Tayangan MTV Insomnia di Global TV, terdiri dari : Pimpinan Universitas Pimpinan Fakultas

I.10 Defenisi Operasional

Defenisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun 1995 : 46. Defenisi variabel operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

1. Tayangan MTV Insomnia di Global TV, terdiri dari :

a. Alasan menonton yaitu motif mengapa seseorang tertarik untuk melihat acara tersebut. b. Pembawa acara yaitu orang yang membawakan acara dan akan memandu selama acara tersebut berlangsung. c. Partisipasi ketika menonton yaitu bentuk keterlibatan dengan pembawa acara secara interaktif ketika acara sedang berlangsung. 2 . Opini mahasiswa USU, terdiri dari : a. Perhatian - Minat menonton, yaitu adanya keinginan untuk melihat atau menyaksikan tayangan MTV Insomnia di Global TV. - Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk melihat tayangan MTV Insomnia di Global TV. b. Pengertian Universitas Sumatera Utara - Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi acara MTV Insomnia di Global TV. - Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami isi acara MTV Insomnia di global TV. c. Penerimaan - Opini Positif, setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV. - Opini Negatif, tidak setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV. - Opini netral atau pasif, ragu-ragu dalam memberikan pendapat apakah setuju atau tidak setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV.

3. Karakteristik Responden, terdiri dari :

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan. b. Fakultas, yaitu dari fakultas mana responden berasal. c. Angkatan, yaitu stambuktahun masuk universitas dari para responden. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience Sendjaja, 2002:21. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik. Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication media komunikasi massa. Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Liliweri 1991, bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh terpencar, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Universitas Sumatera Utara Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner1980, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang, dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah bioskop Ardianto, 2004:3. Sedangkan menurut Jay Black dan Fredrick C. Whitney 1988, komunikasi massa dalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diperoleh secara massaltidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Banyak defenisi dari komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. Melalui defenisi itu dapat diketahui karakteristik dari komunikasi massa, yaitu : 1. Komunikator Terlembagakan Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. 2. Pesan Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Universitas Sumatera Utara 3. Komunikatornya Anonim dan Heterogen Komunikator tidak mengenal komunikan anonim, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan- pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. 7. Stimuli Alat Indra ”Terbatas” Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Universitas Sumatera Utara 8. Umpan Balik Tertunda Delayed Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan Ardianto 2004:7. Menurut Wright 1959 dalam buku Teori Komunikasi Severin, 2007:4, perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas : 1. Fungsi Pengawasan Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi Social Learning Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. 3. Fungsi Penyampaian Informasi Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat. 4. Fungsi Transformasi Budaya Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. 5. Hiburan Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Adapun efek komunikasi massa oleh Lavidge dan Steiner, 1961 terdiri atas enam langkah yang dikelompokkan dalam tiga dimensi atau kategori-kategori berikut : kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu, afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu dan konatif berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap sesuatu Saverin, 2007:16. Universitas Sumatera Utara

II.2 Televisi sebagai media massa

Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV berwarna hingga teknologi internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang memiliki televisi di tempat tinggalnya. Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh tele dan tampak vision. Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi http:id.wikipedia.orgwikiTelevisi . Televisi untuk umum menyiarkan programnya secara universal, tetapi fungsi utamanya tetap hiburan. Kalaupun ada program-program yang mengandung segi informasi dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam rangka memenuhi kebutuhan alamiah manusia Effendi, 2004 : 55. Dalam banyak hal, TV juga memiliki beberapa ciri khusus yang berbeda dari jenis atau bentuk media lainnya. Sajian gandanya, yaitu gambar dan suara mengantarkan media ini pada posisi yang khas dan menarik Muhtadi, 1999: 99. Inovasi terpenting yang terdapat pada televisi ialah kemampuan menyajikan komentar atau pengamatan langsung saat suatu kejadian berlangsung. Namun demikian banyak peristiwa yang perlu diketahui publik telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan kadar aktualitas juga terbatas McQuail, 1994: 16. Universitas Sumatera Utara

