66
pengusaha pribumi atau golongan ekonomi lemah GEL, telah ada sejak lama pada berbagai pemerintahan.
Banyak pihak memandang bahwa kelemahan utama dalam pembangunan ekonomi nasional karena menyimpang dari prinsip dasar
pembangunan, yakni dari masyarakat untuk masyarakat. Fundamental ekonomi nasional sangat lemah dan terkesan rapuh karena mengabaikan
pemerataan dan terlalu berpihak kepada golongan ekonomi besar seperti kelompok konglomerasi. Kendatipun demikian, bangsa Indonesia patut
bersyukur dalam kondisi multi krisis, ekonomi nasional masih mampu bertahan dan tidak sampai bangkrut secara total karena diselamatkan oleh
UKM.
2. Perkembangan Usaha Kecil Menengah UKM
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar
jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Peranan usaha
kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta . Departemen Koperasi
dan UKM.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, UKM memiliki peranan baru yang lebih penting lagi yaitu sebagai slah satu faktor utama
67
pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekspor non-migas dan sebagai industri pendukung yang membuat komponene-komponen dan
spare parts untuk Usaha besar UB lewat keterkaitan produksi misalnya dalam bentuk subcontracting. Bukan hanya UB saja, tetapi UKM juga
bisa berperan penting dalam pertumbuhan ekspor dan bisa bersaing di pasar domestik terhadap barang-barang impor maupun di pasar global. Di
Indonesia, UKM sangat diharapkan dapat menjadi salah satu pemain penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia tidak hanya di dalam
negeri tetapi lebih penting lagi di luar negeri, jadi salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan dan jasa atau neraca
pembayaran.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisa Deskriptif
a. Analisa Deskriptif PDB Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor
Ekonomi Tahun 2000-2009 Atas Dasar Harga Konstan Miliar Rupiah di Indonesia
Produk Domestik Bruto PDB adalah pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. Produk domestik
bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam
suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Mankiw, 2007.
68
Ada dua cara untuk melihat PDB. Salah satunya adalah dengan melihat PDB sebagai pendapatan total dari setiap orang dalam
perekonomian. Cara lain untuk melihat PDB adalah sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian. PDB
disajikan dalam dua versi penilaian, yaitu “atas dasar harga berlaku”, yakni menggunakan harga tahun berjalan serta “atas dasar harga
konstan”, yaitu menggunakan data harga tahun tertentu tahun dasar. Pada tabel 4.1 terlihat bahwa sumbangan pada ketiga sektor
UKM yang berorientasi pada ekspor yakni 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; 2Pertambangan dan Penggalian; 3
Industri Pengolahan mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai 2009 terus mengalami peningkatan. Penyumbang terbesar pertama
adalah sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. Dengan sumbangan terbesar terjadi pada tahun 2009 sebanyak Rp. 284.352,7
miliar, salah satu alasan yang dapat diterima adalah rendahnya harga output produk primer pertanian yang bersamaan dengan naiknya harga
input, terutama yang bersumber dari impor. Sektor pertanian yang sangat didominasi pertanian pangan memang sangat terbatas
kemampuannya untuk menjadi sumber pertumbuhan, terutama beras. Selanjutnya penyumbang terbesar kedua dari tiga sektor tersebut
terjadi pada sektor industri pengolahan terjadi perubahan yang drastis secara riil ada kemajuan yang berarti bagi peran usaha kecil menengah.
Di ikuti dengan peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian.
69
Yang terjadi kenaikan yang cukup tajam pada tahun 2006, dari sumbangannya sebanyak 123.799,1 milyar menjadi 161.244,2.
