secara memadai. Tanpa pengetahuan ini dia tidak akan dapat dengan tepat menjelaskan perbedaan dan persamaan semantik antara dua buah bentuk kata, serta
bagaimana menggunakan kedua bentuk kata yang mirip itu dengan benar. Sedangkan bagi orang awam atau orang kebanyakan pada umumnya,
pengetahuan yang luas akan teori semantik tidaklah diperlukan. Tetapi pemakaian dasar-dasar semantik tentunya masih diperlukan untuk dapat memahami dunia di
sekelilingnya yang penuh dengan informasi dan lalu lintas kebahasaan. Semua informasi yang ada di sekelilingnya, dan yang juga harus mereka serap, berlangsung
melalui bahasa, melalui dunia lingual. Sebagai manusia yang bermasyarakat tidak mungkin mereka bisa hidup tanpa memahami alam sekitar mereka yang berlangsung
melalui bahasa.
2.2 Sinonim
Secara etimologi kata sinonimi atau disingkat sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’, dan syn yang berarti ‘dengan’. Maka
secara harfiah kata sinonimi berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’ Chaer, 1994 :82.
Sementara menurut H.G Tarigan 1993:78 kata sinonim terdiri dari sin “sama” atau “serupa” dan akar kata onim ”nama” yang bermakna “sebuah kata yang
dikelompokkan dengan kata-kata lain di dalam klasifikasi yang sama berdasarkann makna umum. Dengan perkataan lain : sinonim adalah kata-kata yang mengandung
Universitas Sumatera Utara
arti pusat yang sama tetapi berbeda dalam nilai kata. Atau secara singkat : sinonim adalah kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama tetapi berbeda dalam konotasi.
Bambang Yudi Cahyono 1995:208 mengatakan bahwa sinonim adalah dua kata atau lebih, yang memiliki makna yang sama atau hampir sama, tetapi tidak
selalu dapat saling mengganti dalam kalimat. Contoh-contoh sinonim adalah sudah- telah, sebab-karena, meskipun-walaupun, jikalau-apabila, cinta-kasih, mati-
meninggal. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan
類義語 ruigigo.dalam
kamus sinonim atau 類義語辞典
ruigigo jiten karya Minazima Tatuo definisi sinonim adalah :
類義語というのは、意味が同じか、またはよく似ている単語のことである Ruigigo to iu no wa, imi ga onajika, matawa yoku niteiru tango no koto de aru.
‘Yang disebut dengan sinonim adalah kata yang memiliki arti sama atau sangat mirip’.
Perlu diperhatikan bahwa pengertian kesamaan makna yang digunakan dalam membicarakan sinonim tidak mesti sama secara utuh. Kadang-kadang sebuah
kata kata dapat cocok dalam kalimat tertentu, tetapi sinonim kata itu akan membuat
kalimat itu tidak enak didengar. Misalnya, kata makan cocok digunakan dalam kalimat Para pekerja bangunan sedang makan nasi ransum kiriman
majikannya. Akan tetapi bersantap yang merupakan sinonim kata itu terasa kurang
pas.
Universitas Sumatera Utara
Istilah sinonim dipakai karena pertindihan pada kata-kata yang bersinonim itu cukup sehingga menyebabkan kemiripan fungsi kata-kata yang bersinonim itu.
Kata jejaka dan kata duda dalam bahasa Indonesia memiliki banyak kemiripan
mengenai cirri-cirinya kecuali dalam status perkawinan. Pertindihan yang tidak luas itu tidak masuk dalam sinonim karena adanya perbedaan yang mendasar pada kata-
kata itu. Memang kedua kata itu memiliki persamaan bahwa yang dimaksud ialah seorang manusia yang berjenis kelamin laki-laki, tetapi persamaan itu tidak pernah
dihiraukan orang, justru perbedaanya yang menjadi pusat perhatian yakni perbedaan status perkawinannya.
