35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya ion kalsium dan magnesium dalam sampel. Hasil pengamatan
reaksi kualitatif dapat dilihat pada Lampiran 27 halaman 100 dan hasil analisis kualitatif mineral dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Analisis kualitatif Mineral dalam Sampel
No Mineral yang
dianalisis Pereaksi
Hasil Reaksi Keterangan
1 Kalsium
Larutan asam sulfat 1 N +
etanol 96 Kristal jarum +
2 Magnesium
Kuning titan 0,1 bv +
NaOH 2N Endapan
merah terang +
Keterangan: + : Mengandung mineral Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel yang diperiksa mengandung ion kalsium
dan magnesium. Uji kristal dengan asam sulfat 1 N dan etanol 96 menghasilkan kristal jarum yang menunjukkan adanya ion kalsium. Hasil reaksi
dengan kuning titan 0,1 dan NaOH 2N menunjukkan endapan merah terang yang sedikit,hal ini mungkin terjadi karena kadar mineral dalam sampel rendah.
Hasil absorbansi dengan spektrofotometri serapan atom menunjukkan adanya absorbansi pada panjang gelombang kalsium yaitu 422,7 nm dan magnesium
285,20 nm. Hal ini turut membuktikan bahwa dengan reaksi warna dan reaksi kristal menunjukkan bahwa sampel mengandung ion kalsium dan magnesium.
4.2 Analisis Kuantitatif 4.2.1 Kurva Kalibrasi Kalsium dan Magnesium
36 Kurva kalibrasi ion kalsium dan magnesium diperoleh dengan cara mengukur
absorbansi dari larutan standar kalsium dan magnesium pada panjang gelombang masing-masing yaitu 422,7 nm dan 285,2 nm. Berdasarkan hasil
pengukuran kurva kalibrasi untuk ion kalsium diukur pada rentang konsentrasi 1 µgml sampai 5 µgml diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 0,0317X – 0,0002
dan untuk ion magnesium diukur pada rentang konsentrasi 0,1 µgmL sampai 1 µgmL diperoleh persamaan regresi Y = 0,4112X + 0,0035. Kurva kalibrasi
larutan standar kalsium dan magnesium dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium
y = 0,0317x - 0,0002 R² = 0.9997
-0,02 0,02
0,04 0,06
0,08 0,1
0,12 0,14
0,16 0,18
1 2
3 4
5 6
A bs
or ban
si
Konsentrasi µgmL
37
Gambar 4 .2 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Magnesium
Berdasarkankurva di atas diperolehhubungan yang linear antara konsentrasidenganabsorbansi, dengankoefisienkorelasi r kalsium sebesar
0,9997 dan magnesium sebesar 0,9997. Menurut Ermer dan Miller 2005, apabila nilai r
≥ 0,999 dapat diterima dan memenuhi kriteria validasi. Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku kalsium dan magnesium dan perhitungan
persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 50dan Lampiran 5, halaman 52.
4.2.2 Kadar Kalsium dan Magnesium dalam Sampel
Penetapan kadar kalsium dan magnesium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi mineral kalsium dan magnesium dalam sampel
ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku masing-masing mineral. Agar konsentrasi kalsium dan magnesium dalam
sampel berada pada rentang kurva kalibrasi maka masing masing sampel diencerkan terlebih dahulu dengan faktor pengenceran yang berbeda-beda.
Faktor pengenceran untuk kadar kalsium pada air minum PDAM Tirtanadi adalah sebesar 1 kali, sedangkan faktor pengenceran untuk penentuan kadar
y = 0.4112x + 0,0035 R² = 0.9997
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
A bs
or ban
si
Konsentrasi µgmL
38 magnesium pada air minum PDAM Tirtanadi adalah sebesar 5 kali. Hasil
analisis dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 56 sampai dengan Lampiran 11, halaman 59.
Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14, halaman 62 sampai dengan Lampiran 15, halaman 75. Hasil
penetapan kadar kalsium dan magnesium dalam air minum PDAM Tirtanadi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Kadar kalsium dan magnesium dalam air minum PDAM Tirtanadi
pada musim hujan dan musim kemarau No.