II.3 Teori S-O-R

II.3.1 Pengertian dan Proses S-O-R

Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Response S-R akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response S-O-R. Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Adapun elemen-elemen utama dari model teori S-O-R ini adalah : Stimulus adalah rangsangan atau dorongan yang berupa pesan, organism adalah manusia atau seorang penerima, response adalah reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar- benar melebihi apa yang pernah ia alami. Dalam mempelajari sikap yang baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu : perhatian, pengertian, dan penerimaan. Proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Model S-O-R Organism : - perhatian Stimulus - pengertian - penerimaan Response : Perubahan sikap Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai pada tahap kognitif dan afektif saja tidak sampai pada tahap behavioral perubahan sikap terhadap pesan dikarenakan penelitian tentang tayangan MTV Insomnia dibatasi hanya pada opini publik saja. Adapun tahap-tahap yang sesuai dari respon tersebut adalah : 1. Tahap kognitif, yaitu meliputi ingatan-ingatan terhadap suatu pesan, kesadaranpengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba dan melakukananya. Rakhmat, 2004 : 209 Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model teori S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi tersebut akan berlangsung jika adanya suatu perhatian dari komunikan. Adapun proses berikutnya dapat terlihat bahwa komunikan mengerti dan menerima.

II.4 Opini dan Opini Publik

II.4.1 Isitilah Opini Publik

Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan masyarakat“, dalam hal ini public diterjemahkan dengan “masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan dengan “hubungan“. Istilah masyarakat sudah digunakan untuk mengalih bahasakan “society“. Pengertian aslinya dalam bahasa Inggris baik untuk pengertian “public“ pada public opinion maupun pada public relations, mempunyai arti yang sama, sedangkan dalam bahasa Indonesia pengertian umum dan masyarakat mempunyai arti yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian akan cukup membingungkan bila public opinion kita terjemahkan dengan pendapat umum di lain pihak public relations juga kita alih bahasakan dengan hubungan masyarakat, apalagi bila diingat bahwa apa yang dimaksud dengan istilah “umum“ dalam bahasa Indonesia masih kurang jelas. Terutama sekali kalau diingat bahwa public relations ada kata s dibelakangnya yang dalam bahasa Inggris mempunyai arti jamak, sehingga yang lebih tepat adalah hubungan-hubungan. Namun demikian terjemahan tersebut dari public opinion menjadi pendapat umum dan public relations dengan hubungan masyarakat rupanya telah diterima secara luas. Adapun cara mengetahui adanya opini publik, dapat diketahui pada tahun 1963, Indonesia berkonfrontasi dengan Belanda mengenai Irian Barat. Di radio, surat kabar, rapat-rapat umum, pidato-pidato, ceramah-ceramah dan lain-lain orang membicarakan tentang Irian Barat. Pada umumnya pembicara-pembicara itu cenderung kepada pendapat bahwa Irian Barat adalah milik pemerintah Indonesia, oleh karena itu bangsa Indonesia wajib merebutnya kembali, dan hal inilah yang menjadikan bahwa pendapat-pendapat itu sangatlah penting dikarenakan dapat mengambil suatu keputusan bersama. Gejala demikian biasanya disebut public opinion atau opini publik. Adapun dari gejala tersebut diatas, dapat diketahui bahwa adanya pengertian tentang pendapat itu sama dengan opinion, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan. b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat. Universitas Sumatera Utara c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar. Adapun ciri-ciri tersebut misalnya pendapat mengenai demonstrasi atau unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam berbagai media massa terutama surat kabar dan radio. Pendapat-pendapat tersebut akhirnya merupakan suatu sintesa yakni bahwa masyarakat kita menyetujui gerakan atau unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Akhirnya aksi-aksi yang digerakkan oleh mahasiswa itu mempunyai pendukung yang lebih besar.

II.4.2 Pengertian Opini Publik

Opini yang berarti tanggapan ataupun pendapat merupakan suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan ataupun isu. Menurut Cutlip dan Center Sastropoetro, 1990 : 41, opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul “Communication and Public Opinion” Komunikasi dan PendapatOpini Publik mengemukakan bahwa dengan pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat persetujuan, ketidaksetujuanpenolakan atau sikap acuh tak acuh terhadap issue- issuehal-hal yang bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum, seperti hubungan internasional, kebijaksanaan dalam negeri, pemilihan umum untuk calon-calon, dan hubungan antar kelompok etnik Sastropoetro, 1990 : 55. Menurut Emory. S. Bagardus, bahwa publik adalah sejumlah orang yang dengan suatu acara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah Universitas Sumatera Utara atau setidak-tidaknya mempunyai kepentingan yang bersama dalam sesuatu hal Sunarjo, 1984 : 20. Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya “Effective Public Relation”, opini publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah umum Sastropoetro, 1990 : 52.

