terhadap tayangan ini. Dipilihnya mahasiswa USU dikarenakan menurut hasil pra penelitian, sebagian dari mereka penonton setia acara ini.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Tayangan MTV Insomnia di Global TV.
I.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang
bertujuan melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang- bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi. 2. Responden adalah mahasiswa USU stambuk 2007-2008.
3. Penelitian difokuskan kepada opini mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV.
4. Penelitian akan dilakukan pada bulan November 2009.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang isi materi dan juga
konsep acara dari MTV Insomnia di Global TV. 2. Untuk mengetahui opini mahasiswa terhadap penayangan acara MTV
Insomnia yang ditayangkan pada dini hari di Global TV.
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah
penelitian, dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, Khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya
khasanah penelitian dan sumber bacaan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
I.6 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun
Universitas Sumatera Utara
kerangka teori sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti Nawawi, 1997: 40. Teori
merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi
diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Kriyantono, 2007 : 45.
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah :
I.6.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa
Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner dalam Ardianto,2004:3, yakni “komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melaui media massa pada sejumlah besar orang”. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain yaitu
Gerbner dalam Ardianto,2004:4, ”komunikasi massa ialah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu
serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A Devito merumuskan defenisi
komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Komunkasi massa ditujukan
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton,
tetapi ini berarti khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefenisikan Ardianto,2004:6.
Rakhmat Ardianto,2004:7 merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi, “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi massa
Universitas Sumatera Utara
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima
secara serentak dan sesaat. Menurut Dominick Ardianto 2004:15 fungsi komunikasi massa bagi masyarakat terdiri dari surveilance pengawasan,
interpretation penafsiran, linkage keterkaitan, transmission of values penyebaran nilai dan entertainment hiburan.
Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yaitu Rakhmat, 2005:219 :
1. Efek kognitif, yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. 2. Efek afektif, yaitu timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.
3. Efek konatif behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku.
1.6.2 Televisi sebagai Media Massa
Media massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus di desain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas http:id.wikipedia.orgwikiMedia
massa Untuk berlangsungnya komunikasi massa diperlukan saluran yang
memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
terlaksananya proses komunikasi massa tertentu. Media massa menurut bentuknya dapat dikelompokkan atas :
1. Media cetak printed media yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur dan sebagainya.
2. Media Elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain. Media massa mempunyai karakter tertentu, yang tidak bisa disamakan
oleh media massa yang lain. Media cetak, mampu memuat peristiwa secara lengkap sampai kepada detil-detilnya, dan bisa disimpan dan dibaca ulang.
Namun sifat komunikasinya masih tertunda delay. Radio bisa menyiarkan berita secara cepat dan langsung, namun sifat beritanya hanya sekilas, dan seringkali
tidak mampu diingat secara baik oleh audience. Radio juga hanya bersifat audio. Namun radio mampu menghadirkan efek ‘theatre of mind’, yaitu audiens mampu
berimajinasi lebih jauh tentang apa yang mereka dengarkan. Foto mampu menghadirkan gambar peristiwa secara komprehensif, tanpa ditambah dan
dikurangi. Foto mampu melengkapi berita, dan menambah legitimasinya. Televisi mampu menjawab kekurangan radio, kesan audio visual mampu dihadirkan,
namun informasi yang dihasilkan juga masih bersifat sekilas, tidak mendalam. Film tidak bisa menjawab kebutuhan berita, namun film mampu merekam
kejadian secara audio visual dan bisa diputar berulang-ulang. Film juga bisa dipakai sebagai sarana penyampaian pesan secara fiktif, melalui pengaturan
skenario dan penyutradaraan. Salah satu media dalam komunikasi massa adalah televisi. Televisi berasal
dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele bahasa Yunani yang berarti jauh, dan visi videre-Bahasa Latin berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang
Universitas Sumatera Utara
dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat-tempat
lain melalui sebuah perantara perangkat penerima Wahyudi, 1986 :49. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai
daya tarik yang kuat, disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup
yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan menggugah emosi dan pikiran pemirsanya,
televisi lebih mempunyai kemampuan menonjol dibandingkan media massa lainnya.
Acara-acara yang ditampilkan televisi terdapat sekian banyak pesan atau informasi yang disebut iklan. Menurut Rhenald Kasali, iklan adalah segala bentuk
pesan tentang suatu produk dan jasa yang disampaikan lewat media dan dibiayai oleh perusahaan yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat. Sedang pengaruh pesan ini berarti hal-hal yang diterjemahkan dalam bentuk gambar. Rangkaian kata-kata jingle, maupun warna dengan tujuan
membangkitkan kebutuhan konsumen dan menanamkan citra pada konsumen pemerkasa adalah produsen sedangkan media adalah sarana yang digunakan,
dalam hal ini media yang dapat digunakan adalah media cetak surat kabar, majalah dan lain-lain maupun media elektronik televisi, radio, film Kasali,
1992 : 9.
I.6.3 Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi
Universitas Sumatera Utara
adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa
penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme.
Elemen-elemen dari model ini adalah pesan stimulus, komunikan organism, efek response. Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Skema S-O-R
Organism :
- perhatian
Stimulus
- pengertian - penerimaan
Response :
Perubahan sikap
Proses diatas mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme
dapat diterima atau dapat ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada
perhatian attention dari organisme. Jika stimulus diterima oleh organisme berarti adanya komunikasi dan perhatian dari organisme, dalam hal ini stimulus efektif
dan ada reaksi. Langkah selanjutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian
Universitas Sumatera Utara
dari organisme, kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara
baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan dalam mengubah sikap. Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika
rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif
dapat merubah sikap. Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan
proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan
Effendy,2003:255.
I.6.4 Opini
Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah
yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda Sastropoetro, 1990 : 41. Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri melukiskan kelompok
manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat : 1. Dihadapkan pada suatu persoalan.
2. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk menanggulangi persoalannya.
3. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan keluar.
Universitas Sumatera Utara
Sementara pengertian opini menurut Cutlip and Centre adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial
Sastropoetro, 1990 :42. Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan.
2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat. 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.
Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan
yang berlainan mengenai masalah tersebut. Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau
isu. Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang yang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang
lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya Sunarjo, 1984 : 31.
Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal E. Bogardus atau sekelompok
orang yang menaruh perhatian terhadap suatu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalah tersebut dan berusaha untuk turut mengatasinya Herbert Blumer.
Karakteristik publik Sunarjo, 1984 : 20 : 1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan kelompok tidak teratur.
2. Interaksi terjadi secara tidak langung biasanya melalui media massa. 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu.
4. Tidak saling mengenal satu sama lain anonim dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat heterogen.
Universitas Sumatera Utara
5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah. 6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu
masalah. 7. Berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir secara rasional.
Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang
kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha unuk mengatasinya. Istilah opini publik dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pengumpulan pendapat yang
dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang
tanpa batas dan ketentuan khusus pula. Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur
sebagai berikut : 1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.
2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud, melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha untuk memberikan
pendapatnya. 3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai
masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan
suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan Sastropoetro, 1990 : 54.
Universitas Sumatera Utara
I.7 Kerangka Konsep
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel Singarimbun,
1995:49. Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis
dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Nawawi, 1997:40.
Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Opini mahasiswa USU tayangan MTV Insomnia di Global TV.
2. Karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan
orang lain, seperti jenis kelamin, fakultas, dan frekuensi.
I.8 Model Teoritis