Partisipasi Narapidana Terhadap Program Pembinaan

5.2.3 Partisipasi Narapidana Terhadap Program Pembinaan

Partisipasi narapidana terhadap program pembinaan dapat dilihat dari keterlibatan responden dalam mengikuti dan melaksanakan program pembinaan. Hasil penelitian dari partisipasi responden terhadap program pembinaan diuraikan sebagai berikut : Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Pembinaan Pendidikan Umum No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak Mengikuti 7 4 19 23,33 13,33 63,34 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Berdasarkan tabel 5.22 menunjukkan sebagiaan besar responden tidak mengikuti pembinaan pendidikan umum, karena sebagian besar narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong telah lulus SLTP, SLTA dan bahkan ada yang diploma dan sarjana. Responden yang masih mengikuti pembinaaan pendidikan umum ada 7 orang dengan alasan masih kurangnya pendidikan dalam dirinya seperti masi buta huruf dan tidak tahu berhitung karena ada yang tidak tamat SD bahkan ada yang tidak pernah merasakan dunia pendidikan, dan responden yang kadang-kadang mengikuti pembinaan pendidikan umum sebanyak 4 orang dengan alasan sibuk melakukan kegiatan yang lain seperti narapidana yang bertugas memasak, kebersihan atau kesehatan sedang terganggu. Universitas Sumatera Utara Pembinaan pendidikan umum yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong hanya Kejar Paket A yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara, yang menugaskan UPT Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Siborongborong melaksanakan kegiatan pembinaan pendidikan umum di LP. Tabel 5.23 Distibusi Responden Berdasarkan Kegiatan Pembinaan Keterampilan No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak Mengikuti 22 5 3 73,33 16,67 10 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong menjalankan program pembinaan pendidikan keterampilan kepada narapidana seperti membuat alas kaki, sapu , merangkai papan bunga, perbengkelan, las karbit, las listrik, menenun ulos, dan pertukangan kayu. Keterampilan juga diberikan pada narapidana yang membantu pegawai seperti mengetik, membuat agenda, dan sebagainya. Berdasarkan Tabel 5.23 sebagian besar responden mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan karena mereka merasa kegiatan keterampilan sangat berguna bila nantinya mereka telah keluar dari LP. Narapidana yang memiliki keterampilan digunakan sebagai usaha untuk berdagang seperti tenunan ulos, dan merangkai papan bunga dan pertukangan kayu yang dijual kepada para pegawai atau pengunjung yang datang ke LP bahkan ada yang dijual sampai ke pajak. Universitas Sumatera Utara Responden yang menyatakan kadang-kadang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan karena melaksanakan kegiatan lain, menerima kunjungan keluarga. Ada juga responden yang beralasan kegiatan pembinaan keterampilan tidak sesuai minat dan bakat, hal inilah yang membuat mereka malas mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan. Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Pembinaan Rohani No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak Mengikuti 25 4 1 83,33 13,33 3,34 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Setiap narapidana berhak untuk melakasanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, yang dilaksanakan di dalam LP. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong telah meyelenggarakan pembinaaan rohani bagi narapidana. Melalui bimbingan dan penyuluhan agama, nilai-nilai luhur agama dapat tertanam dalam jiwa narapidana sehigga dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan melaksanakan nilai-nilai luhur ajaran agama akan berpengaruh positif bagi pembentukan mental sehingga hati nurani mereka menjadi kuat. Dengan demikian mereka tidak akan mudah terperosok kedalam perbuatan yang melanggar norma hukum, agama, sosial, dan kesusilaan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.24 dapat diketahui ada 1 orang responden yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan rohani. Responden bernama Parlindungan Sitorus 47 tahun narapidana yang berasal dari