Analisis Identitas Responden ANALISIS DATA

5.1 Analisis Identitas Responden

Untuk mengetahui data identitas responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka dapat dilihat dari uraian tabel-tabel dibawah ini : Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia No. Kategori Umur tahun Frekwensi F Persentase 1 2 3 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 10 13 7 33,33 43,33 23,34 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2010 Usia seseorang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, semakin banyak usia seseorang biasanya semakin matang pemikiran untuk tidak melakukan tindak kejahatan. Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun dimana pada tingkat usia tersebut seseorang memiliki emosi yang cukup tinggi, biasanya pada umur 30-41 tahun sudah memiliki keluarga dan sesuai dengan jawaban responden mayoritas tindakan pidana yang dilakukan adalah penganiayaan berat seperti KDRT, pembunuhan dan pencurian karena kesulitan ekonomi keluarganya. Responden yang berusia 21-30 tahun biasanya melakukan tindakan asusila, narkotika, dan merampok karena dominan masih memikirkan kebutuhan dan kesenangan sesaat. Sedangkan responden yang berusia 41-50 tahun biasanya melakukan tindakan pidana penganiayaan ringan dalam keluarga. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 Kristen Protestan Kristen Khatolik Islam 17 4 9 56,67 13,33 30 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Agama bukan faktor penyebab manusia untuk cenderung melakukan suatu tindak pidana, karena semua agama selalu mengajarkan kepada penganutnya agar melakukan kebaikan dan menjauhi segala tindakan yang jahat, namun pada kenyataan hidup sehari-hari banyak penganut agama tidak menuruti ajaran agamanya dan cenderung melakukan apa yang sesuai dengan keinginan tanpa memikirkan perbuatannya tersebut benar atau salah. Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa hanya ada 3 agama yang dianut responden yang menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong yaitu Kristen Protestan, Kristen Khatolik, dan Islam. Mayoritas responden beragama Kristen Protestan karena Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong terletak di Kabupaten Tapanuli Utara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan dan yang beragama Kristen Khatolik dan Islam merupakan penduduk minoritas sehingga narapidana yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB yang beragama Kristen Khatolik dan Islam juga minoritas. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 4 5 6 Jawa Batak Toba Karo Mandailing Simalungun Nias 4 12 2 3 6 3 13,33 6,67 10 20 10 20 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Suku yang merupakan penduduk asli di Kabupaten Tapunuli Utara khusunya Kecamatan Siborongborong adalah suku Batak Toba, dimana hampir 80 penduduk yang berdomisili adalah suku Batak Toba. Suku-suku lain merupakan suku pendatang yang kemudian tinggal dan menetap di Siborongborong, suku-suku pendatang tinggal menetap karena faktor pekerjaan atau menikah dengan penduduk asli Siborongborong. Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui responden memiliki suku bangsa yang berbeda-beda. Sebagian besar responden adalah suku Batak Toba karena penduduk Kabupaten Tapanuli Utara juga mayoritas Batak Toba bukan karena suku Batak Toba cenderung lebih banyak melakukan kejahatan dibanding suku- suku lain. Suku-suku pendatang telah tinggal menetap dan dalam sehari-hari telah berbaur dengan suku Batak Toba sehingga berbagai suku pendatang ada yang menjadi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Siborongborong. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Distibusi Responden Berdasarkan Asal Daerah No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Medan Pematang Siantar Taput Dairi Humbahas Tapsel Tanah Karo Tobasa Samosir 2 3 7 2 5 2 2 5 2 6,67 10 23,33 6,67 16,66 6,67 6,67 16,66 6,67 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Lembaga Pemasyarakatan Siborongborong merupakan salah satunya lembaga pemasyarakatan yang ada di daerah pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yang terletak di Kecamatan Siborngborong. Sebelum adanya pemekaran wilayah Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan, dan Samosir adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Setiap kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara belum memiliki lembaga pemasyarakatan tapi memiliki rutan rumah tahanan yang menampung seseorang yang melakukan tindak pidana ringan dan yang belum dijatuhi pidana, setelah dijatuhi pidana dimasukkan ke Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong. Responden yang berasal dari luar daerah Tapanuli seperti Medan, Pematang Siantar, Dairi, Tanah Karo dan Tapanuli Selatan