II.4.3 Proses Pembentukan Opini Publik

George Carslake Thompson dalam “The Nature of Public Opinion“ Sastropoetro, 1990 : 106 mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang menghadapi issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu : 1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak setuju. 2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga boleh tidak berbeda pandangan. 3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data yang berbeda-beda. Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi terhadap issue-issue tertentu. Selanjutnya dikemukakannya bahwa orang-orang yang mempunyai opini yang tegas, mendasarkannya kepada rational grounds atau alasan-alasan yang rasional yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat dimengerti oleh orang lain“. Jadi, seperti telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali ialah bahwa ada tiga sebab yang menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Perbedaan pandangan terhadap fakta. 2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan. 3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan. Dasar-dasar rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul kehati-hatian dalam pandangan agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu ekstraksi pendapat yang menguntungkan. Kemudian, dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu : 1. Difusi, yaitu apakah pendapat yang timbul merupakan suara terbanyak, akibat adanya kepentingan golongan. 2. Persistence, yaitu kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya issue karena disamping itu, pendapat pun perlu diperhitungkan. 3. Intensitas, yaitu ketajaman terhadap issue. 4. Reasonableness atau suatu pertimbangan-pertimbangan yang tepat dan beralasan. Dari tahapan-tahapan pembentukan pendapat tersebut dapatlah dibayangkan bahwa dalam proses itu telah timbul pro dan kontra atau setuju dan tidak setuju. Semua itu disebabkan oleh kerangka pengetahuan dan pengalaman masing-masing orang yang berada di dalam publik itu berbeda-beda. Disamping itu, sifat orang-orang yang bersangkutan pun berbeda-beda juga, belum lagi kemampuan yang menyangkut pengutaraan pendapat atau isi hatinya. Universitas Sumatera Utara

