14 7. Reservoir Tempat Menampung Air Bersih, adalah berupa bendungan beton
berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m berfungsi untuk menampung air bersih air olahan setelah melewati media filter dengan
kapasitas ± 12.000 m
3
dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui reservoir-reservoir distrubusi di berbagai cabang. Air bersih yang mengalir
dari filter ke reservoir dibubuhi chlor dan untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh.
8. Finish Water Pump FWP, berfungsi untuk mendristriusikan air bersih dari reservoir utama di instalasi reservoir-reservoir distribusi di cabang melalui
pipa transmisi. 9. Sludge Lagoon Tempat Menampung Air Buangan, berfungsi sebagai media
penampungan air buangan bekas pencucian sistem pengolahan dan kemudian air tersebut disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali.
10. Monitoring System Sistem Pengawasan, fasilitas ini dapat memperlihatkan secara langsung kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap
kuantitas, kualitas maupun kontinuitas olahan.
2.5 Manfaat Mineral Dalam Air Minum
Air minum menjadi salah satu sumber beberapa mineral karena ditambahkan atau terdapat secara alamiah. Penyerapan mineral dari air minum
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kondisi fisiologis pencernaan dan komposisi makanan. Ada beberapa mineral yang terdapat di dalam air minum
dengan kadar potensial untuk menopang kesehatan yakni kalsium, magnesium, florida, selenium, kuprum, dan kalium
. Kontribusi air minum sebagai sumber
mineral yang diperlukan dibandingkan dengan kontribusi makanan lainnya
15 berkisar 1-20 , dan mineral kalsium dan magnesium yang paling banyak yakni
sampai 20 dari yang diperlukan tubuh berasal dari air minum.Tingkat penyerapan kalsium dari air minum yang mengandung kalsium yang tinggi
sebanding dengan penyerapan kalsium dari susu. Air minum yang mengandung 300 mg kalsium per liter menyumbangkan kalsium yang setara dengan kalsium
dari satu gelas susu Silalahi, et.al., 2014. Kesadaran akan pentingnya mineral dan unsur penting lainnya dalam air
minum telah terjadi selama ribuan tahun. Air demineralisasi diartikan sebagai air yang hampir atau tidak mengandung mineral sama sekali. Air demineral tanpa
penambahan mineral tidak sesuai untuk air minum karena sangat agresif terhadap wadah atau pipa penyalur yang terbuat dari logam, tidak memberi rasa
dan tidak mengandung mineral tertentu yang diperlukan tubuh. Air rendah mineral dikaitkan dengan peningkatan morbilitas dan mortilitas dari penyakit
kardiovaskuler CVD dibandingkan dengan air sadah tinggi magnesium. Studi terbaru juga menunjukkan bahwa asupan air lunak, yaitu air rendah kalsium,
mungkin berkaitan dengan resiko tinggi patah tulang pada anak-anak, penyakit neurodegeneratif tertentu, kelahiran prematur dan berat badan rendah saat lahir
dan beberapa jenis kanker. Dan juga peningkatan resiko kematian mendadak, asupan air rendah magnesium tampaknya terkait dengan resiko tinggi penyakit
saraf motorik, gangguan kehamilan yang disebut preeklamsia, dan beberapa jenis kanker.Gejala mungkin tidak akan kelihatan dalam waktu yang lama tetapi
efek akut dapat terjadi jika mengonsumsi air destilat dalam jumlah yang banyak sesudah latihan fisik yang berat, efek hiponatremia yang akut bisa terjadi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan air dengan konsentrasi kalsium yang
16 rendah dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan kanker Kozisek, 2005;
Bonetti and Hopkins, 2010; Silalahi, 2011. 2.6
Kadar Mineral Dalam Air Minum
Sebelumnya telah diadakan penelitian di Fakultas Farmasi yang berkaitan dengan kandungan kalsium dan magnesium di kota Medan dimana
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini: No
Sampel Kadar Mineral
Sumber Kalsium mgL Magnesium
mgL 1
AMIU Tanpa Merek Teknik Filterasi I
6,5113 ± 0,34 1,7817 ±0,08
a 2
AMIU Tanpa Merek Teknik Filterasi II
14,3137 ±
0,24 3,1492 ± 0,14
3 AMIU Tanpa Merk