merupakan narapidana pengasingan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 4 5 SD SLTP SLTA Diploma S1 8 11 7 3 1 26,67 36,67 23,33 10 3,33 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk menambah pengetahuan dan kecerdasan dari manusia itu sendiri. Pendidikan juga berpengaruh dalam merubah perilaku seseorang untuk menilai yang baik ataupun buruk, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin matang pula pemikirannya untuk tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum, dan biasanya yang banyak melakukan tindak pidana adalah orang-orang yang memiliki pendidikan yang rendah dan yang tidak memiliki pekerjaan sehingga mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan kriminal. Peneliti menemukan salah satu responden berpendidikan sarjana S1 tehnik kimia bernama Humiras Silaban 40 tahun dan peneliti tertarik mewawancarainya dan pak Humiras Silaban menyatakan “saya dulu bekerja di TPL Toba Plup Lestari, saya menganiaya salah satu teman kerja saya karena selisih paham akibatnya saya kehilangan pekerjaan dan harus menjalani hukuman di LP ini, sekarang saya menyesali perbuatan saya, tapi semuanya tidak ada gunanya lagi”. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah disebabkan keadaan ekonomi orang tua yang tidak mendukung sehingga rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden mempengaruhi taraf kehidupan dan pola pikir responden dalam mengambil keputusan dan tindakan tanpa berpikir panjang. Tabel 5.6 Distribusi Respoden Berdasarkan Tindak Pidana No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 4 5 6 Asusila Perampokan Pembunuhan Pencurian Narkoba Penganiayaan 4 5 3 6 8 4 13,33 16,67 10 20 26,67 13,33 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Berdasarkan tabel 5.6 tindak pidana terbanyak adalah kasus narkoba. Hal ini disebabkan semakin maraknya peredaran narkoba di daerah Sumatera Utara sehingga sangat mudah untuk mendapatkan narkoba tersebut. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang responden kasus narkoba yang tidak bersedia namanya dicantumkan menyatakan “jenis-jenis narkoba itu sangat banyak dan mudah didapat karena peredaran narkoba itu menghasilkan keuntungan besar bahkan ada saja aparat negara yang ikut terlibat dalam peredaran narkoba tersebut”. Universitas Sumatera Utara Dalam tindak pidana perampokan dan pencurian, responden mengaku bahwa mereka melakukannya karena kesulitan ekonomi yang disebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jika hanya mengandalkan pendidikan yang rendah. Sedangkan responden yang melakukan tindak pidana asusila, pembunuhan, dan penganiayaan mengaku mereka melakukannya karena nafsu sesaat, dendam dan sakit hati terhadap korbannya. Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Masa Hukuman No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 4 5 1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun 20 tahun keatas 6 10 8 4 2 20 33,33 26,67 13,33 6,67 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Dengan berbagai macam perbedaan tindak pidana yang dilakukan responden, berbeda juga lama masa hukuman yang diterimanya. Semakin berat tindak pidana yang dilakukan, maka semakin lama masa hukuman yang diterima berdasarkan Undang-Undang yang belaku. Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong memiliki lama masa hukuman yang berbeda-beda mulai dari 1 tahun sampai lebih dari 20 tahun, responden menyatakan lama masa hukuman yang diterima sesuai dengan tindak pidana yang mereka lakukan, tindak pidana ringan seperti pencurian karena motif kesulitan ekonomi mendapat masa hukuman lebih sedikit Universitas Sumatera Utara bila dibandingkan dengan tindak pidana kasus pembunuhan berencana dan kasus narkoba yang menjadi bandar dan pengedar dijatuhi hukuman diatas 20 tahun. Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Masa Hukuman yang Telah Dijalani No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 4 5 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 7 9 6 5 3 23,33 30 20 16,67 10 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2010 Tabel 5.8 menunjukkan lama masa hukuman yang telah dijalani responden antara 1-5 tahun sesuai dengan penentuan sampel dalam bab metodologi penelitian yaitu yang menjadi sampel adalah narapidana yang telah menjalani masa hukuman 1-5 tahun. Penghuni lama dan penghuni baru di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong tidak dibeda-bedakan lagi hal ini didukung wawancara saya dengan Beni Syahputra yang menyatakan “sekarang antara penghuni lama dan penghuni baru saling menghargai dan menghormati sehingga jarang terjadi keributan di dalam LP, siapa saja yang melanggar peraturan itulah yang akan dikenakan sanksi oleh petugas”. Universitas Sumatera Utara

5.2 Analisis Data Penelitian