II.4.4 Kekuatan Opini Publik

Telah dikemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan suatu penilaian sosial atau social judgement. Oleh karena itu, maka pada pendapat publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatikan : a. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri, rasa tak berarti lagi dalam masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu bunuh diri atau mengundurkan diri dari jabatannya. b. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun antara yang muda dengan sesamanya. c Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga. d. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan. e. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Sumatera Utara Sejarah Universitas Sumatera utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut : Abdul Hakim Ketua, Dr. T. Mansoer Wakil ketua, Dr. Soemarsono SekretarisBendahara, Ir. R.S. Danunagoro, Drg. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas. J.Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum Anggota. Sebenarnya hasrat untuk mendirikan Perguruan Tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi tidak disetujui oleh Pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan Perguruan Tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mengangkat Dr. Moh. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash tahun 1947 Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah Universitas di daerah ini. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr.Soemarsono, yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan Sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain dewan pimpinan yayasan, organisasi Universitas Sumatera Utara pada awal berdirinya terdiri dari Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril serta material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat 1954, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1956 dan Fakultas Pertanian 1955. Pada tanggal 20 November 1957, Universitas Sumatera Utara USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. Dr. Ir. Soekarno menjadi Universitas Negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalies USU yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU. Dengan persetujuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2002 diperingati Dies Natalis USU yang ke-50. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan, dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja Banda Aceh yang diresmikan secara meriah oleh Presiden RI. Kemudian di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan 1960. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari 5 Fakultas di Medan dan 2 Fakultas di Banda Aceh. Dalam perjalanan usianya yang kini mencapai 50 tahun, melalui berbagai program pengembangan yang dilaksanakan, banyak kemajuan yang telah dicapai, yang menjadikan USU berkembang hingga seperti sekarang ini. Saat ini, USU mengelola lebih dari 100 program studi yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, yang tecakup dalam 12 fakultas dan 1 program pasca sarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syah Kuala di Banda Aceh Fakultas Ekonomi dan Fakultas kedokteran hewan dan peternakan, IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah menjadi UNIMED dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Politeknik Negeri Medan dari Politeknik USU. Kampus USU Padang Bulan terletak di sebelah barat daya kota Medan, 7 KM dari pusat kota. Kampus ini memiliki luas 116 Ha dengan luas zona akademik 93,4 Ha, merupakan pusat utama kegiatan Universitas. Di sini terdapat lebih dari seratus bangunan dengan total luas lantai 133.141 m 2 . Selain bangunan pendidikan dan penunjang, diareal kampus juga terdapat berbagai fasilitas sosial dan publik seperti taman dan fasilitas olahraga. Lahan ini yang telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu diperuntukkan untuk menampung Universitas Sumatera Utara kegiatan universitas dengan jumlah mahasiswa hingga 20.000 orang dan saat ini jumlah mahasiswa USU telah mencapai 25.000 orang. Berdasarkan pengamatan peneliti selama di lapangan, di areal kampus juga terdapat warung internet dengan tarif yang relatif murah, yaitu Rp.3000,-jam, tepatnya berada di areal Perpustakaan USU. Sedangkan diluar areal kampus, warung internet juga dapat ditemui dengan mudah karena berada tidak jauh dari areal kampus, tepatnya di daerah Padang Bulan, meliputi Jl. Jamin Ginting, daerah Sumber, dan Pasar I, yaitu sebanyak 38 warung internet, dan di Jl. Dr. Mansyur terdapat sebanyak 9 warung internet. Warung-warung internet yang berada di lokasi sekitar areal kampus USU tersebut, sebagian besar pelanggannya adalah mahasiswa USU. Untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah mahasiswa sesuai dengan kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk usia 19 sd 24 tahun, USU sejak beberapa tahun yang lalu telah mengupayakan lahan baru untuk perluasan kampus. Dengan bantuan berbagai pihak, USU saat ini sedang mempersiapkan lahan kampus perluasan di Kwala Bekala dengan luas 300 Ha. Setelah UI, ITB, IPB dan UGM, menjadi sebuah Perguruan Tinggi Negeri berbadan hukum yakni Badan Hukum Milik Negara BHMN, kini menyusul USU telah menjadi sebuah PTN ke-5 berbadan hukum yang sama. Ini dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 56 Tahun 2003 yang telah menetapkan bahwa USU resmi sebagai Badan Hukum Milik Negara BHMN, yang ditetapkan pada tanggal 11 November 2003 dan ditetapkan langsung oleh Presiden RI, Ibu Megawati Soekarno Putri. Universitas Sumatera Utara III.1.2. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara a. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara terdiri dari 2 kategori yang meliputi : 1. Tanah 2. Bangunan Tabel 2. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara KATEGORI LUAS m 2 1. Tanah - Kampus Padang Bulan - Pusdiklat - Kebun Percobaan - Lahan Simalingkar - Bungalow Berastagi - Area Keperawatan - Lahan Kampus Kwala Bekala - Lahan Perkebunan Jumlah 2. Bangunan - Fakultas - Lembaga - Perpustakaan - Kantor Pusat Administrasi - Unit Penunjang - Gedung Pertemuan - Asrama - Unit Kegiatan Mahasiswa - Wisma - Pusdiklat - Gedung Olah Raga - Lain-lain Jumlah 1.160.030 28.301 6.040.000 12.360 2.855 38.242 3.000.000 60.000.000 70.281.788 133.141 1.605 7.634 6.414 4.239 8.993 1.158 2.189 638 861 1.744 15.806 184.422 Sumber: http:www.usu.ac.idindex.php b. Unsur Penunjang Universitas Sumatera Utara Sejumlah unsur penunjang Unit Pelaksana Teknis ikut berperan aktif mendukung proses belajar mengajar di lingkungan Universitas Sumatera Utara antara lain : 1. Perpustakaan 2. UPT. Penerbit dan Percetakan USU Press 3. UPT. Pusat Informasi dan Humas USU 4. UPT. Pusat Komputer 5. Unit Pengembangan Pendidikan UPP 6. Unit Audiovisual dan Elektronika AVEL 7. Badan Konsultasi dan Bimbingan Mahasiswa BKBM 8. Laboratorium Ilmu Dasar LIDAMKDU 9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengabdian Pada Masyarakat PusdiklatPPM 10. Pusat Bahasa 11. WorkshopBengkel 12. Badan Koordinator Olah Raga BAKOR c. Fasilitas Lainnya Adapun Fasilitas lain yang membentuk terbentuknya kehidupan sosial di lingkungan kampus antara lain : a. Asrama Mahasiswa b. Koperasi Keluarga Besar USU c. Poliklinik USU d. Pusat Jasa Ketenagakerjaan PJK USU e. Wisma USU f. Rumah Ibadah g. Warung Pos dan Telekomunikasi – KKB USU h. Kantor Pos i. Bank j. Auditorium Universitas Sumatera Utara k. Gelanggang Mahasiswa III.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Sumatera Utara a. Visi Visi dari Univeristas Sumatera Utara adalah University for Industry.