pedalaman Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir yang mengaku memeluk aliran agama Pormalim. Dari hasil wawancara peneliti dengan Parlindungan Sitorus menyatakan “kegiatan pembinaan rohani yang dilaksanakan di LP tidak sesuai dengan tata cara pelaksaan ibadah dengan agama yang saya percayai”. Di daerah pedalaman Kabupaten Toba Samosir sampai saat ini memang masih ada penganut aliran agama Pormalin yang banyak kecenderungan dengan agama Kristen Protestan. Proses pembinaan narapidana yang berjalan dengan baik diharapkan dapat membentuk narapidana menjadi individu yang berakal sehat, kerena konsepsi moral agama menuntut kesadaran yang mendalam bagi penganutnya. Pembinaan moral yang dilandasi pemahaman agama dengan sungguh-sungguh dan mendalam lebih banyak membantu narapidana dalam mempersiapkan diri untuk hidup kembali di tengah-tengah masyarakat Tabel 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan Keluarga No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 3 Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 1 23 6 3,33 76,67 20 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Universitas Sumatera Utara Setiap narapidana berhak menerima kunjungan dari keluarga, penasehat hukum, teman atau orang tertentu lainnya dan LP wajib menyediakan ruangan khusus untuk menerima kunjungan. Di depan pintu utama Lembaga Pemasyarakatan Siborongborong terpangpang pemberitahuan bagi pengunjung bertuliskan “terimakasih anda tidak memberikan uang tips suap bagi petugas LP”. Tulisan ini bertujuan agar semua urusan pengunjung tidak berkaitan dengan uang yang sering memperlancar kepentingan para pengunjung. Tabel 5.25 menunjukkan bahwa responden yang sering menerima kunjungan hanya 1 orang bernama Marthin Sihombing 20 tahun. Dari hasil wawancara penulis dengan Marthin sihombing menyatakan “saya sering dikujungi oleh orang tua saya dengan membawa makanan dan pakaian karena saya adalah anak satu-satunya dari orang tua saya dan rumah dekat dengan LP ini”. Dari hasil observasi peneliti semua keluaga atau teman narapidana yang hendak berkunjung diperiksa oleh petugas di pos jaga utama. Pengunjung dibatasi sebanyak 5 orang untuk menjaga keamanan, dan sebelum menemui narapidana yang dimaksudkan semua alat komunikasi wajib dititipkan di loker pos jaga Utama. Hal ini untuk mencegah penitipan barang-barang yang dilarang diberikan bagi narapidana seperti HP, barang tajam dan narkoba. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Rekreasi No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Mengikuti Kadang-kadang 27 3 90 10 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Rekreasi dilaksanakan dalam bentuk menonton televisi, bermain musik, pertandingan olahraga, dan membaca di perpustakaan yang disediakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong. Kegiatan rekreasi diadakan setiap sore hari, kecuali hari minggu yang diadakan dari pagi hari sampai sore hari. Tabel 5.26 menunjukkan sebagian besar responden menyatakan mengikuti kegiatan rekreasi karena responden merasa kegiatan rekreasi sangat dibutuhkan sebagai salah satu media untuk mendapatkan hiburan sehingga narapidana tidak merasa jenuh dan tidak terbebani dengan masa hukuman yang mereka terima. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Tonni Hasibuan 30 tahun yang sangat hobi dengan olahraga voly dan bulu tangkis menyatakan “kegiatan rekreasi seperti olahraga sangat bermanfaat bagi saya,membuat saya merasa terhibur dan olahraga ini bisa membuat saya tambah akrab dengan sesama narapidana bahkan petugas yang mau olahraga bersama dengan para narapidana”. Responden yang menyatakan kadang-kadang mengikuti kegiatan rekreasi karena tidak hobi dan biasanya mereka hanya menonton bila ada pertandingan olahraga yang diadakan di LP. Tidak ada responden menyatakan tidak mengikuti kegiatan rekreasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.27 Distribusi Reponden Berdasarkan Ketepatan Jadwal Kegiatan Pembinaan No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Ya Kadang-kadang 24 6 80 20 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong dalam mengikuti pembinaaan diatur dalam jadwal yang rutin dilakukan setiap