Etnis dan Ras Minoritas di Suatu Negara

Di dalam memberikan HAM, negara juga harus memperhatikan karakter dasar HAM dan status manusia sebagai dua prasyarat untuk mendapatkan HAM. Dua prasyarat utama tersebut saling terkait dan tidak bisa dipisahkan di dalam kerangka penegakan HAM. Artinya, ketika status manusia sebagai mahluk yang bermartabat dihargai dan dihormati, maka seseorang telah memiliki HAM. Begitu juga sebaliknya jika manusia telah memiliki HAM, maka martabatnya telah dihormati dan dihargai. Dalam arti lain, tidak menghargai martabat manusia sama halnya telah melanggar HAM orang tersebut. 25

2. Etnis dan Ras Minoritas di Suatu Negara

Asal mula istilah ras diketahui sekitar tahun 1600 saat itu, pertama kali dikemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat di bagi ke dalam empat ras besar. Ras-ras tersebut adalah hitam, putih, kuning dan merah. Seorang tokoh yang memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin. Ras sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan fisik. Salah satunya yang paling jelas adalah warna kulit, yang pada akhirnya, perbedaan berdasarkan warna kulit tersebut memicu lahirnya gerakan-gerakan yang mengunggulkan rasanya sendiri-sendiri, sehingga timbullah superioritas ras. Ras dan etnis adalah dua hal yang berbeda. Kelompok etnis biasanya mengacu kepada kelompok-kelompok yang membangun ras, suatu ras masih bisa terdiri dari berbagai macam kelompok etnis. Akan tetapi, sebaliknya, ras bersama- 25 Ibid, hal 59. sama agama kepercayaan, asal usul, dan kebangsaan juga membangun konsep etnis. Ras juga menunjuk kepada konsentrasi perbedaan atas unsur genetis, yang tercermin dalam bentuk penampakan fisik orang, seperti warna kulit, bentuk dan warna rambut, dan tidak ada hubungannya dengan institusi dan pola budaya. 26 Etnis adalah sebuah kata yang bersumber dari pakar sosiologi dan antropologi. Di beberapa negara, etnis digunakan untuk menyebut “suku”. Namun dalam situasi yang lain, etnis digunakan untuk menunjuk kepada agama, bahasa, warna kulit, asal-usul daerah, ataupun tempat tinggal. Kata etnis ethnic berasal dari bahasa yunani ethnos, yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Menurut Martin Bulmer, “etnis atau kelompok etnis adalah kolektivitas dalam populasi yang besar, memiliki jalur keturunan yang secara umum sama, terlepas dari apakah itu nyata atau sekedar kepercayaan, mempunyai memori terhadap masa lalu yang sama, dan fokus kultural terhadap satu atau lebih elemen-elemen simbolik yang menjelaskan identitas kelompoknya, misalnya agama, kekeluargaan, bahasa, teritori bersama, nasionalitas dan tampilan fisik yang relatif sama. Kini diperkirakan ada 300 juta orang di muka bumi yang merasa sebagai penduduk asli dengan identitas etnis tertentu. Lalu dari 300 juta orang yang merasa sebagai penduduk asli itu, sebagian besar merasakan tidak hanya terjadi pergeseran makna, tetapi terjadi pula pergeseran status dan peran mereka dalam masyarakat. Bahkan di sebagian besar negara, penduduk asli yang tadinya mayoritas kini berubah menjadi kelompok minoritas etnis. Sekurang-kurangnya 26 Ibid, hal 61. ada tiga gelombang modernisasi yang mempengaruhi komunitas dan identitas etnis, yaitu 27 : a Modernisasi yang dialami oleh etnis-etnis penduduk asli antara abad ke-19 dan ke-20. b Transformasi itu makin terasa saat negara-negara modern menerapkan batas-batas wilayah pemerintahan sehingga mengganggu identitas kolektif. c Migrasi dari bangsa-bangsa Barat ke Timur maupun gelombang migrasi bangsa Timur ke Barat di paruh abad ke-20 hingga ke-21.

3. Diskriminasi dan Rasisme Terhadap Etnis Minoritas

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS STATUS KEWARGANEGARAAN TERHADAP ORANG YANG TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN (STATELESS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

0 3 8

ANALISIS YURIDIS STATUS KEWARGANEGARAAN TERHADAP WARGA NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN (STATELESS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

0 2 15

tanggung jawab negara transit kepada kaum etnis minoritas rohingya yang tidak memiliki status kewarganegaraan (stateless persons) dalam melindungi hak kewarganegaraan menurut hukum internasional.

0 0 1

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 0 13

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 0 1

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 1 21

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 1 30

Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954

0 2 7

ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR ANALISIS PEL

0 0 5

1 BAB I PENDAHULUAN - Urgensi Indonesia Meratifikasi The Convention Relating To The Status of The Refugees 1951 dan Protocol Relating To The Status of Refuges 1967 - UNS Institutional Repository

0 0 11