nationality and, as far as possible, the right to know and be cared for by their parents.
Pasal tersebut diatas menuntut hak orang-orang penyandang cacat untuk mendapatkan kebebasan bergerak, kebebasan untuk memilih kependudukannya
dan kewarganegaraannya, menerima dan merubah kewarganegaraannya dengan kapasitas yang sama dengan orang lain, dan juga mencegah penolakan atas dasar
penyandang cacat. Anak-anak yang menyandang cacat juga dilindungi hak atas kewarganegaraannya dan juga hak untuk mengetahui dan diasuh oleh orang tua
mereka.
7. Convention on the Nationality of Married Women
Convention on The Nationality of Married Women melindungi kewarganegaraan wanita dalam hal kehilangan atau akuisisi kewarganegaraan
oleh suaminya. Konvensi ini lahir karena status hukum wanita yang dikaitkan dengan pernikahan, hal ini membuat wanita bergantung pada kewarganegaraan
suami mereka daripada wanita sebagai individu yang berdiri sendiri. Konvensi ini menjunjung
hak wanita
untuk dapat
mempertahankan hak
atas kewarganegaraannya sendiri tanpa memperhatikan status pernikahan.
69
Ketentuan tersebut dituangkan pada Pasal 1, 2 dan 3, sebagai berikut:
Article 1 Each Contracting State agrees that neither the celebration nor the
dissolution of a marriage between one of its nationals and an alien, nor the change of nationality by the husband during marriage, shall
automatically affect the nationality of the wife. Article 2
69
Convention on the Nationality of Married Women 1957
Each Contracting State agrees that neither the voluntary acquisition of the nationality of another State nor the renunciation of its
nationality by one of its nationals shall prevent the retention of its nationality by the wife of such national.
Article 3 1. Each Contracting State agrees that the alien wife of one of its nationals
may, at herrequest, acquire the nationality of her husband through specially privileged naturalization procedures; the grant of such
nationality may be subject to such limitations as may be imposed in the interests of national security or public policy.
2. Each Contracting State agrees that the present Convention shall not be construed asaffecting any legislation or judicial practice by which the
alien wife of one of its nationals may, at her request, acquire her husband’s nationality as a matter of right.
8. Convention on the Reduction of Statelessness
Mulai berlaku sejak 19 Desember 1975, konvensi ini menguraikan mekanisme UNHCR United Nations High Commissioner for Refugees dalam
menanggulangi dan mencegah masalah status tanpa kewarganegaraan. Konvensi 1961 menetapkan perlindungan terhadap status tanpa kewarganegaraan dalam
beberapa konteks yang berbeda. Fokus utama dari Konvensi ini adalah pencegahan status tanpa
kewarganegaraan pada saat kelahiran dengan mewajibkan Negara untuk memberikan kewarganegaraan kepada anak yang lahir di wilayah mereka, atau
dilahirkan oleh warga negara mereka yang berada di luar negeri, yang jika tidak diberikan akan menjadi orang tanpa kewarganegaraan. Untuk mencegah status
tanpa kewarganegaraan dalam kasus tersebut, negara bisa memberikan kewarganegaraan kepada anak-anak secara otomatis pada saat lahir atau
setelahnya melalui permohonan. Konvensi ini selanjutnya berupaya untuk mencegah status tanpa
kewarganegaraan di kemudian hari dengan melarang penarikan atau pencabutan kewarganegaraan dari warga negara-baik melalui penurunan, penolakan, atau
perampasan kewarganegaraan – yang ketika dilakukan akan menghasilkan status tanpa kewarganegaraan. Akhirnya, Konvensi ini menginstruksikan negara untuk
menghindari status tanpa kewarganegaraan dalam konteks pengalihan wilayah.
70
9. International Convention on the Elimination of All Forms of Racial