b. Misi

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi. 2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran. 3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.

c. Tujuan

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran. 2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan senibudaya serta kemanusiaan. 3. Mengembangkan pusat indormasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjaminan mutu yang handal. Universitas Sumatera Utara 4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demokratis. 5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif. 6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar departemenprogram studi. 7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasamakemitraan dalam usaha-usaha ventura. 8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain. 9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada pembelajaran sesuai kebutuhan demand-driven learning system. III.1.4. Pilihan Program Studi a. Program Sarjana S1 Terdiri dari Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Ekonomi, Kedokteran Gigi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Farmasi.

b. Program Sarjana S1 Ekstension

Terdiri dari Program Studi Manajemen, Akuntansi, Ekonomi PembangunanPerbankan, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Teknik Industri, Teknik Kimia, Agronomi, Sosial Ekonomi Pertanian, Ilmu Hukum, Sastra Inggris, Bahasa Jepang, Ilmu Perpustakaan, Kesehatan Masyarakat, Kimia, Matematika, Biologi, Fisika, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komuikasi.

c. Program Pascasarjana S-2

Terdiri dari Agronomi, Ilmu Tanah, Ilmu Hukum, Pengelolaan Alam dan Lingkungan, Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, Kimia, Magister Manajemen, Biometik, Farmasi, Lingustik, Kenotariatan, Ilmu Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, Fisika, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Industri, Kesehatan kerjaMasyarakat, Administrasi Kebijakan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri, Studi Pembangunan, Matematika, Ilmu Kedokteran Tropis, Biologi dan Psikologi.

d. Diploma III D-III

Terdiri dari Program Studi Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan, Perpustakaan, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Pariwisata, Kimia Analisis, Komputer, Statistik, Fisika Instrumen, Kimia Industri, Administrasi Perpajakan, Keperawatan, dan Analisis Farmasi.

e. Diploma IV D-IV

Terdiri dari Program Studi Perawat Pendidik, Bidan Pendidik, Teknologi Kimia industri, Teknologi Mekanik Industri, Teknologi Instrumental Pabrik, Teknik dan Manajemen Pabrik. Universitas Sumatera Utara

f. Program Doktor

Terdiri dari Ilmu Hukum, Ilmu Pertanian, Ilmu Kimia, Ilmu Kedokteran, Lingustik dan Perencanaan Wilayah Pedesaan.

g. Pendidikan Profesi

Terdiri dari Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu OBS dan Ginekologi, Ilmu Penyakit mata, Ilmu Penyakit Paru, Ilmu PsikiatriJiwa, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu THT, Ilmu Patologi Klinik, Ilmu Patologi Anatomi, Neurologi, Anestesiologi, Forensik Medis, Kardiologi, Radiologi, Orthopedi, Dokter, Akuntansi, Apoteker, Dokter Gigi dan N E R S. III.1.5. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara Struktur organisasi Universitas Sumatera Utara USU sebagai PT BHMN terdiri dari Mejelis Wali Amanat MWA, Dewan Audit, Senat Akademik, Pimpinan Universitas, unit-unit pelaksana akademik, unit-unit pelaksana administratif, dan unit-unit penunjang.

