Perumusan Masalah Ruang Lingkup pembahasan Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Tinjauan Pustaka

menganalisis dalam skripsi yang berjudul “Analisis Makna Kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam Kalimat Bahasa Jepang Ditinjau dari Segi Semantik”

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba menjelaskan masalah kata yang bersinonim dougigo dalam bahasa Jepang yang sering membuat pembelajar bahasa Jepang kesulitan dalam mengartikan menurut konteks kalimatnya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Seperti kata sifat Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang dimana mempunyai arti yang sama secara leksikal, yaitu Kecil atau Sekecil-kecilnya Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar Eedisi Bahasa Indonesia, kedua kata tersebut ketika dipakai dalam kalimat akan lain penggunaannya, tergantung pada situasinya sehingga sering terjadi salah pemakaian. Untuk membahas masalah yang mempunyai makna yang sama, tetapi nuansanya berbeda dalam kalimat seperti Chiisai, Komakai dan Kuwashii ini, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Seperti apa pengertian kata sifat Chiisai, Komakai, dan Kuwashii 2. Bagaimana makna kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang. Universitas Sumatera Utara

1.3 Ruang Lingkup pembahasan

Kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii jika terjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya Kecil atau Sekecil-kecilnya Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar Edisi Bahasa Indonesia. Akan tetapi kedua kata ini tidak dapat digunakan begitu saja, karena harus disesuaikan dengan kondisi yang tepat dalam kalimat. Dalam penelitian ini penulis menfokuskan pembahasan bagaimana penggunaan kata Chiisai Komakai dan Kuwashii pada kalimat bahasa Jepang. Dalam pembahasannya masing-masing Chiisai 6 buah kalimat, Komakai 5 buah kalimat dan Kuwashii 5 buah kalimat yang diambil dari majalah dan buku-buku yang berbahasa Jepang. Sebelum membahas inti permasalahan, penulis juga membahas tentang kata sifat secara umum serta akan menfokuskan teori tentang Chiisai, Komakai dan Kuwashii dengan tujuan memudahkan dalam pembahasannya.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

a. Tinjauan Pustaka

Fokus dari penelitian ini adalah analisis penggunaan kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang. Untuk itu penulis menggunakan konsep atau definisi yang berhubungan dengan lingustik, terutama di bidang semantik. Linguistik adalah ilmu yang mengkaji tentang seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia. Universitas Sumatera Utara Menurut Alwasilah Abdul Chaedar 1994:5, Linguistik itu adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objeknya adalah bahasa lisan dan tulisan yang memilki ciri lainnya, semantik, rasional, umum, sebagai pemberian dari kenyataan struktur pembagian aturan-aturan bahasa. Menurut Motojiro dalam Sudjianto 1996:27, terdapat sepuluh jenis kelas kata dalam bahasa Jepang, yaitu: 1. Doushi kata kerja 2. Keiyooshi kata sifat berakhiran I 3. Keiyoodoushi kata sifat berakhiran NA 4. Meisi kata benda 5. Fukushi kata keterangan 6. Rentaishi pra kata benda 7. Setsuzokushi kata sambung 8. Kandoushi kata seru,kata serapan,dan kata panggilan 9. Jodoushi kata kerja kopula 10. Joshi kata bantu Dari pembagian kata tersebut salah satunya adalah kata sifat keiyooshi. Dalam bahasa Jepang kata sifat Keiyooshi terdiri dari dua jenis yaitu I-keiyooshi dan Na-keiyooshi yaitu kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu dengan sendirinya dapat menjadi predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk Kitahara, dalam skripsi Novalia Hutapea 2006: 6. Kata-kata yang termasuk I-Keiyooshi dapat Universitas Sumatera Utara menbentuk Bunsetsu yang diantaranya dapat berdiri sendiri membentuk sebuah kalimat tanpa bantuan kata lain. Setiap kata yang termasuk I-Keiyooshi selalu diakhiri dengan silabel I dalam bentuk kamusnya dapat menjadi predikat dan dapat juga dapat menjadi kata keterangan yang menerangkan suatu kalimat, kelas kata ini mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat. Contoh : Nagai panjang, Muzukashi sulit dan lain-lain. Sedangkan Na-keiyooshi sering disebut Keiyoudoushi jintsugo dan dapat berdiri sendiri membentuk sebuah kalimat tanpa bantuan kata lain. Setiap kata yang termasuk Na-keiyooshi selalu diakhiri dengan silabel Na. Oleh sebab itu, perubahannya mirip dengan dooshi sedangkan artinya mirip dengan keiyooshi, maka kelas kata ini diberi nama keiyoodooshi Iwabuchi, dalam Sudjianto 1989:96. Selain predikat, Na-keiyooshi pun dapat menjadi kata keterangan yang menerangkan kata lain pada suatu kalimat. Contoh : Hansamu na ganteng, Kirei na cantik dan Jyouju na pintar,pandai.

b. Kerangka Teori