Menurut Bambang Yudi Cahyono 1995:208 ada dua syarat suatu dikatakan sinonim, yaitu memiliki kemiripan hampir menyeluruh dan sesuatu yang
ada diluar kemiripan itu tidak dianggap penting dan tidak banyak berpengaruh. Sedangkan menurut T.Fatimah Djajasudarma 1999:42 ada tiga batasan untuk
sinonim, yaitu : 1. Kata-kata dengan referen ekstra linguistik yang sama
2. Kata-kata yang memiliki makna yang sama 3. Kata-kata yang dapat disulih dalam konteks yang sama
Tiap-tiap ahli bahasa membagi sinonim berbeda-beda. Dibawah ini akan diuraikan penggolongan sinonim menurut beberapa ahli bahasa:
Universitas Sumatera Utara
1. Pembagian sinonim dengan mengikuti Palmer dalam T.Fatimah Djajasudarma 1999:40 sebagai berikut :
a Perangkat sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah atau
bahasa asing dan yang lainnya, yang terdapat didalam bahasa umum. Mis,
konde dan sanggul, domisili dan kediaman, khawatir dan gelisah.
b Perangkat sinonim yang pemakaiannya bergantung kepada langgam dan laras
bahasa. Mis, dara, gadis, dan cewek; mati, meninggal, dan wafat.
Pemakaian kosakata langgam dan laras bahasa yang berbeda akan menghasilkan kalimat yang tidak apik ill-formed. Mis, “Cewek yang tinggal
di rumah besar itu kemarin wafat”. c
Perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya
sama. Mis, negarawan dan politikus; ningrat dan feodal.
d Perangkat sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata tertentu
keterbatasan kolokasi. Mis, telur busuk, nasi basi, mentega tengik, susu asam, baju apek, busuk, basi, tengik, asam dan apek memiliki makna yang
sama, yakni buruk, tetapi tidak dapat saling menggantikan karena dibatasi persandingan yang dilazimkan.
e Perangkat sinonim yang maknanya kadang-kaddang tumpang-tindih.
Misalnya, buluh dan bamboo; bumbu dan rempah-rempah; bimbang, cemas, dan sangsi; nyata dan kongkret.
Universitas Sumatera Utara
2. Penggolongan sinonim menurut pembagian Colliman dalam T.Fatimah Djajasudarma 1999:39-41 membagi jenis sinonim menjadi Sembilan, dan
bila kita lihat contohnya di dalam bahasa Indonesia, sebagai berikut : a
Sinonim yang salah satu annggotanya memiliki makna yang lebih umum
generik, bandingkan mis, menghidangkan dan menyediakan atau menyiapkan; kelamin dengan seks.
b Sinonim yang salah satu anggotanya memiliki unsur makna yang lebih
intensif. Mis, jenuh dan bosan; kejam dan bengis; imbalan dan pahala.
c Sinonim yang salah satu anggotanya lebih menonjolkan makna emotif.
Mis, mungil dan Kecil; bersih dan ceria; hati Kecil dan hati nurani.
d Sinonim yang salah satu anggotanya bersifat mencela atau tidak
membenarkan. Mis, boros dan tidak hemat; hebat dan dahsyat; mengamat-amati dan memata-matai di dalam bahasa Sunda dikenal
ujaran bodo ‘bodoh’ dan hese ngarti gancang poho ‘sulit mengerti cepat
lupa’. e
Sinonim yang salah satu anggotanya menjadi istilah bidang tertentu. Mis,
plasenta dan ari-ari; ordonansi dan peraturan; disiarkan dan ditayangkan.
Universitas Sumatera Utara
f Sinonim yang salah satu anggotanya lebih banyak dipakai didalam ragam
bahasa tulisan. Mis, selalu dan senantiasa; enak dan lezat; lalu dan lampau; bisa dan racun.
g Sinonim yang salah satu anggotanya lebih lazim dipakai di dalam bahasa
percakapan. Mis, kayak dan seperti; ketek dan ketiak.
h Sinonim yang salah satu anggotanya dipakai dalam bahasa kanak-kanak.
Mis, pipis dan berkemih; mimik dan minum; bobo dan tidur, mam mamam dan makan.
i Sinonim yang salah satu anggotanya biasa dipakai di daerah tertentu saja.
Mis, cabai dan lombok; sukar dan susah; lepau dan warung; katak dan kodok; sawala dan diskusi.
2.3 Pengertian Keiyooshi