Lokasi Pengambilan
Sampel Kalsium
Magnesium M.Hujan M.Kemarau M.Hujan M.Kemarau
1 IPA Instalasi
Produksi Air Bersih Sibolangit
9,9015 ± 0,0338
9,0872 ± 0,0642
7,1237 ± 0,1267
6,3572 ± 0,0770
2 IPA Instalasi
Produksi Air Bersih Sunggal
7,4037 ± 0,0461
4,8441 ± 0,0109
4,6288 ± 0,0811
2,6320 ± 0,0458
3 IPA Instalasi
Produksi Air Bersih Deli Tua
8,8416 ± 0,4285
7,0511 ± 0,0313
5,3615 ± 0,2212
4,2380 ± 0,0237
Keterangan: Kadar rata-rata dari 6 kali pengulangan sampel Dari Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa kadar mineral kalsium dan
magnesium yang terdapat dalam air minum PDAM Tirtanadi pada musim hujan di bulan Desember lebih tinggi daripada kadar mineral kalsium dan magnesium
yang terdapat dalam air minum PDAM Tirtanadi pada musim kemarau di bulan Maret. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, air hujan yang berkontak
langsung dengan tanah dan batu sehingga memungkinkan kalsium dan magnesium ikut larut yang menyebabkan air menjadi sadah. Meskipun
kesadahan air tidak berbahaya bagi kesehatan manusia kecuali dapat menyebabkan sabun untuk sulit berbusa Ombaka, et al., 2013.
39 Dari Tabel 4.2 diatas juga dapat dilihat bahwa kadar mineral paling
tinggi adalah kalsium dan paling sedikit magnesium. Dimana kadar kalsium dan magnesium belum memenuhi persyaratan yang dianjurkan menurut WHO
World Health Organization yang merekomendasikan bahwa kadar kalsium dan magnesium dalam air minum adalah 20 mgL dan 10 mgL Kozisek, 2005.
Tetapi masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416MEN.KESPERIX1990 tentang Baku Mutu Air Minum
yang menyatakan bahwa kadar maksimal kalsium yang dianjurkan adalah 75 mgL dan kadar maksimal magnesium yang dianjurkan 30 mgL Permenkes,
1990. Dari Tabel 4.2, dapat kita lihat bahwa kadar mineral kalsium dan
magnesium paling banyak terdapat di IPA Sibolangit dan disusul oleh IPA Deli Tua serta yang terakhir IPA Sunggal. Perbedaan kadar yang diperoleh mungkin
karena pengaruh lokasi yang berbeda dan sumber air yang berbeda sehingga kadar dari masing-masing lokasi berbeda. Perbedaan kadar kalsium dan
magnesium dari lokasi yang berbeda dapat terjadi mungkin akibat sumber air baku yang berbeda-beda dimana sumber air baku dari IPA Sibolangit adalah
mata air Sibolangit, sumber air baku IPA Sunggal adalah Sungai Belawan dan sumber air baku IPA Deli Tua adalah Sungai Deli.
Konsumsi air minum yang mengandung mineral dengan kadar rendah dibawah standar yang ditetapkan dapat menyebabkan terhambatnya penyerapan
nutrisi dan vitamin oleh tubuh lewat aliran darah. Berdasarkan sifat air yang reaktif mengikat mineral, air dengan kadar mineral yang rendah dapat menarik
mineral dari makanan yang masuk ke dalam tubuh maupun mineral yang terdapat dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan terjadinya diuresis sehingga
40 menambah ekskresi ion-ion intra- dan ekstraseluler sehingga dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Jadi air rendah mineral dapat mengakibatkan tubuh kekurangan mineral. Kandungan mineral yang tinggi
dalam air minum sangat mempengaruhi penyerapan zat esensial dan zat non esensial. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan juga menyatakan
bahwa air minum rendah mineral dapat meningkatkan penyakit jantung dan kanker Kozisek, 2005.
4.3 Uji Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel
Kadar kalsium dalam air minum PDAM Tirtanadi pada musim hujan maupun musim kemarau berbeda secara signifikan. Perbedaan dapat dibuktikan
dengan pengujian beda nilai rata-rata kadar pada Lampiran 22 halaman 92 sampai Lampiran 23 halaman 94. Hasil beda nilai rata-rata dapat dilihat pada
Tabel 4.3 di bawah ini
Tabel 4.3 Hasil beda nilai rata-rata kalsium dan magnesium antara musim hujan dan musim kemarau
No
Kadar Sampel
t
hitung
t
tabel
Hasil 1
Kalsium M.Hujan
218,9315 3,1693
Beda 2
Magnesium M.Kemarau
98,7307 3,2498
Beda
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar kalsium dan magnesium antara musim hujan dan
musim kemarau.
41
4.4 Uji Akurasi Dengan Persen Perolehan Kembali