Teknik Filterasi III 10,4956
± 0,20
3,1408 ± 0,05 4
Aqua 40,8789
± 0,28
14,7650 ± 0,11 b
5 Amoz
30,6852 ±
0,29 19,9454 ± 0,15
6 Air Minum Isi Ulang I
11,6947 ±
0,09 6,9720 ± 0,07
7 Air Minum Isi Ulang II 25,6405 ±0,20 12,9050 ± 0,08
8 Air PDAM Tirtanadi di
Utara 1,2873 ±0,03
2,9703 ± 0,04 c
9 Air PDAM Tirtanadi
Selatan 10,0503
± 0,18
6,0808 ± 0,03 10
Air PDAM Tirtanadi Barat
3,8351 ± 0,05 2,9374 ± 0,01
11 Air PDAM Tirtanadi
Timur 3,3427 ± 0,09
1,88 ± 0,08 Keterangan: a= Pasaribu 2013, b= Florencia 2014, c= Hutasoit 2014
Dari penelitian sebelumnya oleh Pasaribu 2013, Florencia 2014, dan Hutasoit 2014 didapat kadar kalsium dan magnesium dalam air mineral dalam
kemasan yaitu Aqua dan Amoz lebih tinggi dibandingkan air minum isi ulang AMIU dan air PDAM Tirtanadi. Air mineral Aqua dan Amoz telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh WHO World Health Organizationyang
17 merekomendasikan bahwa kadar minimum kalsium dan magnesium dalam air
minum adalah 20 mgL dan 10 mgL. Menurut penelitian Ombaka, dkk 2013 di kenya menjelaskan bahwa
kandungan kalsium dalam sampel pada musim hujan adalah 0,41-29,11 mgL dan pada musim kemarau 0,38-26,13 mgL. Untuk kandungan magnesium dalam
sampel pada musim hujan adalah 0,20-5,89 mgL dan pada musim kemarau 0,14-4,88 mgL. Kadar kalsium dan magnesium yang lebih tinggi pada musim
hujan dikarenakan air hujan yang berkontak langsung dengan tanah dan bebatuan sehingga memungkinkan kalsium dan magnesium ikut terlarut yang
menyebabkan air menjadi sadah. Kadar kalsium dan magnesium pada musim hujan dan musim kemarau masih dibawah syarat maksimum yamg ditetapkan
oleh WHO. Pada tahun 1970-an World Health Organization WHO melakukan studi
untuk memberikan informasi tentang pedoman air destilat. air demineralisasi destilat tidak hanya memiliki keuntungan dikarenakan organoleptiknya, tetapi
juga memiliki pengaruh yang merugikan pada hewan dan manusia. Setelah mengevaluasi berdasarkan efek kesehatan, organoleptik, dan informasi lainnya,
tim merekomendasikan bahwa air demineral mengandung garam terlarut dengan konsentrasi minimal 100 mgL, ion bikarbonat 30 mgL, dan kalsium 30 mgL
Kozisek,2004. Studi epidemiologi dilakukan untuk menentukan efek kalsium dan
magnesium terhadap morbilitas penyakit kardiovaskuler Cardiovasculer disease, CVD, magnesium dan kalsium dalam air minum dapat menurunkan
resiko CVD. Penelitian yang lebih baru telah memberikan informasi tambahan tentang tingkat minimum dan optimum mineral yang harus ada dalam air
18 demineralisasi. Misalnya, efek air minum dengan kesadahan yang berbeda
terhadap status kesehatan perempuan berusia 20-49 tahun dengan subjek dari dua studi epidemiologi 460 dan 511 perempuan di empat kota siberia selatan.
Air di kota A memiliki konsentrasi kalsium dan magnesium yang rendah 3,0 mgL kalsium dan 2,4 mgL magnesium. Air di kota B memiliki kadar sedikit
lebih tinggi 18,0 mgL kalsium dan 5,0 mgL magnesium. Kadar tertinggi berada di kota C 22,0 mgL kalsium dan 11,3 mgL magnesium dan di kota D
45,0 mgL kalsium dan 26,2 mgL magnesium. Perempuan yang tinggal di kota-kota A dan B lebih sering menunjukkan perubahan kardiovaskuler seperti
diukur dengan EKG, tekanan darah tinggi, disfungsi autonom perut, sakit kepala, pusing, dan osteoporosis diukur oleh X-ray absorptiometry
dibandingkan dengan kota C dan D. Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan magnesium minimum air minum harus 10 mgL dan kandungan kalsium
minimal harus 20 mgL lebih dari 30 mgL seperti yang direkomendasikan dalam laporan WHO 1980 Kozisek, 2005.
Beberapa hasil studi di Taiwan menyatakan magnesium memiliki efek perlindungan terhadap resiko penyakit serebrovaskuler dan hipertensi,
kesadahan air menunjukkan efek perlindungan terhadap CVD, kanker kerongkongan, kanker pankreas, kanker rektum, dan kanker payudara. Kalsium
dalam air minum juga terbukti melindungi terhadap kanker kolorektal dan kanker lambung Kozisek, 2005.
2.7 Musim Di Indonesia