Spesifikasi Penelitian Kewenangan Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

1. Spesifikasi Penelitian

Sifat penelitian ini adalah Deskriptif-analitis, deskritif maksudnya menggambarkan atau menelaah permasalahan terhadap Kewenangan Polri, Jaksa dan KPK dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi dan hambatan yuridis yang dihadapi Polri dalam melakukan penyidikan Tindak Pidana Korupsi yang terjadi di Jajaran Polda Sumatera Utara, khususnya Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara di Medan. Sedangkan analitis maksudnya data hasil penelitian diolah lebih dahulu, lalu dianalisis dan kemudian baru diuraikan secara cermat mengenai Kewenangan Polri dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Seperti dikemukakan oleh Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif analisis adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan fenomena yang diselidiki. 40 Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Mengambil istilah Ronald Dworkin, penelitian semacam ini juga disebut dengan istilah penelitian doktrinal doctrinal research, 41 yaitu penelitian yang menganalisis hukum dan yang tertulis didalam buku law as it is writen in the book. 42 Dalam penelitian ini bahan kepustakaan dan studi dokumen dijadikan 40 Soerjono Soekanto selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto III, Metedologi Reserarch, Yogyakarta: Andi Offset, 1998 hal.3. 41 Penelitian sejenis ini disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian hukum yang mempergunakan data skunder, Ronny Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Juri Mentri, Jakarta: Ghalia indonesia, 1988.hal.10. 42 Bismar Nasution. Metode penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, Medan: Makalah, disampaikan pada dialog interaktif tentang Penelitian Hukum dan hasil Penulisan Hukum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, tanggal 18 februari 2003, hal.1. Rumida Sianturi : Kewenangan Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, 2009 sebagai bahan utama sementara data lapangan yang diperoleh melalui wawancara akan dijadikan sebagai data pendukung atau pelengkap.

2. Sumber Data Penelitian