Metode Standarisasi Standardized Approach

kegiatan pendagangan lain. Penting untuk dicatat, bahwa kedua kegiatan outsourcing membawa risiko operasional untuk bank.

3.1.3 Pendapatan Kotor Gross Income Negatif

Pada periode tiga tahun, bank mungkin tidak selalu memperoleh pendapatan kotor gross income yang positif. Apabila pendapatan kotor gross income yang negatif dimasukkan pada rat-rata tiga tahun, ini mengacaukan perhitungan dan dapat mengkelirukan jumlah modal regulasi yang dibutuhkan. Komite Basel secara tegas mengatur pembebanan modal terdistorsi, maka supervisor bank memiliki hak untuk mengambil tindakan sesuai kerangka kerja pilar 2. Apabila pada kurun waktu tiga tahun ada pendapatan kotor gross income negatif, maka pendapatan kotor gross income ini tetap dimasukkan pada perhitungan, tetapi pendapatan kotor tahun tersebut dianggap nol.

3.2 Metode Standarisasi Standardized Approach

Standardized Approach mencoba mengatasi kurangnya sensitivitas risiko dari Basic Indicator Approach dengan cara : 1. Membagi aktivitas ke dalam delapan jenis bisnis. 2. Menggunakan pendapatan kotor gross income dari tiap jenis bisnis digunakan sebagai indikator risiko operasional atas masing-masing jenis bisnis. Model ini menjelaskan mekanisme-mekanisme metodologi dan penggandaan multiplier yang digunakan. Standardized Approach SA menggunakan pendapatan kotor gross income masing-masing jenis bisnis daripada mengunakan total pendapatan bank karena dapat diasumsikan bahwa pendapatan kotor gross income masing-masing jenis bisnis mengindikasikan ukuran operasi setiap jenis bisnis. Universitas Sumatera Utara Pendapatan koor gross income dengan demikian menghubungkan jumlah bisnis dalam satu jenis bisnis spesifik terhadap tingkat risiko operasional yang melekat di dalam bisnis tersebut. Dengan memecah bank menjadi bisnis yang berbeda-beda dan memberikan persentase yang berbeda kepada tiap jenis bisnis, Standardized Approach SA menghubungkan areal bisnis bank dan risikonya dengan pembebanan modal risiko operasional. Kebutuhan modal untuk tiap jenis bisnis dihitung sebagai persentase pendapatan kotor gross income jenis bisnis tersebut. Hasilnya ditambahkan untuk memberi total modal risiko operasional untuk bank. Menurut Standardized Approach SA, jumlah modal agregat dihitung untuk setiap tiga tahun terakhir. Jumlah agregat ini diambil rata-ratanya untuk menghasilkan jumlah modal regulasi risiko operasional yang dibutuhkan menurut pendekatan Standardized Approach SA . Modal regulasi agregat untuk tahun tunggal dihitung dengan menambahkan hasil pendapatan kotor gross income, dikalikan dengan faktor beta untuk setiap jenis bisnis. Tidak penting apakah pendapatan kotor gross income untuk setiap jenis bisnis negatif, karena secara sederhana dapat dimasukkan dalam perhitungan. Apabila jumlah keseluruhan untuk tahun tertentu adalah negatif, maka angkanya diganti menjadi nol 0 untuk perhitungan rata-rata. Jadi, nilai rata-rata menurut Standardized Approach SA selalu dihitung selama tiga tahun. Rumus perhitungan modal regulasi risiko operasional menurut Standardized Approach SA yang diperlukan adalah : 3-1 dimana : K TSA = adalah Modal regulasi yang diperlukan dalam Standardized Approach. Universitas Sumatera Utara GI 1-8 = adalah Pendapatan kotor gross income untuk tiap jenis bisnis. β 1-8 1. Pembiayaan Wholesale Corporate Finance = adalah Beta untuk tiap jenis bisnis.

3.2.1 Jenis Bisnis Risiko Operasional