a. Majelis Wali Amanat

Majelis Wali Amanat MWA adalah organ tertinggi Universitas. MWA merupakan suatu badan independen dengan anggota sebanyak 21 orang yang terdiri dari satu orang mewakili Pemerintah Pusat Menteri Pendidikan Nasional, Rektor, delapan orang mewakili Senat Akedemik, dan sebelas orang mewakili Universitas Sumatera Utara masyarakat. MWA bertugas untuk menetapkan kebijakan umum dalam bidang non akademik, mengangkat pimpinan Universitas dan memberhentikannya, mensahkan rencana strategis, rencana kegiatan dan anggaran tahunan, mengevaluasi kinerja pimpinan Universitas, menyampaikan laporan tahunan, dan rekomendasipendapat kepada Menteri Pendidikan Nasional. Hingga saat ini, MWA telah mengeluarkan sembilan keputusan termasuk Anggaran Rumah Tangga ART, mengangkat Rektor dan para pembantu Rektor, dan menetapkan Kebijakan Umum Universitas.

b. Senat Akademik

Senat Akademik SA adalah badan normatif tertinggi dalam bidang akademik. Keanggotaan SA terdiri dari Rektor dan para Pembantu Rektor, para Dekan, perwakilan dosen guru besar dan dosen non guru besar, Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi, dan Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Senat Akademik melalui suatu proses seleksi menominasikan calon Rektor. Rektor diangkat dan bertanggung jawab kepada Majelis Wali Amanat MWA.

c. Dewan Guru Besar

Dewan Guru Besar DGB yang terdiri dari 177 anggota berfungsi sebagai dewan penasehat dalam hal pengembangan keilmuan dan kualitas pendidikan di Universitas.

d. Dewan Audit

Dewan Audit dibentuk oleh Majelis Wali Amanat MWA yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi hasil audit internal dan eksternal atas nama MWA. Universitas Sumatera Utara

e. Pimpinan

1. Pimpinan Universitas

Prof. Chairuddin P.Lubis, DTMH, SpAK Rektor Prof. Dr. Sumono, MS Pembantu Rektor I bidang Akademik Drs. Subhilhar, M.A Pembantu Rektor II bidang Kepegawaian dan Keuangan Dr. Linda Maas, M.P.H Pembantu Rektor III Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Pembantu Rektor IV bidang Perencanaan dan Kerjasama Ir. Isman Nuriadi Pembantu Rektor V bidang Aset dan Perlengkapan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec., Ak Sekretaris Eksekutif

2. Pimpinan Fakultas

Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, M.Sc Direktur Sekolah Pasca Sarjana Prof. Gontar A. Siregar, Sp. PD –KEGH Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. IR. Zulkifli Nasution, M.Sc Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Sc Dekan Fakultas Teknik Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ismet Danial Nasution, Drg., Ph.D Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Drs. Wan Syaifuddin. M.A, Ph.D Dekan Fakultas Sastra Dr. Eddy Marlianto, M.Sc Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Ria Masniari Lubis, M.Si Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof. Dr. Sumadio Dekan Fakultas Farmasi

3. Pimpinan Lembaga

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Opini Mahasiswa Dan Tayangan Pemberitaan Kinerja KPK (Studi Deskriptif Tentang Opini Mahasiswa Fakultas Hukum USU Terhadap Tayangan Pemberitaan Kinerja KPK Terkait Kasus Korupsi Nazaruddin di TV One)

4 46 95

Opini Mahasiswa Terhadap Iklan Nasional Demokrat (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Terhadap Iklan Nasional Demokrat Di Metro TV)

0 54 90

Opini Mahasiswa Terhadap Figur Obama Dalam Iklan Wafer Tango (studi deskriptif terhadap mahasiswa Universitas Sumatera Utara).

1 55 148

Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia Dan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Tayangan MTV Insomnia Terhadap Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 47 157

YouTube: Broadcasting The World dan Opini Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Opini Mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Penggunaan Situs YouTube sebagai Media Komunikasi Global)

2 82 138

MOTIF ANAK MUDA MENONTON TAYANGAN MTV "INSOMNIA" di GLOBAL TV (Studi pada Anak Muda di "Angkringan Klaten" Jalan Soekarno-Hatta Malang)

0 2 48

Tayangan Stand Up Comedy Terhadap Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 12 84

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya).

0 4 89

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya)

0 0 11