minggu. Jadwal kegiatan biasanya berubah bila ada kegiatan yang bertambah dan berkurang dari program pembinaan. Berdasarkan tabel 5.27 mayoritas responden menyatakan mengikuti pembinaan tepat waktu karena narapidana melaksanakan kegiatan pembinaan yang sudah ditetapkan sesuai dengan arahan dari petugas, semua kegiatan yang dilakukan di LP Klas IIB Siborongborong telah mempunyai jadwal yang harus dipatuhi baik oleh petugas maupun oleh narapidana. Pergantian jadwal kegiatan ditandai oleh bunyi lonceng yang dipukul oleh petugas tepat pada waktunya. Responden yang menyatakan kadang-kadang mengikti pembinaan tepat waktu karena kadang-kadang responden malas dan kurang efektifnya sansi yang dilakukan petugas terhadap para narapidana yang tidak disiplin sehingga mempengaruhi kesadaran narapidana untuk selalu melakukan jadwal kegiatan dengan tepat waktu. Tidak ada responden yang menyatakan tidak mengikuti pembinaan dengan tepat waktu. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Terhadap Peraturan di LP No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Ya Kadang-kadang 28 2 93,33 6,67 Jumlah 30 100 Sumber: Kuesioner 2010 Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong menetapkan peraturan yang harus dilaksanakan oleh para narapidana maupun petugas. Keberhasilan pembinaan dipandang petugas lebih kepada tingkat kepatuhan narapidana terhadap peraturan yang berlaku di dalam LP. Sanksi diberikan kepada narapidana yang tidak mematuhi peraturan, seperti hasil wawancara saya dengan T.L Sibagariang,SH Kasi Adm Kamtib menyatakan “penegakan disiplin yang dilakukan melalui pemberian sanksi bukan suatu hukuman melainkan suatu bimbingan untuk mendidik secara teratur”. Tabel 5.28 menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu mematuhi peraturan yang ada di LP, hal ini karena kesadaran para narapidana akan perlunya mematuhi peraturan yang ada di LP merupakan demi membentuk pribadi para narapidana yang lebih baik. Responden yang kadang-kadang mematuhi peraturan yang ada di LP dikarenakan kurangnya kesadaran diri yang menganggap peraturan hanya waktu tertentu saja dipatuhi, jika tidak ada petugas yang melihat atau mengawasi peraturan itu bisa dilanggar. Tidak ada responden yang menyatakan tidak mematuhi peraturan di LP. Universitas Sumatera Utara Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Sarana dan Prasarana Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden diperoleh bahwa sebanyak 30 orang 100 menyatakan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong. Sebagian besar memberi alasan mereka menggunakan sarana dan prasarana yang ada karena sudah cukup memadai, hanya itu yang tersedia dan bisa digunakan, kecuali sarana kesehatan jika narapidana sakit berat maka tidak mungkin sarana yang seadanya digunakan, petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Siborongborong akan membawa narapidana yang sakit ke puskesmas atau rumah sakit umum dengan pengawalan petugas dari kepolisian. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu petugas yaitu bapak E.Silaban petugas jaga menyatakan ”pada sore hari sering narapidana meminta alat-alat olahraga dan meminta kunci ruangan menonton bila para petugaspembina lain termasuk pak Kalapas sudah pulang saya berikan menunggu malam hari tiba”. Menurut pak E.Silaban hal ini menunjukkan antusias para narapidana menggunakan sarana dan prasana yang ada jika ada waktu narapidana yang tidak dipakai sesuai jadwal kegiatan. Berdasarkan hasil skala likert lampiran 1 diketahui bahwa responden memiliki partisipasi terhadap program pembinaan dengan nilai sebagai berikut : = 128 : 7x 30 = 128 : 210 = 0,609 Universitas Sumatera Utara Keterangan : ∑ skor variabel partisipasi = 128 Jumlah sub variabel = 7 Jumlah responden = 30 Hasil skor variabel partisipasi V3 = 0,609 Hasil dari skala likert tersebut menunjukkan bahwa nilai partisipasi terhadap program pembinaan yaitu 0,609 dan berada diantara 0,33 sampai dengan 1, sehingga menunjukkan nilai respon yang positif. Dalam hal ini para responden ikut terlibat, mengikuti dan merasakan pemanfaatan dari program pembinaan yang diberikan.

5.2.4 Respon Narapidana terhadap Program Pembinaan