESS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

0 2 15

tanggung jawab negara transit kepada kaum etnis minoritas rohingya yang tidak memiliki status kewarganegaraan (stateless persons) dalam melindungi hak kewarganegaraan menurut hukum internasional.

0 0 1

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 0 13

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 0 1

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 1 21

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 1 30

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 2 7

ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR ANALISIS PEL

0 0 5

1 BAB I PENDAHULUAN - Urgensi Indonesia Meratifikasi The Convention Relating To The Status of The Refugees 1951 dan Protocol Relating To The Status of Refuges 1967 - UNS Institutional Repository

0 0 11