Tabel 4.1 PDB Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun
2000-2009 Atas Dasar Harga Konstan Miliar Rupiah
Tahun Sektor
PPKP PPG
IP
2000 207.054,1
13.813,2 99.687,0
2001 213.587,9
14.267,5 103.547,1
2002 221.017,1
14.975,6 107.297,6
2003 229.575,7
15.727,9 113.460,7
2004 236.192,4
16.468,7 118.944,7
2005 242.883,8
17.624,2 123.799,1
2006 251.123,1
18.906,1 161.244,2
2007 260.053,8
20.357,4 167.729,9
2008 272.882,2
21.704,5 172.187,0
2009 284.352,7
23.155,6 180.755,4
Sumber : Kementrian UKM dan Koperasi, 2010 Keterangan : PPKP : Sektor
pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan PPG : Sektor pertambangan dan penggalian
IP : Sektor industri pengolahan
Kemampuan tenaga kerja dalam menciptakan nilai tambah sangat berbeda antara satu kelompok usaha dengan lainnya dan mencerminkan
karakteristik masing-masing. Tenaga kerja merupakan modal dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, apabila tenaga kerja tersebut
70
sebagai sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Seiring dengan pertumbuhan unit usaha UKM, dalam
penyerapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan yang cukup berarti.
Tabel 4.2 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor
Ekonomi Tahun 2000-2009
Tahun Sektor
PPKP PPG
IP 2000
34,525,866 334,354
8,565,920
2001
37,122,242 436,079
8,147,718
2002
38,116,561 430,458
8,284,726
2003
39,302,805 481,344
8,200,177
2004
37,650,304 528,242
8,350,149
2005
38,833,911 564,365
9,283,965
2006
42,034,597 856,817
9,980,481
2007
42,288,163 940,733
10,470,658
2008
42,222,835 971,274
10,768,907
2009
42,560,349 1,046,418
11,037,496
Sumber : Kementrian UKM dan Koperasi, 2010 Keterangan : PPKP : Sektor
pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan PPG : Sektor pertambangan dan penggalian
IP : Sektor industri pengolahan
Jumlah tenaga kerja pada kelompok UKM terdapat pada sektor pertanian, hal ini dikarenakan Indonesia sebagai negara agrikultural
71
yang sebagian besar wilayahnya strategis dalam mengembangkan sektor pertanian. Sehingga sebagian besar penduduk yang menempati
wilayah pertanian bekerja sebagai petani. Dalam tabel 4.2 terlihat bahwa dari tahun 2000-2009 pergerakan tingkat penyerapan tenaga
kerja hampir sama dengan nilai yang berbeda, yakni semakin meningkat setiap tahunnya, namun ada juga yang mengalami penurunan namun
tidak terlalu signifikan yang terjadi pada sektor industri pengolahan pada tahun 2000 sebanyak 8.565.920 orang turun menjadi 8,147,718
pada tahun 2001. Kinerja ekspor nonmigas Usaha Kecil, Menengah dan Besar
berdasarkan sektor ekonomi selama tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukan lebih dari 85 ekspor nasional didominasi sektor industri
pengolahan. Secara umum total ekspor sektor industri pengolahan mengalami peningkatan yang tajam dar tahun ke tahun. Peningkatan ini
boleh jadi disebabkan kemampuan mengembangkan investasi untuk memproduksi komoditi ekspor pada usaha skala menengah masih
belum terkendala dampak krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan andil para profesional muda yang hengkang atau terkena PHK yang
kemudian bergabung atau mendirikan usaha sendiri mampu meningkatkan kinerja ekspor pada kelompok usaha menengah ini.
72
Tabel 4.3 Ekspor Barang Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor Ekonomi
S u
m b
e r
: K
e m
e n
t r
i a
n U
K M
d a
n K
o Sumber : Kementrian UKM dan Koperasi, 2010
Keterangan : PPKP : Sektor
pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan PPG : Sektor pertambangan dan penggalian
IP : Sektor industri pengolahan
Pada tahun 2003 terjadi peningkatan ekspor pada semua skala usaha terhadap tahun sebelumnya sebaliknya sektor pertanian
mengalami penurunan nilai ekspornya pada semua skala ditahun yang sama. Secara keseluruhan dari tabel tersebut juga dapat menunjukkan
bahwa peluang ekspor semakin meningkat dan terbuka terutama ekspor barang-barang non migas, serta menuntut peningkatan perhatian
pemerintah mengingat pada saat ekonomi mulai membaik seperti saat
Tahun Sektor
PPKP PPG
IP 2000
10,440,139 753,699
15,474,958
2001 10,703,452
845,922 14,133,871
2002 10,698,489
1,027,878 15,630,368
2003
10,596,996 1,037,831
15,515,359
2004
12,339,057 1,196,830
16,845,341
2005 13,399,433
1,417,414 18,209,336
2006 11,994,461
723,422 20,327,093
2007 10,514,276
741,027 24,162,054
2008 11,773,616
848,157 28,827,049
2009 10,776,797
873,738 27,768,052
73
ini pemasukan devisa dari ekspor merupakan salah satu pendapatan negara yang cukup diandalkan. Sekalipun gambaran mengenai peluang
ekspor Indonesia di atas memberikan tanda-tanda membaik, namun masih perlu kita cermati beberapa hambatan yang dialami UKM dalam
mengakses pasar global kedepan.
Tabel 4.4 Jumlah Unit Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor Ekonomi
Tahun 2000-2009
Tahun Sektor
PPKP PPG
IP 2000
23,518,616 151,007
2,618,973
2001 24,014,278
200,060 2,557,549
2002 24,947,009
178,990 2,747,533
2003 25,345,988
203,692 2,659,824
2004
25,799,906 210,322
2,740,070
2005
26,259,895 235,400
2,795,237
2006 26,209,073
246,414 3,163,050
2007 26,383,268
263,250 3,179,143
2008 26,227,297
261,341 3,238,111
2009 26,369,299
271,929 3,268,496
Sumber : Kementrian UKM dan Koperasi, 2010 Keterangan : PPKP : Sektor
pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan PPG : Sektor pertambangan dan penggalian
IP : Sektor industri pengolahan
74
Bila dilihat secara sektoral, lebih dari separuh populasi UMKM di tahunbergerak disektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
meskipun peningkatan dar tahun ke tahun tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan teknologi dan kurangnya skill dalam
mengembangkan sektor ini.
Tabel 4.5 Investasi Usaha Kecil Menengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun
2000-2009 Atas Dasar Harga Konstan Juta Rupiah
Tahun Sektor
PPKP PPG
IP 2000
10,440,139 753,699
15,474,958
2001 10,703,452
845,922 14,133,871
2002 10,698,489
1,027,878 15,630,368
2003 10,596,996
1,037,831 15,515,359
2004
12,339,057 1,196,830
16,845,341
2005
13,399,433 1,417,414
18,209,336
2006 11,994,461
723,422 20,327,093
2007 10,514,276
741,027 24,162,054
2008 11,773,616
848,157 28,827,049
2009 10,776,797
873,738 27,768,052
Sumber : Kementrian UKM dan Koperasi, 2010 Keterangan : PPKP : Sektor
pertanian, perternakan, kehutanan dan perikanan PPG : Sektor pertambangan dan penggalian
IP : Sektor industri pengolahan
75
Bila dilihat selama periode tahun 2000-2009, iklim investasi pada berbagai tingkat skala usaha masih belum banyak berubah. Dalam
kurun waktu tersebut UK masih merupakan kelompok yang paling rendah penyerapan investasinya yaitu rata-rata sebesar 20,6 persen per
tahun dan diikuti oleh UM rata-rata sebesar 25,8 persen per tahun. Secara keseluruhan penyerapan investasi pada UKM hanya mencapai
46,4 persen per tahun. Bila hal ini dibandingkan dengan jumlah usaha yang demikian besar pada kelompok ini, maka dapat dikatakan bahwa
UK bukan merupakan usaha yang bersifat padat modal.
2. Estimasi Model Data Panel